nusabali

Walikota Tak Hadiri Peresmian RS Indera

  • www.nusabali.com-walikota-tak-hadiri-peresmian-rs-indera

“Kami tetap akan menjalankan rumah sakit ini, karena jika masyarakat sakit mata secara mendesak kan tidak mungkin kita menunggu IMB dan mengundur pengoperasiannya. Kita lanjut terus karena ini untuk kepeningan masyarakat yang membutuhkan pengobatan mata saat ini” (Gubernur Made Mangku Pastika)

DENPASAR, NusaBali

Meskipun tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Gedung Extension Rumah Sakit Mata Bali Mandara (RS Mata BM) Provinsi Bali atau RS Indera yang berlokasi di Jalan Angsoka, Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara tetap diresmikan oleh Gubernur Made Mangku Pastika, Rabu (26/4). Dalam peresmian tersebut, tidak satupun terlihat pejabat teras dari Pemerintah Kota Denpasar yang hadir, hanya terlihat Perbekel Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara IGN Putrawan.

Dalam acara peresmian tersebut, Gubernur Pastika menjelaskan, kehadiran RS Indera ini merupakan jawaban terhadap terus meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan mata, yang diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi warga pengidap gangguan kesehatan mata yang jumlahnya tiap tahun kian meningkat. “Gedung ini merupakan ekstension gedung lama, yang dibangun menyambung gedung lama. Angka gangguan kesehatan mata terus ada tiap tahun, jadi tidak ada solusi lain selain meningkatkan kapasitas rumah sakit. Saya berharap dengan rampungnya pembangunan RS ini bisa memberikan manfaat nyata bagi penyandang gangguan kesehatan mata,” cetus Pastika.

Setelah diresmikan, Gubernur Pastika menjanjikan pelayanan RS Mata dengan gedung barunya tersebut akan segera beroperasi untuk melayani masyarakat. “Beroperasinya ya segera, setelah diresmikan kan mesti mindahin beberapa alat-alat yang butuh penyesuaian dengan kondisi gedung, jadi ya paling cepet bulan depan sudah beroperasi, toh tinggal beberapa hari lagi sudah bulan Mei,” ujar Pastika, seraya menekankan pentingnya aspek pelayanan kepada para pasien.

“Di sini saya kembali tekankan pentingnya pelayanan kepada para pasien, jangan sampai gedung sudah baru, alat-alat kesehatan baru, tapi perawat dan dokternya kurang gesit, jadi harus memberikan pelayanan yang utama,” imbuhnya.

Pelayanan, menurut Pastika menjadi sangat utama, tatkala melihat psikologis pasien yang mayoritas dari kalangan bawah warga desa terpencil yang karena miskin, sudah tua, mengidap kebutaan dan akhirnya memasrahkan diri menjalani penyakitnya tanpa pengobatan. Pasien-pasien seperti itulah yang menurutnya harus ditolong dengan pelayanan yang baik, dan bila perlu dengan sistem jemput bola ke wilayah-wilayah terpencil di Bali. “Kebanyakan pasien yang ditangani kan warga miskin, karena mereka dari desa dan sudah tua, saat terkena kebutaan mereka menganggap itu takdir yang harus dijalani tanpa diobati, padahal itu cuma katarak yang bisa diobati. Nah di sini peranan kita untuk menolong mereka,” katanya.

Ketika disinggung rumah sakit ini yang belum mengantongi IMB, Pastika menyebut, IMB lama sudah ada dan segera proses perpanjangan. "Apa orang buta mau ditunda dulu, mana yang lebih penting IMB atau orang buta yang ingin ditolong," katanya. "Mari berpikir begitu, tidak usah berpikir terlalu formalistik," imbuhnya seraya berharap Pemkot Denpasar memahaminya. "Kami tetap akan menjalankan rumah sakit ini, karena jika masyarakat sakit mata secara mendesak kan tidak mungkin kita menunggu IMB dan mengundur pengoperasiannya. Kita lanjut terus karena ini untuk kepeningan masyarakat yang membutuhkan pengobatan mata saat ini," tegas Gubernur asal Desa Petemon, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng yang akan mengakhiri masa jabatannya tahun depan.

Direktur RS Mata Bali Mandara, dr Ni Made Yuniti menyampaikan peresmian diawali dengan upacara pemlaspasan dan pecaruan, serta penyapuhan untuk mengupacarai gedung yang menyambung antara gedung baru dengan gedung lama. Dia menjelaskan visi RS Mata BM untuk menjadi pusat rujukan kesehatan mata khususnya di Bali dan Indonesia Timur, menurutnya akan tercapai dengan peningkatkan kualitas pelayanan baik perbaikan standar pelayanan maupun sarana prasarana. Terkait pelayanan, RS Mata saat ini sudah mengikuti akreditasi dengan predikat lulus paripurna bintang V. Prestasi pun sudah sudah pernah didulang, melalui inovasi pelayanan publik RS Mata bertajuk ‘Kami Datang, Penglihatan Terang’ terpilih mengikuti kompetensi tingkat dunia, masuk putaran kedua bersama 4 provinsi lain di Indonesia, dan Penganugerahan akan dilaksanakan pada bulan Juni di Belanda.

Sementara itu, terkait ketidakhadiran Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra termasuk pejabat teras lainnya di Pemkot Denpasar, Kepala Sub Bagian Pemberitaan Humas Kota Denpasar, Wayan Endaryana menjelaskan, walikota pada waktu yang bersamaan sedang ada agenda penting yakni melakukan pertemuan dengan semua pimpinan OPD. "Jadi Pak Walikota bukannya tidak mau hadir, namun karena ada pertemuan yang sudah dijadualkan sebelumnya sehingga beliau mendahulukan pertemuan itu. Yakni pertemuan dengan pimpinan OPD untuk mengevaluasi program kerja. Pertemuan ini sempat terhambat karena walikota sebelumnya sedang ke Belanda untuk promosi Smart City yang menjadi program unggulan Pemkot Denpasar," kata Endar.

Selain itu, kata Endar, Walikota juga pada hari yang sama langsung terbang ke Jakarta untuk menghadiri kegiatan Inacraft. “Jadi Pak Wali termasuk Pak Sekda (AAN Rai Iswara) dan pimpinan OPD lainnya  tidak bisa menghadiri acara peresmian RS Mata itu,” ujarnya. * cr63

Komentar