nusabali

Taman Ayun Barong Festival Curi Perhatian Wisatawan Asing

  • www.nusabali.com-taman-ayun-barong-festival-curi-perhatian-wisatawan-asing
  • www.nusabali.com-taman-ayun-barong-festival-curi-perhatian-wisatawan-asing
  • www.nusabali.com-taman-ayun-barong-festival-curi-perhatian-wisatawan-asing

MANGUPURA, NusaBali.com – Taman Ayun Barong Festival tak hanya menjadi magnet warga lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara (wisman). Mereka bahkan rela berdiri dan berdesakan demi menyaksikan keindahan tarian bagian dari Kisah Calonarang ini.

Sabtu (10/11/2022) siang, puluhan turis asing yang mengunjungi Daya Tarik Wisata Pura Taman Ayun disuguhkan pemandangan langka. Tak seperti biasanya, wantilan pura yang biasanya sepi terlihat dipadati warga dan dekorasi serba hijau dengan hiasan bunga dan baliho.

Sontak, para turis yang sudah lama tidak melihat kerumunan pertunjukan seni di Bali ini datang menghampiri kompetisi Bapang Barong dan Makendang Tunggal yang diadakan Sanggar Seni Mangu Samcaya binaan anggota Komite III DPD RI AA Gde Agung ini.

Terlihat turis rela memotong durasi berkunjung mereka untuk tour di pura paibon Kerajaan Mengwi itu karena terlena dengan gerakan lincah nan indah para seniman belia di bawah usia 13 tahun yang sedang menarikan barong buntut (tanpa ekor) diiringi kemahiran penabuh kendang yang juga masih belia.

“Sangat menggemaskan melihat anak-anak ikut terlibat dalam pergelaran seni ini,” kata Shannon, 32, turis asal Irlandia yang baru pertama kali ke Bali.

Kata Shannon, pertunjukan seni di Taman Ayun Barong Festival ini sedikit berbeda dari pertunjukan serupa yang ia lihat di Ubud. Menurut wanita Irlandia berambut gelap ini, tarian barong yang digelar di Wantilan Pura Taman Ayun ini lebih meriah dan penuh dengan dekorasi.

Senada dengan Shannon, Sean, 35, pasangan Shannon juga sangat menyukai pertunjukan barong tersebut lantaran ia tidak pernah tahu menahu sebelumnya bahwa di Bali, tarian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam budaya.

Menurut Sean, di negara asalnya, Irlandia, belajar budaya hanya kebanyakan dari literatur, cerita rakyat, dan dari segi kebahasaan saja. “Saya tidak menyangka tarian begitu kuat sekali dalam budaya di sini,” ungkap Sean saat ditanya usai melihat penampilan dari barang tiga peserta.

Selain itu, Peter, turis asal Belanda yang terlihat dalam kondisi kurang baik dikarenakan kulitnya terbakar juga masih menyempatkan menonton tarian barong tersebut. Sambil berteduh di bawah pohon di depan wantilan, ia mengarahkan matanya ke arah seniman belia yang sedang beratraksi.

“Ini hari yang melelahkan. Kulit saya terbakar. Maaf. Tetapi, saya bisa bilang kalau saya menyukai pertunjukan ini,” ujar Peter sembari menahan kulitnya yang terbakar.

Sementara itu, AA Gde Agung menyambut baik wisman yang sukarela memotong durasi tour mereka di Pura Taman Ayun untuk menonton kompetisi Bapang Barong dan Makendang Tunggal usia belia ini. Ia berharap agar lebih banyak acara dengan kualitas yang baik juga diadakan di tempat-tempat wisata lain untuk menarik perhatian pengunjung. *rat

Komentar