nusabali

Fraksi PDIP DPR RI Dorong Kedaulatan Pangan

Luncurkan Penggemukan Sapi Bali dengan Pakan Khusus

  • www.nusabali.com-fraksi-pdip-dpr-ri-dorong-kedaulatan-pangan

MANGUPURA,NusaBali
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Nyoman Parta mendorong kedaulatan pangan, agar Bali tidak ketergantungan dengan produk impor.

Bersama stakeholder terkait, Parta meluncurkan program penggemukan sapi bali, dengan pemberian pakan khusus. “Ketergantungan akan impor daging makin tahun makin bertambah. Salah satu penyebabnya daging sapi lokal tidak memenuhi standar, baik dari sisi pemeliharaan yang masih tradisional, daging yang alot dan kenaikan bobot harian yang masih rendah,” ujar Parta dalam keterangan tertulisnya usai peluncuran penggemukan sapi di Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung, Rabu (5/10).

Kata dia, jumlah populasi sapi di Indonesia mencapai 18,05 juta ekor pada 2021. Angka ini lebih besar 3,52% dibanding tahun 2020 yang berjumlah 17,44 juta ekor. Sementara, konsumsi daging sapi di Indonesia sebesar 2,57 kilogram per kapita. Kebutuhan daging sebesar 706. 388 ton. Sementara produksi nasional hanya sebesar 436.704 ton, sehingga ada defisit sebesar 207.199 ton

Dijelaskan Parta, impor daging sapi menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor daging sapi sebesar 223.420 di tahun 2020. Sedangkan pada tahun 2021 sebesar 211.430 ton dan kuota impor pada tahun 2022 mencapai 266.065 ton. “Karena masalah ini kami enam orang Anggota Fraksi PDIP dapil Bali melakukan sebuah upaya pemberian pakan khusus dengan melibatkan peneliti dokter David,” tegas Parta.

Menurut Parta, pemberian pakan khusus pada sapi bali dengan sample 30 ekor lokasi penelitian pada kandang rakyat tersebar di Kabupaten Gianyar (10 ekor), Tabanan (10 ekor), Badung (5 ekor) dan Bangli ( 5 ekor). Mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali ini menyebutkan, dengan program penggemukan ini terjadi kenaikan bobot yang sangat signifikan untuk kelas sapi lokal.

Dijelaskan Parta, sapi bali dikenal memiliki banyak kelebihan. Mulai bertahan hidup di berbagai iklim, suhu dingin bersalju maupun panas terik, bisa makan apa saja dari setrat, tumbuhan hijau hingga jerami kering. Kemudian kesuburan sapi betina sampai 17 kali punya anak.  Daging kelas 1 (krakas) 52 %, daging kelas 2 nya 48%, terdapat buliran lemak (marbling) di dalam daging yang membuat aroma daging tercium hingga jarak yang jauh.

“Populasi sapi bali terus menerus berkurang, karena petani mengganti sapi dengan traktor untuk membajak lahan. Ukuran sapi relatif lebih kecil, diperjual-belikan secara masif keluar daerah. Tidak diterima di hotel dan restoran karena dagingnya tidak empuk (keras),” ujar politisi asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.

“Kebanyakan standar daging yang digunakan chef di Indonesia mengunakan standar negara penghasil daging sapi.  Jadi, walaupun Bali didatangi banyak turis, tetap saja yang dikonsumsi adalah daging sapi impor Wagyu Jepang, Brahman India, Limosin dan Sapi Belgia,” imbuh Parta. *nat,ind

Komentar