nusabali

Bangkit dari Pandemi, Cerita Inspiratif Pemilik Usaha Bite Bali

  • www.nusabali.com-bangkit-dari-pandemi-cerita-inspiratif-pemilik-usaha-bite-bali

MANGUPURA, NusaBali.com – Ivana Gabriella, 23, menjadi satu di antara sekian banyak orang yang merasakan dampak pandemi kala pertama terdeteksi di Pulau Dewata. Perempuan muda ini harus dirumahkan, sementara usaha laundry yang dijalankan keluarganya mengalami kemerosotan.

Namun Ivana tak putus asa, ia justru mengambil keberanian untuk pindah haluan dengan berbisnis patiseri croissant yang kemudian dikenal dengan nama Bite Bali. 

Memulai sesuatu yang baru tidaklah mudah, butuh tekad dan keberanian. Di tengah banyaknya tantangan selama pandemi, ia percaya akan ada hasil baik, asal tidak menyerah.

“Saya tidak menyangka bisa mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri. Jika bukan karena pandemi, sepertinya ide untuk merintis bisnis sendiri tidak akan terwujud,” ujar Ivana. 

Situasi pada 2020 itu diakui sangat berat bagi diri dan keluarganya, karena usaha laundry yang dijalankan keluarga memiliki segmen pelanggan hotel yang notabene tidak ada wisatawan ke Pulau Dewata, sehingga hotel-hotel pun terpaksa ditutup.

Selama di rumah saja, Ivana yang jago masak awalnya membuat kreasi singkong goreng untuk ditawarkan ke teman-teman orangtuanya dan mendapatkan respons positif lalu mulai menerima pesanan.  Peluang ini dimanfaatkan olehnya untuk mendapatkan penghasilan dan membantu perekonomian keluarga. 

“Setelah dua bulan menjalankan usaha singkong goreng, muncul ide untuk membuat produk baru yaitu croissant dengan isian krim kekinian (Lotus Biscoff) yang ternyata disukai oleh konsumen dan menjadi laris,” kenang Ivana. 

Sebagai industri rumah tangga, bisnis Ivana sangat bergantung pada bagaimana dia melayani pelanggan. Apalagi di saat itu dilakukan pembatasan kegiatan masyarakat, sehingga Ivana pun membutuhkan platform yang bisa mempermudah mengantarkan pesanan ke konsumen. “Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, saya memilih menggunakan layanan GrabExpress,” ungkap Ivana. 

Sejak pelanggan semakin banyak, ia merasakan perlunya bantuan mitra pengiriman. “Setelah menggunakan layanan GrabExpress, bisnis ini rasanya semakin lancar dan omzetnya ikut naik. Dari yang awalnya modal bisnis jutaan, kini pendapatan per bulan naik sampai 55 persen,” kata Ivana yang kini sudah bisa membuka offline store di kawasan Kuta Bali. 

Sementara itu untuk kemudahan transaksi, Ivana tak mau ketinggalan menyediakan layanan cashless. “Saya menggunakan OVO untuk mendukung pembayaran. OVO juga semakin mempermudah konsumen saya ketika bertransaksi dengan Bite Bali,” lanjutnya. 

Dalam momentum Hari UMKM Nasional 12 Agustus, Ivana pun berharap semakin banyak UMKM bisa naik level.  Peran pemerintah hingga institusi lain pun dianggap sangat diperlukan untuk membangkitkan  perekonomian Bali yang selama lebih dua tahun dilanda pandemi.

Percepatan dilakukan proses digitalisasi disebutnya juga sangat penting karena membantu usaha. Sebagaimana dirasakannya dengan memanfaatkan layanan yang disediakan oleh Grab dan OVO  yang mampu menghubungkan para pelaku UMKM dengan konsumen yang lebih luas. 

Sebelumnya dalam survei yang dilakukan oleh OVO dan CORE Indonesia pada 2.001 pelaku UMKM yang mana 82 persen pelaku UMKM merasa terbantu oleh ekosistem Grab dan OVO. Bergabungnya UMKM dalam ekosistem digital OVO telah membawa berbagai peluang. Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa mereka mencatat peningkatan pendapatan bulanan hingga 27 persen dan pendapatan harian mencapai 30 persen. 

Komentar