nusabali

Agus Darma Ariasa, Pemenang D’Youth Fest Poster Competition 2022

Suka Menggambar Sejak SD, Wajah Baru di Dunia Ilustrasi Digital

  • www.nusabali.com-agus-darma-ariasa-pemenang-dyouth-fest-poster-competition-2022

DENPASAR, NusaBali.com – I Wayan Agus Darma Ariasa, 26, adalah pendatang baru di dunia ilustrasi digital yang menjadi jawara D’Youth Poster Competition 2022. Mengusung konsep keresahan generasi muda, karyanya sukses mencuri perhatian dewan juri.

Kecintaan Gus Darma terhadap dunia ilustrasi sudah terlihat sejak ia duduk di bangku sekolah dasar akibat terekspos pada buku-buku anak bergambar. Meski belum berhasil berbicara banyak ketika mengikuti kompetisi pada saat itu, pemuda asal Batubulan, Kabupaten Gianyar ini tidak patah arang.

Terbukti, ketika memasuki masa sekolah menengah lanjutan di SMAN 1 Sukawati, Gus Darma memutuskan untuk menyeriusi kegemarannya itu. Mulailah ia menjual karya-karyanya yang merupakan hasil ilustrasi karikatur dari tugas-tugas sekolah.

Dibesarkan dalam wilayah pariwisata dan ekonomi kreatif seperti Kabupaten Gianyar khususnya Batubulan, daerah tempat tinggalnya, dan Sukawati di mana Gus Darma menghabiskan masa remajanya, membuat keseriusannya pada dunia seni rupa dua dimensi ini nyaris tanpa hambatan dari pihak mana pun.

“Tidak ada hambatan, keluarga sangat mendukung,” tegas Gus Darma, Senin (29/8/2022).

Ia justru menekankan, gairah berkesenian itu malah didukung oleh kondisi lingkungan di wilayah Gianyar yang kental dengan arus dunia kreatif.

Bermodal keleluasaan dalam menentukan hobi sekaligus karier, Gus Darma tancap gas menekuni dunia ilustrasi, dan pada tahun 2019, pemuda asli Gianyar ini digandeng salah satu clothing brand kenamaan Pulau Dewata, yakni Ripper, untuk berkolaborasi mengonsepkan satu rantaian produk baju bertajuk ‘Dark Series.’

Sejak awal mengenal ilustrasi, Gus Darma cenderung menggoreskan gagasan visualnya pada media kertas. Mengingat perkembangan dunia ilustrasi yang semakin terdigitalisasi, ia pun memutuskan hijrah ke media digital pada awal tahun 2022 ini.

Walaupun berpredikat anak kemarin sore dalam industri kreatif bermedium digital, bermodalkan iPad Pro, Apple Pencil, dan aplikasi ilustrator Procreate serta berkat bakat dan keuletan dari lulusan jurusan Antropologi, Universitas Udayana tahun 2020 ini, Dewi Fortuna memang tidak ke mana-mana.

Pada tahun di mana Gus Darma baru memulai karya-karya digitalnya, ia berhasil menyabet predikat jawara di ajang-ajang bergengsi seperti Bali Digital Festival (DigiFest) 2022 pada bulan April lalu dalam kategori digital art, juga menjadi yang terbaik dalam lomba poster menyongsong Denpasar Youth Festival (D’Youth Fest) 2022.

“Kompetisi yang paling berkesan itu kompetisi digital art pada event Bali DigiFest 2022, di mana saya dapat juara dua. Berkesan karena baru saja mendalami ilustrasi digital tetapi bisa meraih sesuatu yang bisa dibanggakan, sangat senang rasanya,” tutur Gus Darma.

Khususnya pada lomba poster menuju D’Youth Fest 2022, Gus Darma mengusung konsep keresahan anak muda yang masih kekurangan tempat untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Filosofi tersebut dituangkan dalam objek utama yang menggambarkan kepala yang tenggelam.

“Kepala tenggelam melambangkan pemuda yang banyak ide kreatif di dalam kepala mereka, namun akhirnya mengurungkan niat untuk berkembang karena minimnya wadah untuk itu,” jelas pendiri brand Orila Indonesia ini.

Kabar baiknya, dengan adanya D’Youth Fest 2022 pada bulan Oktober mendatang, kata Gus Darma, dapat menjadi angin segar bagi pemuda yang banyak ide namun belum ada ruang untuk berkembang. Makna dari filosofi ini dilambangkan dengan dua perempuan ber-kamen mengapit objek utama yang sedang menggapai bunga Jempiring, termasuk burung Tenggek yang melambangkan spirit kawula muda.

Kejeliannya melihat fenomena dalam masyarakat ini, menurut Gus Darma, tidak terlepas dari ilmu Antropologi yang ia pelajari di bangku kuliah. Oleh karena itu, setiap karya yang ia buat memiliki filosofisnya tersendiri.

“Setiap seniman memiliki tanggung jawab menyampaikan pesan moral dalam setiap karya yang dihasilkan,” kata ilustrator yang terinspirasi Monez, Rakajana, Kuncir Sathya Viku, Kink, dan Zolalongor ini.

Ke depan, Gus Darma mengaku akan berfokus untuk mengikuti berbagai kompetisi sehingga makin dikenal orang dan berdampak terhadap brand penyedia jasa ilustrasi dan desain, Orila Indonesia, yang ia dirikan.

Sejauh ini, Orila Indonesia yang Gus Darma dirikan masih mengandalkan usahanya sendiri dan seorang sahabat untuk melayani permintaan klien. Meski masih dirintis, sudah cukup banyak karya, khususnya mural, yang sudah dikerjakan seperti di Jemari Daycare, Fiverr, dan Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional Bali.

Sementara untuk proyek kolaborasi pernah diselesaikan bersama Paxel Indonesia untuk mengerjakan mural di Warung Babi Guling Pak Malen, Jalan Raya Sunset Road, Kuta.

Gus Darma berharap brand yang ia gagas ini mampu berkolaborasi dengan lebih banyak pihak termasuk memperluas cakupan penyediaan jasanya.

“Ke depan Orila dapat menjadi brand yang bukan hanya menyediakan jasa ilustrasi dan desain tetapi juga social media management, branding, animasi, dan bidang industri kreatif lainnya,” tuntas Gus Darma. *rat

Komentar