nusabali

Banyak Penyandang Disabilitas yang Potensial

Pemberdayaan UMKM di Bali

  • www.nusabali.com-banyak-penyandang-disabilitas-yang-potensial

DENPASAR, NusaBali
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) mengungkapkan Bali dipilih menjadi tempat menggelar program pemberdayaan kerajinan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagi penyandang disabilitas karena banyak pelaku usaha disabilitas yang potensial di provinsi itu.

Kemudian Bali dianggap sebagai tempat yang tepat untuk memasarkan produk kriya UMKM mengingat adanya kehadiran wisatawan dari berbagai macam negara.

“Bukan cuma itu, Bali juga dipilih sebagai bentuk dukungan agar kondisi perekonomian masyarakat setempat yang sempat terpukul akibat pandemi COVID-19 dapat segera pulih kembali,” tulis keterangan resmi KemenkopUKM, Jakarta, seperti dilansir Antara, Rabu.

Seperti diketahui Kemenkop bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) serta Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) mendukung perluasan ekosistem digital sebagai program pemberdayaan UMKM penyandang disabilitas yang akan diadakan pada 8 September 2022 dengan tema “Cerita Kriya”.

Kemenkop menjalin kolaborasi tersebut guna mendorong ekosistem digital bagi pelaku UMKM. Sebelumnya pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital pada tahun 2024.

Dalam keterangan resminya Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) Supomo menyatakan pihaknya siap memberikan dukungan termasuk kolaborasi program bagi para pelaku UKM disabilitas. Pihaknya sangat berkepentingan untuk mendukung pelaku ekonomi disabilitas agar berkembang.

“Kami siap bersinergi serta mendukung pembiayaan melalui badan hukum koperasi sesuai persyaratan yang ada,” ujarnya.

Ketua Umum PTI Myra Winarko mengharapkan program itu dapat menciptakan koperasi dan UMKM yang berkualitas dan mampu membuka peluang kerja bagi 31 juta kaum disabilitas di Indonesia.

Hingga kini pihaknya telah memberikan tambahan soft skills berupa pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi, Forum Group Discussion (FGD), dan forum konsultasi untuk mengasah kapasitas UMKM disabilitas. Sebagai inkubator, PTI disebut juga berupaya membuka jaringan bisnis bagi para pelaku UMKM penyandang disabilitas.

Dalam paya pembinaan dan pemasaran secara digital produk UMKM penyandang disabilitas, PTI berencana menggandeng beberapa perusahaan besar membuat platform agar bisa memberikan pelbagai pelatihan kepada disabilitas sehingga bisa masuk ke dunia digital secara mandiri.

Kaum disabilitas diharapkan pula dapat melangkah secara berkesinambungan untuk tujuan pembangunan berkelanjutan “No One Left Behind”.

“Lulusan pelatihan PTI ini ada yang sudah mandiri, dan ada pula yang sudah dapat masuk pasar kerja sebagai tenaga profesional,” ungkap Myra. *

Komentar