nusabali

Gangguan Jiwa Putu Trisna Kambuh, Warga Resah

  • www.nusabali.com-gangguan-jiwa-putu-trisna-kambuh-warga-resah

Sejatinya, pihak RSJ Bali di Bangli telah merekomendasikan agar yang bersangkutan dirawat.

DENPASAR, NusaBali
Warga Desa Pemogan, Denpasar Selatan sempat resah karena Putu Trisna Wibawa— penderita gangguan jiwa yang sempat membuat heboh di Kerobokan, Kuta Utara, dengan menusuk pengendara, beberapa waktu lalu— kembali berulah. Padahal, Putu Trisna sudah berada di rumahnya, di Banjar Jaba Tengah, Desa Pemogan, namun pihak keluarga tidak bisa mengendalikannya.

Hal itu membuat pihak keluarga melapor ke Satpol PP Denpasar untuk dilakukan penanganan. Putu Trisna sempat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Selasa (4/10). Setelah diamankan, Putu Trisna diberikan suntikan agar lebih tenang. Setelah itu dikembalikan lagi ke rumah keluarganya di Banjar Jaba Tengah.

Kabid Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Kota Denpasar Nyoman Sudarsana, mengatakan pengamanan tersebut dilakukan karena masyarakat sekitar merasa ketakutan dengan ulah Putu Trisna Wibawa. Hal ini dikarenakan gangguan jiwanya kambuh dan meresahkan warga sekitar.

Putu Trisna diamankan ke kantor Satpol PP Kota Denpasar sekitar pukul 14.45 Wita. “Baru dua hari lalu katanya dia balik dari Bangli (RSJ Bali di Bangli). Kemarin kambuh sampai pedagang di sekitar tutup,” kata Sudarsana.

Saat kambuh kemarin (Senin, 3/10), Sudarsana mengatakan pihak keluarga bisa menangani. Namun hari ini (Selasa kemarin) pihak keluarga kewalahan, sehingga meminta bantuan ke Satpol PP Kota Denpasar.

Sudarsana mengatakan saat ini pihak keluarga memang siaga satu karena kejadian sebelumnya di Kerobokan. “Sementara pedagang dan warga sekitar juga takut karena pengalaman kejadian itu (peristiwa di Kerobokan, Red),” ujarnya.

Menurut Sudarsana, Satpol PP mendatangi rumahnya dan mencoba membujuknya. Awalnya dia tidak mau diajak ke kantor Satpol PP, akan tetapi setelah dirayu akhirnya bersedia.

Sesampainya di kantor Satpol PP, dia masih menari-nari seperti seseorang yang kesurupan. Kemudian oleh dokter Puskesmas Denpasar Selatan, untuk sementara diberikan injeksi.

Setelah itu, dia dipulangkan ke rumahnya, dan jika besok (hari ini) masih kambuh akan langsung dikirim ke RSJ Bali. “Untuk sementara dikembalikan ke keluarganya dulu. Besok kalau kambuh lagi langsung dikirim ke RSJ Bali,” ucap Sudarsana.

Sebelumnya Putu Trisna menjalani observasi di RSJ Provinsi Bali di Bangli. Sejatinya pihak rumah sakit telah merekomendasikan agar yang bersangkutan dirawat.

Direktur RSJ Provinsi Bali dr Dewa Gede Basudewa SpKj saat dikonfirmasi enggan berkomentar terkait ramai video yang memperlihatkan Putu Trisna. Menurutnya, hal tersebut tanggung jawab pihak keluarga. “Kami tidak bisa meng-handle dan mengomentari di luar (urusan) rumah sakit,” ujar dr Basudewa, Selasa (4/10).

Disampaikannya, RSJ Bali diminta melakukan pemeriksaan forensik dari polisi untuk evaluasi kesehatan mentalnya, berkaitan dengan perilakunya saat kejadian di Kerobokan waktu itu.

Dari pihak rumah sakit melakukan observasi terhadap Putu Trisna. Observasi dilakukan selama dua pekan. “Perawatan dia hanya berupa observasi oleh dokter psikiatri forensik. Observasi ini selama dua pekan, jadi tidak diberikan obat,” kata dr Basudewa.

Hasil pemeriksaan selanjutnya diserahkan kepada polisi yang menangani kasusnya. Setelah diketahui hasil dan penyakit yang dialami, dokter merekomendasikan Putu Trisna untuk dirawat.

Pihak rumah sakit telah memberikan hasil visumnya. Selain itu kepada keluarga diberitahukan bahwa yang bersangkutan perlu perawatan. Namun pihak keluarga punya pendapat lain.

“Keluarga tidak setuju dengan pendapat kami. Akhirnya kami berikan obat, dan pihak keluarga meminta kontrol (rawat jalan) ke RSUP Sanglah agar lebih dekat,” imbuh dr Basudewa.

Ditegaskannya, saat Putu Trisna dipulangkan, pihak RSJ sudah memberikan pesan-pesan kepada pihak keluarga. Mengenai apa yang perlu dilakukan, dan jika terjadi sesuatu agar menghubungi RSJ, agar segera dilakukan perawatan.

Diakui, atas keputusan keluarga, pihaknya di RSJ Bali tidak bisa berbuat banyak. Sebab pada prinsipnya, perawatan di RSJ Bali berdasarkan persetujuan dari keluarga dan ada penanggungjawabnya. *mis, esa

Komentar