nusabali

ODGJ Ngamuk Bawa Sajam, 1 Tewas, 4 Luka

  • www.nusabali.com-odgj-ngamuk-bawa-sajam-1-tewas-4-luka
  • www.nusabali.com-odgj-ngamuk-bawa-sajam-1-tewas-4-luka

GIANYAR, NusaBali
Peristiwa penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia terjadi di Banjar Sawa Gunung, Desa Pejeng Kelod, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Kamis (18/8) pukul 15.00 Wita.

Pelaku Dewa Gede Gunastra,43, yang mengidap gangguan kejiwaan ngamuk membabi buta dengan membawa senjata tajam diduga pisau pengutik. Satu orang tetangga pelaku, Dewa Ketut Alit,72, tewas mengenaskan. Sementara 4 orang keluarga yang satu rumah dengan pelaku mengalami sejumlah luka tusukan.

Empat korban luka ini, yakni kakak kandung pelaku Dewa Ketut Raka,60, purnawirawan TNI mengalami luka di kaki kanan sayatan pisau mendapat perawatan di Rumah Sakit Sanjiwani. Korban kedua, istri Dewa Ketut Raka atau ipar pelaku, Desak Nyoman Giriasta yang mengalami luka tusuk di bagian punggung.

Pantauan NusaBali, korban Desak Nyoman Giriasta hingga pukul 20.00 Wita masih menjalani tindakan operasi di RSU Ari Canti di Desa Mas, Kecamatan Ubud. Korban ketiga, menantu dari Dewa Ketut Raka dan Desak Nyoman Giriasta, yakni Wahyu Pramesti mengalami luka pada kepala dirawat di Rumah Sakit Arisanti Mas. Keempat, Dewa Putu Suparta,46, sepupu pelaku, mengalami luka sayatan pada kaki kanan dirawat di RSUD Sanjiwani.

Informasi yang dihimpun penganiayaan maut ini bermula ketika pelaku Dewa Gede Gunastra (ODGJ) masuk ke areal rumahnya sendiri menghampiri Wahyu Pramesti yang sedang menyuapi putranya yang masih balita usia 18 bulan. Tiba-tiba, dia berniat membacok balita tersebut sehingga Wahyu Pramesti sebagai seorang ibu spontan membungkuk melindungi anaknya. Akibatnya Wahyu Pramesti mengalami luka bacokan pisau pada bagian punggung.

Setelah dibacok korban berlari ke toilet sambil menggendong anaknya bermaksud untuk melindungi diri. Namun karena alami pendarahan hebat, Wahyu memilih keluar untuk meminta pertolongan. Sayangnya, korban Wahyu Pramesti roboh tak berdaya sehingga dirangkul oleh mertuanya Dewa Ketut Raka dan anggota keluarga satu rumah lainnya Dewa Putu Suparta. Dua orang ini pun tak luput dari amukan pelaku sehingga mengalami sejumlah luka sayatan. Penganiayaan lingkup keluarga ini terjadi begitu cepat. Para korban yang berteriak minta pertolongan membuat warga sekitar berdatangan.

Karena masyarakat sudah berdatangan pelaku berlari melalui pintu belakang menuju ke utara berjarak 30 meter dari TKP pertama dan memasuki rumah Dewa Ketut Alit melalui pintu belakang serta melakukan penganiayaan sehingga korban Dewa Ketut Alit mengalami luka bacok pada leher. Tragis, korban Dewa Ketut Alit meregang nyawa. Korban dinyatakan meninggal dunia setiba di Rumah Sakit Ari Santi Mas Ubud.

Kapolsek Tampaksiring AKP Ni Luh Suardini ketika dikonfirmasi membenarkan penganiayaan oleh ODGJ yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia. "Ya benar, kami sudah mendatangi TKP dan mengamankan pelaku. Berkoordinasi dengan Dinas Sosial karena pelaku mengalami gangguan kejiwaan," jelas AKP Suardini. Pasca kejadian, pelaku sudah berhasil diamankan dan dibawa ke RS Jiwa Provinsi Bali di Kabupaten Bangli.

Polisi belum bisa memastikan penyebab kejadian. "Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku Dewa Gede Gunastra diduga disebabkan karena pelaku mengalami gangguan jiwa," tegasnya. Sementara itu, ditemui di RSU Ari Canti di Desa Mas Kecamatan Ubud, Dewa Wira selaku suami dari Wahyu Pramesti mengaku tidak tahu persis peristiwa penganiayaan tersebut. "Saya pas baru pulang, lihat depan rumah sudah ramai. Sempat saya kira ada kecelakaan," ungkapnya.

Dewa Wira pun kaget begitu melihat istrinya Wahyu Pramesti, ayahnya Dewa Ketut Raka dan ibunya Desak Nyoman Giriasta bersimbah darah. "Panik, kaget. Orangtua dan istri saya langsung dilarikan ke rumah sakit. Kemudian saya baru tahu kalau paman saya (Pelaku Dewa Gede Gunastra, Red) mengamuk bawa pisau," ungkapnya.

Menurut Dewa Wira, ayahnya mendapatkan penanganan medis di RSUD Sanjiwani, sedangkan ibu dan istrinya di RSU Ari Canti di Desa Mas, Ubud. "Ibu saya masih di ruang operasi. Kalau istri dapat jadwal operasi jam 10 malam," terangnya.

Sementara sepengetahuan keluarga, pelaku ODGJ Dewa Gede Gunastra tumben mengamuk membawa senjata tajam. "Biasanya tidak pernah ngamuk. Kalau gangguan kejiwaan memang sudah lama, sempat keluar masuk RSJ. Paman saya ini juga rutin minum obat, bahkan biasa minum obat sendiri," ungkapnya. Dewa Wira tak menyangka kejadiannya akan separah ini.

Selain itu, pelaku diketahui cukup telaten menjaga kebersihan diri. Tidak seperti ODGJ pada umumnya yang lusuh dan enggan mandi. "Paman saya ini rajin mandi, pakaiannya bersih. Bahkan sering dilaundry," sesalnya. Selain itu, pelaku selama tidak kumat juga sempat bekerja serabutan. Bahkan jika gajian, sempat berbagi rejeki pada keponakan. Pelaku berstatus bujangan, belum menikah. Pelaku juga sejatinya dikenal genius saat masa sekolah, beberapa kali gonta ganti handphone dan memiliki akun Facebook atas nama Dewa Gunastra. *nvi

Komentar