nusabali

Kredibali Ajak Anak-Anak Desa Puhu Belajar Bahasa Inggris Gratis

  • www.nusabali.com-kredibali-ajak-anak-anak-desa-puhu-belajar-bahasa-inggris-gratis

GIANYAR, NusaBali.com - Setelah sukses melaksanakan Program Kreasi Edukasi dan Literasi Sekolah (Kredibali) di Desa Pemuteran Kabupaten Buleleng pada 2020, Komunitas Jejak Literasi Bali (JLB) kembali melaksanakan program yang sama di Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Gianyar, Minggu (25/9/2022).

Koordinator Perencanaan Program Kegiatan Pengabdian, Ni Kadek Sintya Mayumi mengatakan jika program ini awalnya diinisiasi oleh Pilot Projects Komunitas Jejak Literasi Bali, I Gede Andika Wirateja, dan khusus melibatkan anak-anak SD sampai SMP yang berada di Desa Puhu.

“Program ini juga melibatkan pihak perbekel yang membantu dalam fasilitas kelas dan perizinan serta dari Karang Taruna Desa Puhu yang membantu sebagai volunteer pengajar pada program ini,” ujar wanita yang akrab disapa Yumi ini.

Desa Puhu yang terletak di Kabupaten Gianyar, kata Yumi, merupakan salah satu desa yang memiliki potensi pariwisata yang cukup pesat. Dengan fakta tersebut, diperlukankemampuan bahasa Inggris yang baik untuk kemajuan pariwisata di desa ini. 

“Selain dari segi potensi pariwisatanya, alasan lain yang membuat kami melakukan kegiatan di desa ini karena anak-anak di sini masih sulit untuk mendapatkan akses belajar bahasa Inggris dan juga kesulitan dari segi biaya,” ungkap Yumi.

Program Kredibali yang dicanangkan selama 6 bulan dari 25 September 2022 sampai dengan 23 April 2023. Tentunya untuk menunjang keberhasilan tersebut, JLB akan melibatkan sebanyak 18 volunteer dari berbagai pihak yang sudah melalui tahap kurasi.

“Dari JLB sudah membuka open volunteer di akun media sosial kita dan terbuka untuk umum, bagi siapa saja yang berminat untuk mengajar. Namun, harus sudah berusia 17 tahun dan bersedia menyelesaikan tugas selama periode mengajar,” papar Yumi.

Ni Komang Trisna Wardani, 25, salah satu volunteer yang tergabung dalam program Kredibali,  menuturkan alasannya bergabung dalam program ini karena ia senang terlibat dalam kegiatan sosial di bidang pendidikan maupun kegiatan kemanusiaan. 

“Selagi ada kesempatan, saya ingin pergunakan waktu saya untuk diisi dengan kegiatan yang baik dan membuat saya senang bisa bermanfaat bagi orang lain,” ujar Trisna yang juga pengajar di SDN 4 Ubung.

Selaras dengan hal tersebut, I Kadek Yoga Sumerta Dana, 22, mahasiswa semester 7 di Universitas Udayana (Unud) mengaku jika ini bukan kali pertama ia mendaftar menjadi seorang volunteer.

“Saya aktif untuk menjadi volunteer karena saat SMA memiliki cita-cita menjadi tenaga pengajar. Selain itu saya memanfaatkan waktu luang di semester 7 karena hanya tinggal menyusun skripsi saja,” ungkap pria asal Buleleng itu.

Kegiatan hari pertama, Minggu (25/9/2022), dilaksanakan kegiatan pre-test untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris anak-anak. 

Sementara jumlah anak-anak yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 24 orang anak SD dan 12 orang anak SMP. Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat setiap minggunya.

“Saat hari pertama ini saya melihat adik-adik sangat bersemangat untuk belajar dan tidak ragu jika ingin bertanya terkait soal yang diberikan,” ungkap Yumi.

Uniknya, program ini juga sekaligus menjadi edukasi untuk peduli lingkungan dengan mendaur ulang sampah plastik.  Setiap siswa yang akan belajar Bahasa Inggris tidak akan dikenakan biaya sepeser pun alias gratis. Melainkan yang berminat kursus diminta membayar dengan sampah plastik yang dikumpulkan dari limbah rumah tangga masing-masing.

“Adik-adik tidak membayar dengan uang, mereka hanya membawa satu kantong plastik sedang dan membawa sampah plastik dari limbah rumah tangga masing-masing,” ujar Yumi.

Dikonfirmasi secara terpisah, Koordinator Jejak Literasi Bali, Ni Kadek Sri Wahyuni, 25, menjelaskan setelah sampah tersebut terkumpul, selanjutnya semua sampah itu akan dibawa ke TPS3R untuk ditabung pada bank sampah. 

Lalu hasil tabungan dari bank sampah tersebut akan ditukar dengan beras. Nanti hasil dari pembelian semua beras tersebut akan dibagikan kepada lansia yang membutuhkan di lingkungan sekitar anak-anak di Desa Puhu.

“Kami tidak menerima keuntungan dari kegiatan ini. Kami ingin mengajak adik-adik belajar berbagi dan menyadari bahwa sampah yang dikumpulkan dapat bermanfaat,” ujar Ni Kadek Sri Wahyuni yang juga sedang menempuh Magister Profesi Psikologi Klinis Anak di Universitas Indonesia.

Tujuan akhir dari program Kredibali ini adalah setiap anak akan mengikuti tes akhir dan mendapat sertifikat hasil belajar. Namun, untuk anak-anak yang dirasa memiliki potensi lebih dalam bahasa Inggris selama program berlangsung akan difasilitasi untuk mengikuti tes TOEFL Kids.

Program Kredibali akan terus dilaksanakan di desa-desa lainnya yang juga memiliki potensi wisata. Tidak lepas dari hal tersebut, Ni Kadek Sri Wahyuni juga berharap program Kredibali di Desa puhu tidak akan berakhir sampai di tanggal 23 April 2022 mendatang.

“Saya berharap program ini bisa dilanjutkan oleh Karang Taruna Desa Puhu yang juga sebagai volunteer dari kegiatan ini sehingga tidak akan berhenti ketika program ini selesai,” harap Ni Kadek Sri Wahyuni. *ris

Komentar