nusabali

Kaleidoskop 1 Dekade Kepemimpinan PASS dan Keberhasilan Pembangunan 5 Sektor

  • www.nusabali.com-kaleidoskop-1-dekade-kepemimpinan-pass-dan-keberhasilan-pembangunan-5-sektor

SINGARAJA, NusaBali
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana bersama Wakil Bupati I Nyoman Sutjidra yang dikenal dengan Paket PASS akan mengakhiri masa jabatannya, Sabtu (27/8) hari ini.

Duet pasangan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng ini berhasil menahkodai pembangunan dan pemerintahan dua periode selama satu dekade terakhir.

Paket PASS di periode pertama terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Buleleng pada Pilkada 2012 silam. Bupati Agus Suradnyana dan Wabup Sutjidra sebagai pasangan calon nomor urut 3 saat itu berhasil meraup suara 186.814 atau 53,87 persen dari jumlah total pemilih 346.783 jiwa. PASS unggul jauh dari 4 pasangan calon lainnya saat itu.

Kemudian pada Pilkada 2017 lalu, PASS kembali tampil sebagai calon incumbent Bupati dan Wakil Bupati Buleleng. Pertarungan head to head saat itu melawan pasangan calon Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) kembali berjalan mulus dengan perolehan suara 214.825 atau 68,18 persen dari total pemilih 315.097 jiwa.

Kemenangannya untuk periode kedua, membuat paket PASS dapat memaksimalkan pencapaian visi dan misi yang diusung saat mencalonkan diri sebagai pemimpin daerah dengan slogan program 12 PASS. Selama menjabat 10 tahun, PASS telah berhasil menunjukkan pembangunan yang lebih maju di Buleleng di beberapa sektor. Sejumlah program monumental dan pengembangan SDM sudah berhasil dilaksanakan. Di antaranya pada sektor Kesehatan, Seni Budaya, Perekonomian dan UMKM, pertanian dan infrastruktur.

Selain pembangunan monumental, pada masa pemerintahan PASS juga ditanamkan asas kinerja pada ASN Pemkab Buleleng yang mengantarkannya berkali-kali meraih penghargaan nasional. Pembangunan bidang kesehatan, salah satu visi kepemimpinan paket PASS. Peningkatan pelayanan kesehatan menjadi cita-cita PASS sejak awal menjabat. Sejumlah proyek pembangunan fisik dan pemenuhan sarana prasarana juga telah terealisasi.

Pembangunan fisik bidang kesehatan yang telah terealisasi selama ini diantaranya revitalisasi rumah sakit dan Puskesmas. Pemkab Buleleng telah menggelontorkan anggaran Rp 53,4 miliar lebih untuk proyek layanan kesehatan itu. Pemkab Buleleng juga membangun dua rumah sakit pratama, yakni RS Pratama Tangguwisia di Kecamatan Seririt dan RS Giri Emas di Kecamatan Sawan. Kedua rumah sakit yang kini bertipe D ini dibangun untuk mendekatkan dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat terutama yang di wilayah Buleleng barat dan timur. RS Pratama Tangguwisia tuntas dibangun pada tahun 2014, sedangkan RS Pratama Giri Emas menyusul pada tahun 2017.

Inovasi bidang kesehatan yang juga dilakukan pada tahun 2014, launching layanan Buleleng Emergency Service (BES). BES merupakan program inovasi sistem penanggulangan gawat darurat terpadu yang dikelola Dinas Kesehatan, bekerjasama dengan rumah sakit serta puskesmas se kabupaten Buleleng. BES kini memiliki 74 mobil ambulans yang aktif beroperasi. Pemkab Buleleng, di tangan Agus Suradnyana dan Sutjidra kembali menyempurnakan fasilitas kesehatan di RSUD Buleleng dengan membangun gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD). Penuntasan pembangunan gedung itu mengeluarkan anggaran Rp 79 miliar lebih.

Pembangunan infrastruktur Kesehatan teranyar adalah ruang hemodialisis baru yang melengkapi pelayanan RSUD Buleleng. Pembangunan ruangan khusus untuk pelayanan cuci darah ini dibangun dengan total 60 tempat tidur. Dengan demikian sekitar 120 pasien gagal ginjal dapat tertangani setiap harinya. Kuantitas dan kualitas dari fasilitas Kesehatan secara berkelanjutan diperbaiki. Tentu juga dilengkapi dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni.

Salah satunya inovasi yang dilakukan RSUD Buleleng yang telah mengembangkan kualitas pelayanan kepada pasien guna memberikan kenyamanan dan tingkat kesembuhan lebih cepat. Inovasi pelayanan tersebut antara lain adalah Garden Healing Therapy, Laboratorium of Information System, Poliklinik Geriatri (Lansia), Unit pelayanan Stroke, Unit pelayanan Kanker Terpadu, dan berbagai pelayanan lainnya.

