nusabali

UKM Rumahan Loteng Selem Khas Desa Geluntung Selalu Laris

  • www.nusabali.com-ukm-rumahan-loteng-selem-khas-desa-geluntung-selalu-laris

TABANAN, NusaBali
Warga Desa Geluntung, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan setiap rumah tangga memiliki Usaha Kecil Menengah (UKM).

Salah satunya yang paling hits adalah Loteng Selem atau yang lebih dikenal ‘Sera Bengu’. Loteng dibuat oleh satu-satunya Ni Wayan Rumi, 50, warga dari Banjar Geluntung Kaja. Meskipun makanan ini digemari orang tua, hingga kini masih laku di pasaran. Bahkan tiap harinya, Rumi bisa membuat sampai 500 keping Loteng Selem.

Loteng Selem ini mirip rempeyek. Berbentuk bulat sedang. Biasanya makanan ini cocok untuk dijadikan lauk. Rumi selalu menjual di Pasar Marga.

“Kalau di sini saya saja yang membuat ini, karena membuatnya lebih rumit dibanding jajanan yang lain. Kalau di banjar tiyang banyak yang buat rempeyek, saya tetap memproduksi Loteng Selem atau sering disebut Sera Bengu,” kata Rumi, Rabu (31/8).

Dia mengaku bahan untuk membuat Loteng Selem ini ada banyak jenis. Bahan pokoknya kedelai. Rumi menjelaskan, untuk membuat Loteng Selem, pertama-tama kedelai direbus, kemudian dicampur parutan kelapa dan base genep. “Setelah itu baru saya cetak, kemudian dijemur, setelah kering digoreng, baru dijual,” tuturnya.

Dia mengaku Loteng Selem diproduksi setiap hari. Sekali produksi bisa mencetak 500 keping. “Saya jual satu keping Rp 500. Namun kalau beli Rp 10.000 saya kasih lebih,” jelas Rumi.

Kini usaha rumahan Rumi masih laris. Biasanya yang suka Loteng Selem ini adalah orang tua. Jarang anak muda suka Loteng Selem karena sedikit berbau asam. “Yang suka ini kebanyakan orang tua, paling sering dijadikan lauk,” katanya.

Menurutnya sejak puluhan tahun sudah membuat usaha rumahan tersebut, dan hingga kini belum menemui kendala serius. Kalau kendala rutin yang membuat galau biasanya ketika turun hujan. Jika hujan, hasil produksi tak maksimal karena tidak dapat menjemur. “Biasanya kendala lain ketika harga kedelai mahal, sekarang harganya masih mahal, Rp 12.000 per kilogram. Kalau harga kedelai mahal, dikurangi produksinya,” tandas Rumi. *des

Komentar