nusabali

Tanda Kehormatan Berkat Pengabdian Selama Jadi Anggota TNI AD

Letjen TNI (Purn) Dr Ida Bagus Purwalaksana SIP MM Terima Anugerah dari Presiden

  • www.nusabali.com-tanda-kehormatan-berkat-pengabdian-selama-jadi-anggota-tni-ad

Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden tersebut menjadi penghargaan ke 20 yang diterima IB Purwalaksana selama berkarier di TNI AD.

JAKARTA, NusaBali

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan Tanda kehormatan Republik Indonesia kepada sejumlah tokoh di tanah air dalam rangka HUT ke 77 Kemerdekaan RI pada, Jumat (12/8) lalu di Istana Negara Jakarta. Salah satunya Letjen TNI (Purn) Dr Ida Bagus Purwalaksana SIP MM yang menerima Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama.

Ida Bagus Purwalaksana menerima Tanda Kehormatan tersebut bersama enam orang lainnya, yakni Sastrawan Ajip Rosidi (Alm) yang menerima Bintang Mahaputera Pratama, Arkeolog Prof Dr Mundardjito (Alm) penerima Bintang Budaya Parama Dharma. Lalu dr Carolina Rezeki Sihombing (Almh) dan Haji Sunjaya (Alm) mendapat Bintang Jasa Pratama.

Seniman tradisi Sunda Gugum Gumbira (Alm) dan Dewi Wikantini (Almh) memperoleh Bintang Jasa Nararya. Ida Bagus Purwalaksana mendapat tanda kehormatan berkat pengabdiannya selama menjadi anggota TNI Angkatan Darat (AD). Kepada NusaBali, IB Purwalaksana mengatakan awalnya merasa kaget ketika mendapat informasi sebagai salah satu penerima penghargaan tersebut.

Apalagi dia menerima penghargaan itu secara langsung dari Presiden Jokowi. Sementara enam tokoh lainnya diwakili oleh perwakilan keluarga. Saat menerima penghargaan, Purwalaksana didampingi anak keduanya Ida Bagus Widnyana Laksana.

"Saya mendapat informasi tanggal 8 Agustus lalu, tanggal 10 Agustus sudah berada di hotel, tanggal 11 Agustus menjalani swab PCR dan tanggal 12 Agustus menerima penghargaan di Istana," ucap Purwalaksana saat dihubungi, Kamis (18/8). Purwalaksana menyatakan biasanya penghargaan diberikan oleh Panglima TNI atau Menteri Pertahanan.

Namun, kali ini Presiden Jokowi langsung dan didampingi Wakil Presiden KH Maruf Amin yang memberikan penghargaan. Tanda Kehormatan itu menjadi penghargaan ke 20 yang diterima Purwalaksana selama berkarier di TNI AD. Sebelumnya, Purwalaksana pernah menerima 19 penghargaan, antara lain Satya Lancana Kesetiaan VIII Tahun, Satya Lancana Kesetiaan XVI Tahun, Satya Lancana Seroja I dan Satya Lancana Dharma Nusa.

"Tanda Kehormatan dari presiden menjadi penghargaan tertinggi yang saya terima. Saya senang dan bangga menerima penghargaan itu, karena sangat jarang orang Bali mendapat penghargaan tersebut," ucap putra dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral masa bakti 1993-1998 Letjen TNI (Purn) Ida Bagus Sudjana dan Iskana Parwati ini.

Purwalaksana sendiri lahir di Cimahi, Jawa Barat pada 5 Februari 1964. Anak kedua dari empat bersaudara ini masuk AKABRI di Magelang pada 1983. Tahun 1987, Purwalaksana lulus dari AKABRI. Dia satu angkatan dengan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

Purwalaksana menapaki karier dari bawah. Selepas tamat dari AKABRI, Purwalaksana ditugaskan di Batalyon Yonif 305/Kostrad. Kala itu Wadanyon Yonif 305/Kostrad dipegang Ryamizard Ryacudu. Selanjutnya Purwalaksana ditarik ke Batalyon Yonif 328/Kostrad dengan Danyon Prabowo Subianto dan Wadanyon Djoko Santoso. Prabowo Subianto pindah ke Kopassus menjadi Danjen, Purwalaksana pun ikut ditarik pula ke sana.

