nusabali

Presiden Jokowi akan Hadir di Jembrana

Lakukan Groundbreaking Tol Jagat Kerthi Bali 10 September Nanti

  • www.nusabali.com-presiden-jokowi-akan-hadir-di-jembrana
  • www.nusabali.com-presiden-jokowi-akan-hadir-di-jembrana

Tol Jagat Kerthi Bali akan jadi akses infrastruktur berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan baru, juga menyeimbangkan perekonomian antar wilayah Bali.

NEGARA, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster meninjau lokasi groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi atau Jalan Tol Jagat Kerthi Bali di lahan aset Pemprov Bali, kawasan Persil di Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana pada Redite Pon Prangbakat, Minggu (4/9) pagi. Kehadiran Gubernur Koster untuk mengecek persiapan groundbreaking Tol Jagat Kerthi Bali yang rencananya akan dilakukan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Saniscara Wage Prangbakat bertepatan dengan rahina Purnama, Sabtu (10/9) nanti.

Gubernur Koster hadir bersama Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra serta Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Choirul Anam, diterima langsung Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, beserta jajaran Forkopimda Jembrana. Sebelum menuju Pekutatan, Gubenur Koster bersama rombongan terlebih dahulu melakukan peninjauan ke Lapangan Pecangakan di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, yang dipersiapkan sebagai tempat helipad untuk Presiden Jokowi saat hadir di agenda groundbreaking nanti.

“Astungkara, setelah rampung nanti Tol Jagat Kerthi Bali mampu menjadi akses infrastruktur berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru untuk menyeimbangkan pemerataan perekonomian antar wilayah Bali Barat, Timur, Utara, Selatan, dan Bali Tengah sesuai visi pembangunan daerah Bali, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru,” tandas Gubernur Koster.

Dikatakan, pembangunan ruas jalan tol ini merupakan salah satu implementasi dari arah kebijakan utama pembangunan nasional percepatan pengembangan kawasan strategis, dalam rangka percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, melalui peningkatkan aksesibititas dan kapasitas jaringan jalan, sehingga meningkatkan produktivitas melalui pengurangan biaya distribusi dan menyediakan akses ke pasar regional maupun internasional.

Nantinya, di sepanjang jalan tol akan dibangun sejumlah rest area pendukung yang nantinya akan diisi oleh UMKM lokal. Selain itu, Tol Gilimanuk-Mengwi ini memiliki tiga jalur, yakni jalur untuk penumpang umum, jalur khusus sepeda motor, dan jalur khusus sepeda, serta dilengkapi dengan enam simpang susun atau interchange. Pembangunan jalan tol akan menjadi akses infrastruktur berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru untuk menyeimbangkan dan memeratakan perekonomian antar wilayah Bali Barat, Timur, Utara, dan Selatan.

Sementara saat wawancara door stop di sela-sela kegiatan peninjauan lokasi rencana groundbreaking, Gubernur Koster mengatakan sengaja memilih lokasi groundbreaking di Pekutatan karena merupakan lahan aset milik Pemprov Bali. Sehingga groundbreaking pun bisa lebih cepat dilaksanakan. "Kan ini tanahnya provinsi yang dikelola oleh Perusda (Perumda Kerta Bali Saguna Provinsi Bali). Sudah langsung sertifikasi. Kan cepat, dan tidak ada risiko," ujar Gubenur Koster.

Disinggung mengenai adanya kekhawatiran warga tiga banjar adat di kawasan Persil Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang kemungkinan akan terdampak proyek Jalan Tol Denpasar-Gilimanuk serta Theme Park di kawasan tersebut, Gubernur Koster mengaku sudah memperhitungkan hal tersebut.

Dirinya memastikan para warga yang terdampak tidak akan serta merta digusur secara paksa. Namun mereka akan direlokasi atau dipindahkan ke tempat yang akan disediakan pemerintah. "Nanti kan ada cara pembebasan sesuai peraturan. Dipindah ya dipindah. Nanti kita siapkan tempatnya. Sudah ada rencana pemindahan. Sudah paham kita itu," ujar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini. Warga tiga banjar adat tersebut, yakni Banjar Adat Sumbermis di Banjar Pasar, Desa Pekutatan, warga Banjar Adat Koprahan di Banjar Yeh Kuning, Desa Pekutatan, serta Banjar Adat Sumber Baru di Banjar Swastika, Desa Pangyangan. Warga di tiga banjar tersebut berjumlah sekitar 240 Kepala Keluarga (KK).

Sedangkan terkait kompensasi bagi seluruh warga yang nantinya terkena jalur jalan tol, Gubernur Koster mengaku sudah ada aturannya. Dirinya pun menegaskan bahwa pasti akan ada kompensasi terhadap warga yang nantinya terkena jalur tol. Kompensasi pun diberikan termasuk untuk kebutuhan upakara ketika memang perlu ada upacara. "Tanahnya, pohonnya, rumahnya kalau ada rumah. Upakara juga. Udah lengkap," ucap Gubernur Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Disinggung kapan kompensasi direalisasikan? Gubernur Koster mengaku masih menunggu proses pengukuran. Termasuk nantinya ada proses kajian dari tim appraisal. "Kan nunggu dulu, kan belum diukur," katanya. Seperti diketahui Jalan Tol Jagat Kerthi Bali (Gilimanuk-Mengwi) memiliki panjang 96,84 kilometer (KM). Pembangunannya akan dibagi tiga seksi ini, yakni seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan (54,75 km), seksi 2 Pekutatan-Soka (23,18 km) dan seksi 3 Soka-Mengwi (18,92 km). *ode

Komentar