nusabali

Terendam Air, Cabai di Sidemen Kena Patek

  • www.nusabali.com-terendam-air-cabai-di-sidemen-kena-patek

AMLAPURA, NusaBali
Diguyur hujan dan terendam air mengakibatkan tanaman cabai besar di Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem terserang virus Antraknosa atau patek. Tanaman jadi layu dan gagal tumbuh.

Tanaman cabai besar milik petani di Kecamatan Sidemen baru berumur satu bulan. Petani terancam rugi.  Perbekel Desa Sinduwati, I Nengah Rumana, mengatakan ciri-ciri tanaman kena Antraknosa yakni layu, daunnya rontok, dan gagal tumbuh. “Rata-rata petani cabai besar di Subak Iseh, Banjar Iseh mengalami kerugian karena tanaman gagal tumbuh akibat terendam air,” ungkap Nengah Rumana, Rabu (7/9). Padahal panen cabai menjadi harapan satu-satunya bagi petani di Banjar Iseh. Apalagi harga cabai terus naik. Harga cabe besar Rp 55.000 per kilogram. “Semua petani cabai di Banjar Iseh merugi,” kata Nengah Rumana.

Petani di Banjar Iseh, I Nyoman Degeng, I Ketut Santi, dan I Nyoman Adi Wirta mengakui tanaman cabai besar yang selama ini jadi harapan mereka gagal tumbuh. Penyebabnya tanaman kelebihan air, batang pohon terendam menyebabkan munculnya virus Antraknosa. “Rata-rata cabai besar di Banjar Iseh layu, gagal tumbuh kelebihan air,” jelas Kelian Subak Iseh I Nyoman Degeng. Menurutnya, tanaman cabai besar tidak perlu banyak air, keperluan air secukupnya.

Sementara petani di Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen terhindar dari virus Antraknosa. Perbekel Desa Talibeng I Ketut Mudiasa mengatakan, tanaman cabai di Desa Talibeng masih aman. “Tanaman cabai di Desa Talibeng tumbuh normal, curah hujannya beda dengan di Desa Sinduwati,” jelas Ketut Mudiasa. Terpisah, pedagang cabai di Pasar Pagi Subagan, Jalan Gunung Agung Amlapura mengatakan, harga cabai mulai naik sejak bahan bakar minyak diumumkan naik.

Pedagang Ni Wayan Seri dari Banjar Perasi Kelod, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem mengatakan, harga cabai besar naik dari Rp 50.000 jadi Rp 55.000. Sedangkan cabe kecil dari Rp 40.000 jadi Rp 50.000 per kilogram. Pedagang I Ketut Patra dari Banjar Timbrah Desa, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem juga mengatakan demikian. Dampaknya, pembeli mulai sepi dan masyarakat mengurangi menggunakan cabai. *k16

Komentar