nusabali

Difasilitasi Anggota DPR RI Alit Kelakan, Kemarin Tiba di Bali

  • www.nusabali.com-difasilitasi-anggota-dpr-ri-alit-kelakan-kemarin-tiba-di-bali

Selama sakit di Turki, Gusti Ayu Vira difasilitasi penanganan bantuan kesehatan dan keselamatan, selanjutnya baru dilakukan proses pemulangan ke Bali.

DENPASAR, NusaBali

Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bangli I Gusti Ayu Vira Wijayantari,23, yang sebelumnya diberitakan telantar di Turki berhasil pulang. Difasilitasi Anggota Komisi VIII DPR RI Dapil Bali dari Fraksi PDIP I Gusti Ngurah Alit Kusuma Kelakan, Gusti Ayu Vira tiba di Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung, Rabu (24/8) sore pukul 17.07 Wita dengan selamat.

"Gusti Ayu Vira sudah pulang, tiba di Bali dengan selamat. Kita fasilitasi pemulangan bekerjasama dengan stakeholder terkait, astungkara berjalan lancar semuanya," ujar Alit Kelakan di sela-sela menjemput Vira di Bandara Ngurah Rai, Rabu sore kemarin. Saat penjemputan, Alit Kelakan didampingi Kadisnaker dan ESDM Pemprov Bali Ida Bagus Ngurah Arda, Kepala Balai Mahatmiya Bali Sumarno Sri Wibowo, perwakilan dari BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia), dan Kadis Koperasi, UMKM, dan Ketenagakerjaan Bangli Ni Luh Ketut Wardani.

Alit Kelakan mengatakan, selama sakit di Turki, Gusti Ayu Vira sempat difasilitasi untuk mendapatkan penanganan bantuan kesehatan dan keselamatan, selanjutnya baru dilakukan proses pemulangan ke Bali. "Kita sebelumnya sudah komunikasi dengan Kementerian Sosial melalui Dirjen Rehabilitasi Sosial Pepen Nazarudin dan Direktur Korban Kedaruratan Bencana Ketut Supena dan Kepala Balai Mahatmiya Bali Sumarno Sri Wibowo," beber politisi senior PDIP yang Wakil Gubernur Bali periode 2003-2008 ini.

Alit Kelakan kemudian membeber kronologi persoalan yang mendera Vira. Berawal pada Mei 2020 yang bersangkutan hendak berangkat mengadu nasib bekerja di Turki agar mendapatkan biaya untuk pengobatan ayahnya yang menderita kanker tulang. "Vira berusaha mencari pekerjaan yang gajinya cukup untuk membiayai pengobatan ayahnya dan akhirnya berencana berangkat ke Turki," ujar Alit Kelakan.

Vira sempat mengikuti pelatihan spa di Bali selama 5 bulan. Vira berangkat ke Turki sebagai therapist spa dengan iming-iming gaji Rp 8-12 juta per bulan. Namun, saat mengikuti pelatihan, ayah Vira Wijayantari meninggal dunia, sehingga dia tidak melanjutkan pelatihan dan sempat berpikir membatalkan berangkat ke Turki.

Kemudian atas saran kolega, Vira tetap berangkat ke Turki pada April 2021. Selama di Turki, Vira bekerja di sebuah hotel dengan jam kerja pukul 06.00 pagi sampai pukul 21.00 malam tanpa ada jam istirahat. Dia hanya dapat jeda makan siang selama 15 menit, libur sekali dalam sebulan. Sementara gaji tidak sama dengan kontrak yang disepakati.

Karena gaji tidak sesuai kontrak, Vira lalu pindah tempat kerja. Tetapi, naas, saat di tempat kerja yang baru beberapa bulan, Vira mengalami sakit paru-paru dan gangguan perut. Pada 17 Juli 2022, Vira jatuh sakit hingga muntah darah. Bahkan sekitar dua pekan lamanya tidak bisa jalan dengan normal. Pada 25 Juli 2022, karena persediaan uang menipis, teman-teman Vira di Turki urunan membantu untuk biaya pengobatan. Hingga 13 Agustus 2022, Vira berhenti total bekerja karena sakitnya makin parah.

Kemudian, pada 13 Agustus 2022 pukul 19.03 Wita, Alit Kelakan menerima pesan WA (WhatsApp) dari Vincent, aktivis GMNI yang kebetulan sebagai pendamping hukum keluarga Vira Wijayantari terkait masalah TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang telantar dan sakit parah di Turki. Alit Kelakan mengatakan, dirinya juga sempat menerima pesan WA meminta bantuan dari Vira Wijayantari.

"Saya saat itu langsung mengambil langkah-langkah, berkoordinasi dengan Gubernur Bali melalui Kadisnaker Bali. Selanjutnya kita hubungi semua pihak terkait, untuk mengecek Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri yang diterbitkan untuk Vira Wijayantari," ujar Alit Kelakan. Dari komunikasi dengan Dubes RI di Ankara, Turki, melalui Minister Counsellor, Sintya selaku Anggota Satgas Perlindungan WNI di Turki, proses koordinasi dan komunikasi berjalan dengan baik dan aman.