Terobosan untuk pembangunan kabupaten terluas di Bali ini juga diupayakan di bidang seni dan budaya. Selama masa jabatan  PASS sebanyak 11 seni budaya hingga tradisi telah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Pemerintah Pusat. Belasan WBTB itu diantaranya Wayang Wong Desa Tejakula, Tari Teruna Jaya, Kain Tenun Songket Beratan, Tradisi Nyakan Diwang, Pengalantaka (Pedoman penetapan hari purnama-tilem), Permainan Tradisional Megoak-goakan, Seni Lukis Kaca, Tradisi Ngusaba Bukakak, Tradisi Saba Malunin, Tradisi Megangsing dan Gambuh Bungkulan.

Penguatan dan pelestarian seni budaya ini pun menjadi penunjang penting pengembangan Pariwisata Buleleng. Hingga pada 11 Maret 2022 melalui surat keputusannya, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, telah menetapkan 74 desa wisata. Desa Wisata Sudaji, di Kecamatan Sawan baru-baru ini ditetapkan sebagai  TOP 50 ajang Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2022 oleh Kemenparekraf. Sebanyak 15 festival juga telah ditetapkan sebagai kalender off event Buleleng yang menjadi referensi kunjungan wisatawan.

Duet pengusaha dan dokter spesialis kandungan ini juga tidak melepaskan sektor perekonomian dan UMKM dalam pembangunan. Proyek monumental yang berhasil dibangun untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Buleleng salah satunya revitalisasi Pasar Banyuasri sebagai pasar termegah di Buleleng. Konsep pasar tradisional semi modern ini pun dibangun untuk dapat menampung hasil produksi pertanian dan UMKM unggulan Buleleng dan mulai beroperasi tahun 2021 lalu.

Pembangunan Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang akan menjadi sentra pemasaran produk UMKM juga sedang berproses tahun ini. Proyek yang dibantu pemerintah pusat dibangun  untuk UMKM Buleleng semakin sejahtera. Potensi dengan wilayah terluas adalah sektor pertanian. Pemerintah Kabupaten Buleleng telah melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM, serta optimalisasi produk hasil pertanian. Mulai dari pemberian bantuan infrastruktur, pemanfaatan teknik radiasi nuklir untuk rekayasa benih padi hingga perlindungan lahan sawah produktif melalui pembentukan Peraturan Daerah Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Perda LP2B).

Sementara itu di pembangunan infrastruktur juga menjadi prioritas dalam kepemimpinan PASS. Hal itu disebabkan, pembangunan infrastruktur menjadi kunci pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tidak hanya bidang ekonomi, pembangunan infrastruktur akan berdampak pada pengembangan wilayah, nilai tambah industri, serta terbukanya lapangan pekerjaan baru. Sejak tahun 2013 lalu, PASS memprioritaskan perbaikan dan peningkatan akses jalan untuk memperlancar akses perekonomian masyarakat Buleleng. Dari 1.200 kilometer panjang jalan yang masuk sebagai aset jalan kabupaten sudah berhasil diperbaiki bertahap sepanjang 900 kilometer. Saat ini masih menyisakan 300 kilometer karena keterbatasan anggaran dua tahun dilanda Pandemi Covid-19.

Selain jalan, melalui Dinas PUTR juga melakukan perbaikan jembatan, sistem irigasi, sanitasi, TPS3R, hingga pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perkotaan. Selama 10 tahun ini Buleleng kini memiliki 4 ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan yang menjadi tempat rekreasi dan olahraga untuk masyarakat umum. Pembangunan RTH fenomenal, yakni RTH Taman Bung Karno di wilayah Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng, dengan bangunan termegah, terluas dan edukasi sejarah perjuangan Soekarno.

Sementara itu keberhasilan kepemimpinan PASS, juga tidak terlepas dari kinerja seluruh pimpinan SKPD dan pegawai lingkup Pemkab Buleleng. Kerja keras dan dukungan birokrasi di bawah kepemimpinan Bupati dan Wabup dua periode ini menghantarkan Pemkab Buleleng meraih penghargaan. Salah satunya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Raihan Opini WTP, delapan kali berturut-turut dalam penilaian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Prestasi itu diperoleh sejak tahun 2014 hingga tahun 2021 lalu.

Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra. Sebuah penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), juga disabet tiga kali. Pengharapan itu didapatkan Buleleng atas komitmennya menyeimbangkan pelestarian lingkungan dalam pembangunan. Bupati Suradnyana pun meraih penghargaan tersebut karena berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan, program kerja sesuai dengan prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan. Catatan keberhasilannya dalam memimpin selama ini juga dibuktikan dengan penghargaan Top Pembina BUMD. Penghargaan ini diberikan atas komitmennya memfasilitasi dan mendukung kinerja, pelayanan prima, dan menaikkan daya saing BUMD Kabupaten Buleleng khususnya di Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng. *k23

Komentar