Purwalaksana tugas pada group I Kopassus di Serang, Banten sebagai Kasi Logistik. Selanjutnya Purwalaksana dipercaya menjadi Wadanyon 11 group I Kopassus. Posisi Danyon dipegang Doni Monardo. Lalu Komandan groupnya adalah Pramono Edhie Wibowo yang merupakan adik ipar dari Presiden ke enam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Perjalanan tugas Purwalaksana berlanjut ke Satgas Tribuana VII sebagai Wadan serta Danyonif 328/Kostrad.

Dari Yonif 328, Purwalaksana bertugas sebagai Pabandya Sintel Kostrad, Dandim 0419/Tanjung Jabung REM 042, Waasops Kasdam VI/Tanjungpura, Kalimantan Barat. Kemudian Kasbrigif Linud 17/Kostrad, Dan Brigif Linud 17/Kostrad. Bertugas di Brigif Linud 17 menjadi keistimewaan bagi Purwalaksana. "Karena Brigif 17 adalah satuan elite AD. Banyak orang-orang terkenal dari situ," kata Purwalaksana kepada NusaBali, Jumat (20/12/2019). Kemudian Purwalaksana menjadi Pamen Denma Mabesad, Asops Kasdam VII/Wirabuana, Sulawesi Selatan serta Danrem 163/Wira Satya, Bali. Dia membawahi 10 Kodim di Bali. Tugas di kampung halaman membawa kebahagiaan tersendiri kala itu.

Pasalnya, Purwalaksana sebelumnya lebih banyak menghabiskan waktu di luar Pulau Dewata. Ketika bertugas di Bali, dia bisa lebih banyak mengenal saudara serta adat dan istiadat Bali. Dari Bali, Purwalaksana menjadi Dankorsis Seskoad, Kepala Biro Tata Usaha Rotu Setjen Kementerian Pertahanan (Kemhan), Kepala Badiklat Kemhan, Dirjen Kekuatan Pertahanan Ditjen Kuathan Kemhan dan Irjen Kemhan.

Irjen Kemhan dipegang Purwalaksana sejak 11 Desember 2019 hingga 1 Maret 2022. "Saya pensiun 1 Maret lalu, tetapi diperpanjang dua bulan hingga Juli 2022 karena konsentrasi untuk penilaian dari BPK RI," papar Purwalaksana. Menurut Purwalaksana, selama dirinya memegang jabatan Irjen Kemhan sudah tiga kali mendapat predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK RI.

"Sebelumnya WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Tahun 2019, 2020 dan 2021 mendapat WTP. Untuk tahun 2022 belum dinilai. Mendapat predikat WTP tiga kali berturut-turut tidak lepas dari koordinasi semua pihak di Kemhan," papar Purwalaksana.

Setelah pensiun, Purwalaksana dipercaya Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sebagai Asisten Khusus Bidang Ketahanan Pangan di Kemhan. Purwalaksana bersyukur, meski sudah pensiun mendapat kepercayaan dari Menhan untuk memegang posisi itu. Bagi Purwalaksana, itu merupakan hal baru yang dia tangani.

Sebab, selama ini dia lebih banyak berkecimpung di dunia TNI ketimbang pertanian. Dia banyak belajar dari para ahli di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan petani yang berhasil. "Apapun tugas, saya laksanakan dan tidak perlu dihindari. Melainkan kita pelajari semua," tegas Purwalaksana. Menurut Purwalaksana, Kemhan tidak hanya menangani masalah pertahanan dan keamanan. Tapi bertanggung jawab pula mengenai ketahanan pangan di Indonesia. Salah satu untuk menjaga ketahanan pangan adalah menanam tanaman pengganti beras. Antara lain, jagung, singkong, sorgum dan porang.

Kini mereka sedang menanam jagung di Cianjur, Jawa Barat dengan lahan seluas 100 hektare.  Lahan tersebut merupakan tanah yang lama tidak digarap sehingga banyak semak belukar. Mereka menanamnya secara bertahap dan bekerja sama dengan petani setempat. Ke depan, lanjut Purwalaksana, dia dan tim akan meneliti tanah yang cocok untuk di tanami sorgum dan porang sehingga tanaman itu bisa di tanam di mana saja. Dengan menanam jagung, singkong, sorgum dan porang, Purwalaksana berharap bisa memenuhi kebutuhan pangam dalam negeri. Selain itu, Indonesia mandiri di bidang pangan dan tidak tergantung dengan impor beras dari luar negeri. *k22

Komentar