Pada 18 Agustus 2022 pukul 17.29 Wita, Vira sempat mengirim pesan WA ke Alit Kelakan, terkait perkembangan dan penanganan yang bersangkutan.

Pada 18 Agustus 2022 pukul 18.00 Wita, Alit Kelakan koordinasi dengan Harlianto terkait pemulangan Vira. Akhirnya, pada 20 Agustus 2022, Vira berhasil berangkat menuju Ankara. Pada 23 Agustus 2022, Harlianto mengirimkan kabar keberangkatan Vira menuju Bali dengan menggunakan pesawat Qatar Airways (QR-314) dengan tujuan penerbangan Ankara-Doha pukul 13.05-16.40. Kemudian pada 24 Agustus 2022 dengan penerbangan QR-960 tujuan Doha-Denpasar pukul 02.05-16-55. Vira Wijayantari akhirnya tiba dengan selamat di Bali dijemput Alit Kelakan dan stakeholder terkait, Rabu sore kemarin.

Sedangkan Kadis Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda, mengungkapkan setelah mendarat di Bandara Ngurah Raid an beristirahat sebentar di ruangan transit, rombongan mengantarkan Vira ke keluarganya di Denpasar di kawasan Jalan Akasia. Setelah menyelesaikan proses pemulihan kesehatan, Gus Arda mengatakan pihak Kementerian Sosial akan melakukan assesment terhadap bakat dan minat Vira sehingga lebih lanjut bisa memberikan bantuan yang tepat sesuai skill yang dimiliki.

Disnaker ESDM Bali sendiri masih akan terus mendampingi Vira termasuk membantu melakukan mediasi dengan pihak lembaga pelatihan yang membantu memberangkatkan Vira ke Turki sebelumnya. "Terkait permasalahan yang dihadapi dengan tempatnya di LPK itu, kita akan mediasi nanti. Kalau dia merasa cukup sudah selesai secara kekeluargaan ya sudah, kalau dia melaporkan kepada kita model pengaduan begitu, pasti kita fasilitasi," ujar Gus Arda.

Sementara Kepala UPT BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) Wilayah Bali Anak Agung Gde Indra Hardiawan, mengatakan pada penjemputan ini juga dilakukan serah terima PMI Vira secara administratif kepada pihak keluarga. "Secara administrasi dari BP2MI Denpasar dan pemerintah daerah menyerahkan yang bersangkutan kepada pihak keluarga," terang Agung Hardiawan. Agung menyebut kondisi Vira saat ini sudah membaik dan bisa melanjutkan perawatan kesehatannya di Bali. Untuk itu selanjutnya BP2MI masih akan terus membantu memfasilitasi perawatan kesehatannya dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Terpisah Kadis Koperasi, UMKM, dan Ketenagakerjaan Bangli Ni Luh Ketut Wardani mengatakan setiba di Bali pihaknya ada rencana membawa Vira ke Bangli. Mengingat di Bangli merupakan lokasi keluarga besar penanggungjawabnya di Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Kecamatan/Kabupaten Bangli. Hanya saja yang bersangkutan meminta diantarkan ke tempat tinggal ibunya di Denpasar.

"Semestinya pulang ke keluarga besar penanggungjawabnya dulu, karena di Denpasar kan dia kos, tidak ada keluarga. Dari Pak Alit Kelakan juga mengarahkan seperti itu (pulang ke Bangli). Tapi tetap Vira lebih nyaman pulang ke Denpasar," ungkapnya. Vira beralasan capek dan agar kondisinya tidak tambah drop maka minta langsung diantar ke rumah kos di Jalan Akasia Denpasar.

Mantan Kabag Ekonomi Setda Bangli ini menyampaikan jika setelah kepulangan Gusti Ayu Vira akan ditangani oleh Kementerian Sosial. Selain itu biaya kesehatannya juga sudah disiapkan. Bila diperlukan check-up atau berobat sudah disiapkan di RS Bali Mandara. "Atensi bapak Gubernur Bali juga sangat luar biasa melalui bapak Kadisnaker Provinsi," ujarnya.

Di sisi lain, berkaca dari kejadian ini Ketut Wardani mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dan selektif dalam memilih serta menentukan agen keberangkatan.

Sebelumnya diberitakan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI), I Gusti Ayu Vira Wijayantari,23, mengaku telantar di Turki atau Turkiye.  Perempuan asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Kecamatan/Kabupaten Bangli ini diketahui kondisinya saat ini sedang sakit. Namun dia tidak ada biaya untuk berobat atau pulang ke Bali. Terkait kondisinya ini, Gusti Ayu Vira sampai bersurat ke Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) agar bisa dipulangkan dari Turki. Surat tersebut juga ditembuskan ke Menteri Luar Negeri, KBRI di Turki, Gubernur Bali dan Bupati Bangli. *nat, cr78, esa

Komentar