nusabali

19 Siswa DO Berhasil Diajak Kembali ke Sekolah

  • www.nusabali.com-19-siswa-do-berhasil-diajak-kembali-ke-sekolah

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 92 orang siswa tamatan SD terjaring Posko Drop Out (DO) Dinas Pendidikan Buleleng karena memilih tidak melanjutkan ke jenjang SMP.

Tim DO pun melakukan pendekatan  dan berhasil menarik kembali 19 orang siswa tersebut kembali ke sekolah. Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata ditemui di ruang kerja Kamis (1/9) mengatakan, setelah kick off Data Pokok Kependidikan (Dapodik) per Rabu (31/8) lalu, dari 11.963 orang tamatan SD, yang tercatat terdaftar di SMP sebanyak 11.523 orang, sehingga ada 440 siswa yang tidak terdaftar. Namun setelah ditelusuri dari ratusan siswa yang tidak terdaftar itu ada yang terdaftar di madrasah dan beberapa juga ada yang melanjutkan di luar Bali.

“Hasil penelusuran yang benar-benar tidak melanjutkan 92 orang, tersebar di delapan kecamatan. Ada yang alasan karena sakit, orangtua tidak mampu, tunagrahita, diajak orangtua ke luar Buleleng, sudah bekerja dan ada juga yang memang tidak mau melanjutkan sekolah,” terang Surya Bharata.

Puluhan orang anak usia sekolah yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP, kemudian ditindaklanjuti Tim Posko DO, untuk didekati. Dibantu Koordinator Wilayah (Korwil) di masing-masing kecamatan dan Perbekel di desa anak yang bersangkutan, dilakukan pendekatan. Hasilnya 19 orang dari 92 orang siswa yang tidak melanjutkan, berhasil ditarik kembali ke sekolah.

Sebanyak 15 orang diantaranya dari Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, 1 orang dari Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, 1 orang dari Desa Menyali Kecamatan Sawan, Desa Pemuteran di Kecamatan Gerokgak dan 1 orang dari Desa Tista Kecamatan Busungbiu.

Selanjutnya 19 orang siswa ini akan didistribusikan ke SMP Negeri terdekat atau SMP Satu Atap. Mereka setelah kembali ke sekolah akan diberikan bantuan spontan berupa pakaian, peralatan sekolah, buku dan sepatu. Sedangkan proyek jangka panjang juga akan diusulkan mendapatkan Program Indonesia Pintar (PIP).

Sementara itu dari hasil evaluasi yang dilakukan tiga tahun terakhir, Disdikpora Buleleng akan melakukan kajian. Sebab ada pergeseran tren penyebab siswa tidak melanjutkan, dari faktor ekonomi ke faktor minat.

“Trend tiga tahun terakhir memang pergeseran yang dipicu kendala yang cukup komplek. Kalau dulu anak tidak melanjutkan didominasi faktor ekonomi, sedangkan sekarang yang mendominasi karena memang dari anaknya yang tidak ingin. Ini yang masih kami kaji apakah ada motivasi internal sekolah, faktor eksternal dari lingkungan pak mekel dan tetua di sana,” kata Surya Bharata. *k23

Komentar