nusabali

Lahan Terbengkalai di Dalung Disulap untuk Ketahanan Pangan, Bupati Giri Prasta Ikut Panen Raya

  • www.nusabali.com-lahan-terbengkalai-di-dalung-disulap-untuk-ketahanan-pangan-bupati-giri-prasta-ikut-panen-raya
  • www.nusabali.com-lahan-terbengkalai-di-dalung-disulap-untuk-ketahanan-pangan-bupati-giri-prasta-ikut-panen-raya

MANGUPURA, NusaBali.com – Lagi, angin segar pemanfaatan lahan yang baik terjadi. Tepatnya di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, terdapat lahan sedikitnya delapan are disulap bersama-sama oleh warga dan perangkat desa menjadi program ketahanan pangan.

Lahan milik Gede Sutrisna, 50, yang terletak di perbatasan Banjar Lebak dan Banjar Kung di Desa Dalung tersebut awalnya merupakan lahan pertanian produktif yang diwariskan mendiang sang ayah kepadanya. Namun, karena kesibukan lain, Sutrisna tidak sempat menggarap lahan yang dikelilingi tegalan dan bangunan perumahan itu.

“Awalnya lahan produktif untuk padi dan sayur mayur, karena lama, dan ayah saya sudah tiada, sementara saya juga ada kesibukan jadinya lahan itu agak terbengkalai,” jelas Sutrisna saat ditemui di area lahan, Minggu (11/9/2022) pagi.

Kemudian, Pemerintah Desa Dalung melihat peluang tersebut untuk pelaksanaan program di bidang pangan. Walhasil, diundanglah Sutrisna untuk berkolaborasi memanfaatkan lahan produktif tidak terpakai yang terletak di sebelah selatan GOR Garuda Dalung itu guna berbagi manfaat dengan warga desa kurang mampu melalui budidaya tanaman pangan khususnya hortikultura dan ikan lele, lengkap dengan saran dan prasarananya.

Tanpa pikir panjang, Gede Sutrisna yang sekaligus Prajuru Desa Adat Dalung ini mengaku legawa bahkan siap jika tanpa kontrak atau perjanjian tertulis. Meski demikian, dari perangkat desa sendiri tetap menyiapkan nota kerja sama untuk menjadi legalitasnya.

“Program dari desa dinas ini saya lihat bagus karena untuk ketahanan pangan dan bisa dipergunakan untuk membantu yang lain,” ungkap pria asal Banjar Kung, Desa Dalung ini.

Sebelum menyerahkan secara penuh pengelolaannya kepada Pemerintah Desa Dalung, Sutrisna mengaku sudah berembuk dengan kerabat terlebih dahulu dan disetujuilah lahan tersebut dikelola oleh perangkat desa demi kemanfaatan untuk seluruh warga.

Sebagai bentuk timbal balik, hasil panen dari komoditas seperti 10 drum berdiameter 2 meter berisi ikan lele, serta komoditas lain seperti cabai, tomat, terong, mentimun, kaylan, kemangi, dan serai itu dibagi dengan sang pemilik lahan.

Dari kerja sama ini, Sutrisna hanya berharap agar program yang sudah berjalan sejak bulan Juni 2022 ini tetap berkesinambungan lantaran sudah melibatkan anggota pengelola yang berpengalaman di bidangnya.

Sementara Perbekel Dalung Putu Arif Wiratya menjelaskan bahwa program ketahanan pangan merupakan bentuk dukungan Pemerintah Desa Dalung terhadap realisasi garis besar pembangunan Pemerintah Kabupaten Badung dalam bidang pangan.

Kata Arif Wiratya, Desa Dalung menerima dana desa dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 1,4 miliar dan 20 persen dari realisasi dana tersebut dialokasikan untuk menciptakan ketahanan pangan di salah satu desa paling heterogen secara budaya di Kabupaten Badung ini.

“Kami sudah empat atau lima kali panen yang hasilnya itu diserahkan kepada masyarakat kami, baik yang kurang mampu, disabilitas, veteran, lansia, janda, yatim piatu dan sebagainya,” jelas Arif Wiratya pada kesempatan yang sama.

Kolaborasi yang baik antara warga dan pemerintah desa dalam memanfaatkan potensi wilayah ini mendapat apresiasi dari Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta yang hadir melakukan panen raya hasil kebun dan ikan dari program ketahanan pangan Desa Dalung, Minggu siang.

“Astungkara, Perbekel due (saudara sekalian) sudah menerapkan pola pembangunan semesta berencana dengan baik dan benar. Luar biasa,” ungkap Giri Prasta di hadapan warga, perangkat desa, dan tamu undangan dari Forkopimda Kabupaten Badung.

Lebih lanjut, Giri Prasta menegaskan bahwa lingkungan harus tetap dijaga dan jangan memunggungi kali, aliran sungai, dan lainnya dengan mencemari dan menjadikan tempat tersebut sebagai pembuangan sampah dan tempat buang hajat.

Selain itu, mantan Ketua DPRD Kabupaten Badung ini juga mendorong desa-desa di Badung yang sudah mampu menciptakan ketahanan pangan untuk segera naik kelas menuju kedaulatan pangan.

Dengan kedaulatan pangan, desa tidak hanya mampu berdikari untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya tetapi juga mampu meningkatkan taraf hidup warga melalui bisnis pangan. *rat

Komentar