nusabali

Dari 15 Ha Lahan, Hasilkan 2 Ton Per Minggu

Bupati Nengah Tamba Kunjungi Kelompok Tani Kakao di Melaya

  • www.nusabali.com-dari-15-ha-lahan-hasilkan-2-ton-per-minggu

Kelompok Tani Kakao Merta Abadi dari mengelola 15 ha lahan produktif, rata-rata menghasilkan 2 ton biji kakao basah per minggu. Bahkan di saat panen raya bulan Mei–September, bisa mencapai 6-7 ton biji kakao.

NEGARA, NusaBali

Budidaya kakao semakin berkembang di Kabupaten Jembrana. Salah satunya di Kelompok Tani Kakao Merta Abadi, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya. Dari 15 hektare lahan kakao yang sudah produktif, kelompok ini mengklaim mampu menghasilkan rata-rata 2 ton biji kakao basah setiap pekan.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Kelompok Tani Kakao Merta Abadi I Kadek Suantara saat tatap muka dengan Bupati Jembrana I Nengah Tamba, di sela-sela acara penyerahan bantuan alat pengolahan biji kakao dari CSR PLN di kelompok setempat, Rabu (24/8). Adapun bantuan yang diserahkan oleh Bupati Tamba berupa 4 unit alat pengolahan biji kakao, 2 alat sangrai, dan 2 alat pemecah biji kakao dengan total bantuan senilai Rp 150 juta.

Suantara mengatakan, saat ini kelompoknya sudah memiliki 29 orang anggota dengan 35 orang pendamping. Total lahan yang dikelola untuk budidaya kakao di kelompoknya mencapai 200 hektare. Namun saat ini, baru sekitar 15 hektare lahan produktif yang sudah menghasilkan buah kakao. “Dari 15 hektare lahan produktif itu, rata-rata menghasilkan 2 ton biji kakao basah per minggu. Bahkan di saat panen raya bulan Mei–September, bisa mencapai 6-7 ton biji kakao basah per minggu,” ujar Suantara.

Menurut Suantara, biji kakao basah yang dihasilkan kelompoknya itu tidak langsung dijual. Namun diolah menjadi biji kakao kering. Selama 8 bulan terakhir dari Januari hingga Agustus 2022 ini, kelompoknya sudah berhasil memasarkan sebanyak 20 ton biji kakao kering. “Tahun ini kami sudah berhasil memasarkan sebanyak 20 ton (biji kakao kering). Meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 11 ton biji kakao kering,” ucap Suantara.

Bupati Tamba mengaku bangga atas hasil dan kesuksesan petani kakao di Jembrana. Dirinya berpesan kepada seluruh petani kakao di Jembrana agar tetap menjaga kualitas kakao. Serta menjaga kekompakan seluruh kelompok, untuk menjaga keberhasilan atau kesuksesan kakao Jembrana yang telah mendunia. “Kakao Jembrana itu sudah mendunia. Pasarnya sudah ada. Tinggal bagaimana kita menjaga kualitas serta keberlangsungannya (produksi) secara kontinyu,” ujar Bupati Tamba.

Di samping itu, Bupati Tamba menyebutkan bahwa apa yang sudah dilakukan petani kakao ini merupakan bagian dari persiapan menuju Jembrana Emas 2026. Saat ini, petani baru bisa ekspor biji kakao. Namun ke depan, dirinya berharap para petani kakao menghasilkan olahan biji kakao dalam bentuk cokelat ataupun olahan lainnya, untuk menambah nilai ekonomi dari biji kakao yang dihasilkan.

“Di tahun emas Jembrana nanti akan ada 6-10 juta wisatawan yang datang ke Jembrana. Saat itu tidak ada lagi coffee morning, tapi choco (chocolate) morning. Nah itu semua harus berasal dari produk lokal kita. Saya juga sudah perintahkan dinas terkait untuk mengakomodir segala kebutuhan para petani kakao kita. Karena ini produk unggulan yang sudah mendunia,” tandas Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini. *ode

Komentar