nusabali

NASA Demonstrasikan Misi Pertahanan Bumi dari Benda Asing Pertama di Dunia

  • www.nusabali.com-nasa-demonstrasikan-misi-pertahanan-bumi-dari-benda-asing-pertama-di-dunia

WASHINGTON, NusaBali.com – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) berkolaborasi dengan Laboratorium Fisika Terapan (APL) Johns Hopkins akan mendemonstrasikan misi pertahanan bumi dari benda asing yang membahayakan, Selasa (27/9/2022).

Berdasarkan informasi yang NusaBali.com himpun dari situs NASA, misi yang disebut Double Asteroid Redirection Test (DART) atau percobaan mengubah orbit asteroid berinti ganda ini dilakukan dengan cara menabrakkan pesawat luar angkasa ke asteroid sasaran sehingga orbitnya berubah menjauhi bumi.

Asteroid disebut juga planet minor yang berada di dalam tata surya Bimasakti. Ada beberapa teori yang menjelaskan keberadaan benda luar angkasa metalik dan berbatu ini, salah satunya disebutkan bahwa asteroid adalah sisa pecahan planet yang berada di antara Mars dan Jupiter. Tidak heran, asteroid memang mengitari tata surya layaknya cincin yang memisahkan planet dalam (Merkurius-Mars) dan planet luar (Jupiter-Neptunus).

Asteroid biner yang akan menjadi sasaran dari teknik pertahanan luar angkasa DART ini adalah Didymos berdiameter 780 meter dengan jarak 11 juta kilometer dari bumi. Selain itu, terdapat satu lagi asteroid yang disebut Dimorphos berdiameter 160 meter dengan jarak 1,18 kilometer dari Didymos. Layaknya bumi dan bulan, Dimorphos berperan seperti bulan yang mengorbit Didymos dalam waktu 11 jam 55 menit.

Teknik DART yang menerapkan teknologi yang disebut Kinetic Impact ini menggunakan navigasi pesawat luar angkasa yang disebut Didymos Reconnaissance and Asteroid Camera for Optical (DRACO). DRACO adalah teknologi kamera optik dilengkapi pencitraan jarak jauh beresolusi tinggi yang disebut juga sebagai ‘si mata elang’. Selain menangkap gambar biasa, teknologi ini juga mampu menentukan posisi target.

Selain DRACO, terdapat pula Small-body Maneuvering Autonomous Real Time Navigation (SMART Nav). Teknologi ini dikolaborasikan dengan DRACO sehingga menghasilkan sistem yang mampu membedakan antara dua asteroid sasaran, yakni Didymos dan Dimorphos. Ketika sasaran sudah mampu dibedakan, maka secara otomatis pesawat luar angkasa yang membawa teknologi ini akan mendekat ke arah target tanpa perlu dikendalikan oleh manusia. 

Pesawat luar angkasa yang membawa DRACO dan SMART Nav ini disebut sebagai DART Impactor. Pesawat tipe ini dikatakan sebagai pesawat berbiaya rendah dengan struktur inti berupa boks bervolume 2,028 meter kubik. Pesawat ini memiliki sayap masing-masing berukuran 8,5 meter. Total massa pesawat ini senilai 610 kilogram saat peluncuran dan sekitar 510 kilogram saat sedang menjalankan tugas di luar angkasa.

NASA memprediksi DART Impactor akan menabrak ‘bulan’ dari Didymos, yakni Dimorphos, dengan kecepatan 6,1 kilometer per detik, sehingga mampu mengubah kecepatan dan jalur orbital Dimorphos.

Perlu dicatat bahwa misi ini merupakan sebuah demonstrasi atau uji coba DART terhadap salah satu asteroid di tata surya. Asteroid yang dijadikan sasaran demonstrasi ini dikatakan oleh NASA sama sekali bukan merupakan ancaman bagi bumi untuk saat ini.

Misi DART ini dimaksudkan untuk menguji temuan NASA dan Johns Hopkins APL sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut di masa mendatang. Selain itu, pertahanan bumi dari benda berbahaya luar angkasa dianggap perlu disiapkan mulai hari ini juga, meskipun ilmuan memprediksi hingga 100 tahun ke depan belum akan ada asteroid yang mampu mengancam bumi.

Demonstrasi misi DART ini akan dilakukan pada Selasa (27/9/2022) pukul 07.14 Wita lantaran pada periode waktu ini Didymos dan Dimorphos berada pada jarak paling dekat dengan bumi sehingga mampu diobservasi dengan jelas oleh teleskop di bumi. NASA akan memamerkan uji coba teknologi ini melalui siaran langsung di kanal YouTube mereka pada tautan berikut https://youtu.be/4RA8Tfa6Sck. *rat

Komentar