nusabali

Telan Anggaran Rp 150 Juta, Perawatan Lift dan Eskalator Pasar Badung

  • www.nusabali.com-telan-anggaran-rp-150-juta-perawatan-lift-dan-eskalator-pasar-badung

BPBD Kota Denpasar akui kurang kesiapan SDM tangani orang terjebak di Lift

DENPASAR, NusaBali

Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar baru bisa melakukan perawatan untuk lift dan eskalator di Pasar Badung pada Juli 2022. Sebab, surat penunjukan pengelolaan pasar baru keluar pada bulan tersebut.

Dengan adanya surat penunjukan tersebut, pihaknya baru bisa melakukan perawatan dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 150 juta.

Hal itu diungkapkan Kepala Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata, Kamis (15/9). Menurut Gus Kowi sapaannya, perawatan lift dan eskalator memang sebelumnya tidak maksimal dilakukan lantaran proses pengelolaan dengan penyertaan modal belum resmi dilakukan.

Hal itu berimbas pada pemeliharaan lift dan eskalator yang sering digunakan pengunjung dan para pedagang. "Kami memang sebelumnya tidak bisa sepenuhnya melakukan perawatan lift dan eskalator. Tetapi dengan sekarang sudah ada surat penunjukan jadi kami sudah lakukan perbaikan itu juga permintaan dari pedagang," jelasnya.

Untuk memperbaiki itu, kata dia, menelan anggaran sebesar Rp 150 juta. Dengan perbaikan itu, dia berharap tidak ada kejadian mati lift apalagi di dalamnya ada pengunjung yang terjebak. Sebab, selama Pasar Badung diresmikan sudah ada pengunjung yang terjebak.

Beruntungnya menurut dia kejadiannya hanya sekali. "Lift barang yang paling sering digunakan. Walaupun begitu, kami tetap memikirkan keselamatan pengunjung dan pedagang yang menggunakan lift. Makanya, kami sekarang perbaiki keseluruhannya," ungkapnya.

Sementara, untuk biaya operasional terutama pembayaran listrik juga kata dia cukup tinggi. Dalam sebulan, biaya listrik menghabiskan sebesar Rp 100 juta. Dengan kondisi itu, pihaknya memilih untuk menghidupkan lift dan eskalator sesuai kebutuhan.

Jika sudah sepi pengunjung pasar, lift akan dimatikan. "Kalau sore sudah tidak ada pengunjung kami matikan. Itu yang kami bisa siasati untuk mengurangi beban biaya listrik. Sebab eskalator itu kalau hidup biaya listriknya cukup tinggi," ujarnya.

Sementara, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar Ardi Ganggas mengatakan, terkait permasalahan lift di Kota Denpasar sudah ke-4 kali orang terjebak di dalam lift. Kejadian pertama ada di Kantor Walikota Denpasar, kedua di Gedung Graha Sewaka Dharma Lumintang, Pasar Badung dan yang terakhir di Kampus Unud.

Terkait hal tersebut, penanganan yang terakhir menjadi pelajaran bagi pihaknya ke depan. Sebab, dalam penanganan tersebut timnya masih menggunakan cara manual. "Padahal kami sudah punya beberapa peralatan hidrolik, pemotong dan pembuka. Namun itu tidak digunakan," jelasnya.

Dengan kejadian itu, dia mengaku ditugaskan oleh pimpinannya untuk membentuk tim khusus. Tim khusus ini akan dilatih untuk menangani kasus-kasus warga kejebak lift. Namun kata dia, pihaknya juga masih mempelajari bagaimana penanganan jika lift berada di tengah-tengah.

Sehingga perlu tim teknis yang dilibatkan untuk disipakan dalam penanganan. "Apalagi dikejar waktu yang harus segera menyelamatkan orang yang terjebak. Ditambah kami juga harus menyiapkan P3K minimalnya tabung oksigen untuk memberikan pertolongan pernafasan," imbuhnya. *mis

Komentar