nusabali

Dear Para Dosen, Hati-Hati Pilih Jurnal Internasional, Waspadai Jurnal Cloning

  • www.nusabali.com-dear-para-dosen-hati-hati-pilih-jurnal-internasional-waspadai-jurnal-cloning
  • www.nusabali.com-dear-para-dosen-hati-hati-pilih-jurnal-internasional-waspadai-jurnal-cloning

DENPASAR, NusaBali.com – Melakukan penelitian dan menerbitkannya dalam sebuah jurnal merupakan sebuah tuntutan bagi akademisi saat ini. Sayangnya, penelitian yang sudah menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya bisa jadi sia-sia akibat kurang teliti memilih jurnal.

Kewajiban akademisi atau dosen untuk melaksanakan penelitian termaktub dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Kedua peraturan tersebut sama-sama menyebutkan bahwa selain sebagai pendidik profesional dan ilmuwan, dosen berkewajiban menyebarluaskan ilmu pengetahuan melalui, salah satunya, penelitian.

Tuntutan sebagai pendidik dan penyebarluas ilmu pengetahuan di tengah padatnya keperluan memimpin kuliah dan administrasi yang mengikutinya menyebabkan para dosen ini terkadang kurang menelusuri latar belakang penerbit jurnal yang dituju. Lebih-lebih, apabila jurnal yang dituju berskala internasional dan terindeks Scopus.

Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Lampung, Akhyar Rido MA PhD, kebanyakan dosen akan merasa senang luar biasa ketika menerima notifikasi bahwa artikel jurnal mereka diterima oleh penerbit. 

“Wah, begitu dua hari di-submit, langsung dapat notifikasi bahwa artikel diterima. Bukan main senangnya,” ujar Akhyar Rido MA PhD.

Pernyataan dari peneliti dengan 610 sitasi di Google Scholar ini disampaikan pada acara Sharing Session bersama para dosen dan beberapa mahasiswa Prodi Sastra Inggris, Fakultas Bahasa Asing Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, Rabu (5/10/2022).

Bertempat di Aula Saraswati Gedung Rektorat Unmas Denpasar, Akhyar Rido menjelaskan bahwa para dosen perlu curiga apabila ada penerbit jurnal yang memberi respons terlalu cepat apalagi langsung memberi status accepted tanpa review.

“Apalagi ada yang langsung kasih angka untuk menerbitkan, perlu ada ‘curigation’ (curiga) Bapak/Ibu, meskipun sudah gamblang ada tanda Q2 Scopus di website-nya,” tegas Akhyar Rido.

Kata akademisi dengan h-index 6 di Google Scholar ini, perlu diwaspadai kemungkinan adanya scamming dan laman penerbit yang sudah ditiru atau di-cloning oleh scammer. Walaupun jurnal tersebut asli, kemungkinan untuk discontinued dapat terjadi apabila terdeteksi oleh tim Scopus jika menunjukkan tren aktivitas yang kurang wajar.

“Jurnal terindeks Scopus yang paling bagus biasanya menerbitkan sekitar 20 artikel dalam satu edisi. Selain itu, bobot artikel penelitian satu dengan yang lain itu serupa,” jelas Akhyar Rido.

Tren aktivitas yang kurang wajar tersebut dijelaskan oleh rekan Akhyar Rido yang juga dosen di UTI Lampung yakni Dr Heri Kuswoyo MHum. Menurut Heri Kuswoyo, apabila jumlah artikel yang diterbitkan dalam satu edisi jurnal terlalu banyak dan jumlahnya terus meningkat dari edisi ke edisi perlu diwaspadai.

Jurnal yang terlalu mencampuradukkan disiplin ilmu dalam satu edisi juga perlu dicurigai bahwa jurnal tersebut tidak bereputasi dan adanya kemungkinan scamming. Untuk menghindari kemungkinan terburuk dalam menerbitkan penelitian, Heri Kuswoyo membagikan cara untuk menelaah dan memilih jurnal internasional yang tepat.

“Kenali dulu siapa editor-in-chief dari jurnal itu. Kulik-kulik sedikit, berapa dan penelitian apa yang sudah dilakukan,” cetus Heri Kuswoyo.

Selain itu, untuk memastikan bahwa laman yang dikunjungi adalah yang asli, perlu dicari langsung dalam daftar jurnal di Scopus. Indeksi jurnal milik Elsevier yang sudah ada sejak 2004 ini menyediakan fitur pencarian jurnal.

Ketika sudah menemukan jurnal yang ingin dicari, pada halaman source details terdapat menu source homepage yang dapat diklik untuk menuju ke laman resmi dari jurnal tersebut.

Selain itu, pada source details terdapat pula beberapa aspek jurnal yang dapat ditelaah untuk memastikan reputasi jurnal yang dituju seperti Cite Score, CiteScore rank & trend, dan Scopus content coverage. *rat

Komentar