nusabali

Prajuru Desa Bugbug Buka 5 Segel, Pihak Lawan Belum Bersikap

  • www.nusabali.com-prajuru-desa-bugbug-buka-5-segel-pihak-lawan-belum-bersikap

AMLAPURA, NusaBali
Prajuru Desa Adat Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem membuka 5 segel di 5 lokasi.

Tujuannya agar aktivitas sosial bisa berjalan normal, terutama Sekretariat Desa Adat Bugbug, dan dibukanya akses jalan menuju Pura Gumang. Pihak lawan atau pemasang segel belum bersikap. Dibukanya segel itu tanpa menunggu hasil pembahasan di MDA Provinsi Bali, setelah kasusnya dilaporkan Bendesa Madya MDA Karangasem I Ketut Alit Suardana. Sebelum membuka segel, segenap prajuru Desa Adat Bugbug dikoordinasikan Kelian Desa Adat I Nyoman Purwa Ngurah Arsana,  menggelar paruman. Hasil paruman, diputuskan untuk membuka segel Sekretariat Desa Adat Bugbug, Banjar Kaleran, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Sabtu (13/8) pukul 16.15 Wita.

Awalnya Sekretariat Desa Adat Bugbug di Banjar Kaleran, disegel sekelompok krama Desa Adat Bugbug usai menggelar paruman di natar Pura Bale Agung pada Jumat (29/7) malam. Penyegelan dilakukan I Gede Astawa.

Kemudian, segel di Sekretariat Desa Adat Bugbug dibuka prajuru Desa Adat Bugbug pada Senin (1/8). Namun Sekretariat Desa Adat Bugbug kembali disegel, Senin (1/8) malam.

Selanjutnya penyegelan diperluas dilakukan sekelompok krama dikoordinasikan I Putu Arta dan I Nyoman Suparna, di 4 lokasi pada Kamis (4/8). Empat lokasi dimaksud adalah Gapura Banjar Segaa, aktivitas proyek penataan parkir di Bukit Sang Hyang Ambu, akses jalan di Setra Desa Adat Bugbug Banjar Bugbug Kelodan, dan akses jalan menuju Pura Gumang di Banjar Samuh.

Sehubungan di Pura Gumang ada pembangunan bale tamu, dan ada proyek pembangunan hotel berbintang lima, akibatnya armada pengangkut material  yang melalui jalur Pura Gumang terhambat. Maka prajuru melapor ke Pemkab Karangasem, Sabtu (13/8) pukul 10.00 Wita. Rombongan prajuru Desa Adat Bugbug yang melapor dikoordinasikan Kelian Desa Adat I Nyoman Purwa Ngurah Arsana, didampingi Penyarikan I Wayan Merta, Baga Parahyangan I Wayan Artana, Baga Pawongan I Wayan Sutama, Baga Palemahan Bagus Adi Saputra, Tim Hukum Desa Adat Bugbug I Gede Ngurah, dan segenap prajuru lainnya.

Rombongan itu diterima Bupati I Gede Dana di ruang kerja Wakil Bupati Karangasem. Hadir pula Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Kapolres Karangasem AKBP Ricko AA Taruna, Dandim Letkol Inf Sutikno, Sekda I Ketut Sedana Merta, Bendesa Madya MDA Karangasem I Ketut Alir Suardana, dan pejabat lainnya.

Bupati Gede Dana kurang setuju terjadi penyegelan jalan, apalagi tengah dilakukan pembangunan. “Penyegelan agar segera diakhiri, tensi ketegangan agar diturunkan,” kata Bupati Gede Dana.

Sedangkan Wabup Arta Dipa mengaku kaget terjadi penyegelan di banyak tempat. Padahal sebelumnya telah disepakati, tidak akan terjadi riak-riak lagi. “Mestinya kesepakatan sebelumnya, yang ditandatangani 16 April lalu, dijalankan,” ucapnya.

Sedangkan Bendesa Madya MDA I Ketut Alit Suardana menerima laporan dari prajuru Desa Adat Bugbug, rencananya untuk diteruskan ke MDA Provinsi Bali, Senin (15/8).

Usai pertemuan dengan Forkopimda Karangasem, prajuru Desa Adat Bugbug gelar paruman di Sekretariat Desa Adat Bugbug, pukul 16.15 Wita. Keputusannya, membuka seluruh segel.

Prajuru bergerak membuka segel pukul 17.00 Wita. Pertama di Gapura Banjar Segaa, berlanjut di jalan Bukit Sang Hyang Ambu, kemudian menuju akses jalan Pura Gumang, akses jalan Setra Desa Adat Bugbug, dan terakhir di Sekretariat Desa Adat Bugbug. Semua segel dibuka, Koordinator BUPDA (Baga Utsaha Desa Adat) Desa Adat Bugbug I Kadek Sumerta, disaksikan segenap prajuru Desa Adat Bugbug.

“Sekretariat dan jalan ini kan milik Desa Adat Bugbug, tidak bisa disegel sekelompok krama,” kata Tim Hukum I Gede Ngurah.

Di bagian lain Rajeg Desa Adat Bugbug I Nyoman Suparna membenarkan, pasang segel di lima lokasi. Hal itu atas amanat paruman yang digelar di natar Pura Bale Agung, Jumat (29/7), dikoordinasikan Bendesa Adat Bugbug I Nyoman Jelantik.

“Karena perintah paruman krama, makanya dilakukan penyegelan. Hasil paruman juga membekukan semua aset desa,” kata Nyoman Suparna.

“Terkait segel dibuka itu, kami belum bersikap, karena masih sibuk mempersiapkan upacara pitra yadnya. Kami berupaya menahan diri, agar krama tidak terpancing,” imbuh Nyoman Suparna mengenai pembukaan segel. *k16

Komentar