nusabali

Tol Jagat Kerthi Bali Tumbuhkan Pusat Ekonomi Baru

Di DTW yang Ada di Tabanan, Buleleng dan Jembrana

  • www.nusabali.com-tol-jagat-kerthi-bali-tumbuhkan-pusat-ekonomi-baru

DENPASAR, NusaBali
Pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali sudah dimulai pada, Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu (10/9) di wilayah Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang ditandai dengan kegiatan groundbreaking oleh Menteri PUPR Basuki Hadimulyono bersama Gubernur Bali Wayan Koster.

Pembangunan jalan tol ini tentu saja menuai banyak apresiasi dari kalangan akademisi ekonomi hingga pariwisata di Bali. Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional (FRB Undiknas) Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana SE MM keberadaan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini sangat mendukung aktivitas perekonomian di Pulau Bali. Dia mengatakan selama ini jalan konvensional telah menjadi kendala di dalam menggerakkan perekonomian Bali akibat keterlambatan akses yang disebabkan oleh kondisi jalan yang macet. Selain itu memakan waktu yang lama dari Gilimanuk menuju Tabanan dan Badung.

“Ekonomi itu akan tumbuh kalau ada akses, karena menghidupkan ekonomi harus ada mobilitas, sehingga dengan adanya Jalan Tol Jagat Kerthi Bali menjadikan aktivitas ekonomi sangat diperlancar. Termasuk juga di dalam menyerap hasil pertanian di Kabupaten Tabanan pada khususnya, bisa memberi dampak di dalam memperlancar mobilitas logistik hasil pertanian melalui Jalan Tol Jagat Kerthi Bali untuk didistribusikan ke hotel/restaurant yang ada di Kabupaten Badung misalnya,” jelas Prof Raka Suardana pada, Rabu (14/9). Dia menegaskan keberadaan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali mampu mempersingkat waktu yang dulunya ke Jembrana 3 jam sampai 4 jam lamanya, kini bisa satu setengah jam.

Kemudian dari sudut pandang pariwisata, akademisi Politeknik Pariwisata STP Nusa Dua, Dr Ketut Jaman SS MSi menyatakan dengan adanya Jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang menghubungkan Bali Selatan dengan Bali Barat, maka kunjungan wisatawan akan semakin menyebar dari Bali Selatan ke wilayah Jembrana dan Tabanan, termasuk Kabupaten Buleleng. “Kelebihan Bali dibandingkan destinasi pariwisata di luar Bali adalah jarak tempuh antara satu Daya Tarik Wisata (DTW) dengan daya tarik wisata lainnya yang relatif dekat.

Dalam satu hari, wisatawan khususnya wisatawan yang berwisata dalam rombongan besar (100-200 orang, Red) dapat mengunjungi minimal 3 DTW. Itulah sebabnya mengapa selama ini hanya 5 Kabupaten/Kota (Denpasar, Gianyar, Bangli, Badung, dan Tabanan) yang mendapat kunjungan wisatawan terbanyak.

“Jadi sekali lagi, jalan tol yang menghubungkan Bali Selatan dengan Bali Barat ini akan menyebarluaskan kunjungan wisatawan dari Bali Selatan ke wilayah Jembrana termasuk ke Buleleng, dan pelaku usaha perjalanan wisata juga akan semakin kreatif menyusun paket wisatanya yang terdiri atas sejumlah DTW di kedua kabupaten di atas,” jelas Ketut Jaman yang juga Pelaku Usaha Jasa MICE dan Usaha Jasa Pejalanan Wisata ini. Dia pun menyatakan sangat optimis DTW seperti Pantai Soka, Pupuan, Pantai Medewi, Perancak, Gilimanuk, Taman Nasional Bali Barat (TNBB), dan Pemuteran akan banyak dikunjungi wisatawan bergroup.

Lebih lanjut, Pengurus Asita Bali ini mengungkapkan dengan dibangunnya Jalan Tol Jagat Kerthi Bali juga akan menciptakan suasana rasa aman, nyaman, terbebas dari kemacetan lalu lintas dan alat transportasi yang confortable bagi wisatawan. “Yang dibutuhkan wisatawan dalam berwisata juga pemandangan yang indah selama perjalanan, mudah mencari tempat makan dan minum, serta sambutan masyarakat lokal yang sopan dan ramah. Sehingga apabila jalan tol yang menghubungkan Mengwi dan Gilimanuk ini selesai, maka wisatawan akan betah selama perjalanan dari Bali Selatan ke Bali Barat atau sebaliknya. Artinya, keluhan karena jarak tempuh dari Denpasar ke TNBB yang selama ini dianggap jauh akan teratasi, dimana wisatawan hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat,” kata Ketut Jaman.

Dampak yang juga ditimbulkan atas kehadiran Jalan Tol Jagat Kerthi Bali di era kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster ialah akan tumbuhnya pusat-pusat perekonomian baru di wilayah DTW Tabanan, Buleleng, dan Jembrana, termasuk juga akan terciptanya lowongan pekerjaan bagi warga setempat. *nat

Komentar