nusabali

Ratusan Pengayah Mapepada Karya di Pura Penataran Agung Padangbai

  • www.nusabali.com-ratusan-pengayah-mapepada-karya-di-pura-penataran-agung-padangbai

AMLAPURA, NusaBali
Ratusan pengayah melaksanakan Mapepada Wawalungan terkait Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dang Kahyangan Penataran Agung, Banjar Melanting, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, Anggara Pon Klawu, Selasa (4/10).

Upacara ini dipuput Ida Pedanda Gede Sekaton dari Geria Tengah, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Lanjut, sore hari berlanjut menggelar upacara Memben dipuput dua sulinggih, Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, dan Ida Pedanda Istri Kanya dari Geria Alangkajeng, Banjar/Desa Nongan, Kecamatan Rendang.

Puncak Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dang Kahyangan Penataran pada Buda Wage Klawu, Rabu (5/10) ini. Sebelumnya, telah digelar upacara Karya Tabuh Gentuh pada Soma Kliwon Wayang, Senin (26/9).

Upacara Mapepada tersebut melibatkan seluruh hewan yang akan digunakan bahan Banten Pacaruan. Seluruh hewan diupacarai, disucikan dengan tirta sulinggih,  lanjut upacara Mapurwadaksina dengan mengelilingi tiga kali areal Pura Dang Kahyangan Penataran.

Dalam prosesi Mapepada, puja sulinggih mengantarkan  dan menyucikan arwah seluruh hewan untuk dijadikan bahan upacara. Hewan yang digunakan bahan upakara selanjutnya disembelih untuk dijadikan bahan upakara.

Penanggungjawab Karya I Komang Nuriada mengatakan, upacara Mapepada Wawalungan digelar jelang Karya Mamungkah lan Nubung Daging. Tujuannya, menyucikan seluruh hewan. "Setelah kurban disucikan melalui upacara, kemudian disembelih dan dagingnya digunakan pelengkap Banten Caru, dengan harapan kemudian hari dikaruniai kasucian pula," katanya.

Hewan upakara itu pula, jelas dia, dilukat dengan harapan kelak arwahnya bereinkarnasi dengan  derajat lebih tinggi. Upacara Mapepada, lanjut Nuriada yang juga Bendesa Adat Padangbai, sebagai bentuk persembahan isi semesta. Dengan harapan, di kemudian hari kembali dianugerahi kemakmuran sehingga siklus kehidupan jadi harmonis dan berkesinambungan.

Bertindak sebagai Yajamana Ida Pedanda Gede Karang Kertha Udyana dan Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Jelantik Putri Sogata dari Geria Taman Yehmalong, Banjar/Desa Culik, Kecamatan Abang. Sedangkan Pangrajeg Karya Tjokorda Raka Kerthyasa dari Puri Agung Ubud, Gianyar. *k16

Komentar