nusabali

Pompa Air PDAM Klungkung Macet

Lumpur Pekat Terjang Mata Air Penida

  • www.nusabali.com-pompa-air-pdam-klungkung-macet

SEMARAPURA, NusaBali
PDAM (kini Perumda Panca Mahottama,Red) Klungkung, belum juga bisa disebut berpelayanan baik kepada pelanggan.

Gara-gara lumpur pekat menerjang mata air Penida di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, pompa air PDAM setempat macet. Dampaknya, pelayanan air PDAM untuk masyarakat terganggu sejak Kamis (18/8).

Direktur Perumda Panca Mahottama I Nyoman Renin Suyasa mengakui hal itu itu. Kata dia, kerusakan pada mesin pompa akibat lumpur pekat di mata air Penida. Kondisi ini akibat banjir yang menerjang mata air Penida beberapa waktu lalu, disertai material lumpur. "Pompa itu aus (rusak) terkena lumpur. Saat ini sudah dikerjakan semoga bisa segera diperbaiki," ujar Nyoman Renin, Senin (22/8).

Lumpur menerjang mata air Penida itu menjadi pantauan Komisi II DPRD Klungkung, saat turun ke lokasi pada Senin (15/8). Para anggota dewan mengkritisi kinerja Perumda yang dianggap belum optimal dalam menjaga kualitas air minum untuk masyarakat. Pasalnya, air berlumpur tersebut sebenarnya tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat.

Wakil Ketua DPRD Klungkung I Wayan Baru mengungkapkan saat ikut saat monitoring Komisi II DPRD Klungkung. Dia mengaku miris melihat kualitas buruk air yang didistribusikan Perumda kepada masyarakat. Selain itu, saat air pasang mata air pun tercampur air laut yang menyebabkan air yang didistribusikan ke masyarakat terasa payau. "Untuk itu perlu adanya instalasi pengolahan air yang memadai agar jangan sampai kondisi air seperti ini langsung didistribusikan," ujar Wayan Baru.

Mengenai masalah tersebut, Nyoman Renin mengaku ke depan akan berupaya untuk memperbaiki kualitas air yang didistribusikan ke masyarakat dari sumber mata air Penida. "Instalasi pengolahan air tersebut perlu kami ganti ke depan. Ini upaya optimalisasi mata air Penida. Ini sedang kami proses," ujar mantan karyawan PDAM Gianyar yang ‘memenangkan’ seleksi dirut PDAM Klungkung ini. *wan

Komentar