nusabali

PDAM Akui Belum Mampu Atasi Kebocoran Air

  • www.nusabali.com-pdam-akui-belum-mampu-atasi-kebocoran-air

DENPASAR, NusaBali
Persoalan klasik yakni tingkat kebocoran atau Non Revenue Water (NRW) yang tinggi belum juga mampu ditangani dengan baik oleh jajaran Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar.

Akibatnya, cakupan layanan juga masih kecil. Dirut Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Denpasar Ida Bagus Gede Arsana yang ditemui di sela-sela konsultasi publik, Jumat (12/8), mengakui NRW yang terjadi hingga kini mencapai 40 persen. “Kami di PDAM belum bisa mengatasi karena kendala modal dan biaya,” ucapnya.

Dikatakannya, pada 2017 ada penyusunan studi kelayakan untuk menurunkan NRW. Dari hasil studi kelayakan, ditemukan biaya sekitar Rp 600 miliar. “Ini PDAM tidak mungkin bisa memenuhi. Karena itu, kami sudah berusaha menurunkan NRW dari 2017 sampai sekarang belum dapat atasi,” kata Bagus Arsana.

Kini, pihaknya merancang dengan skema KBPU untuk bisa mengatasi persoalan yang dihadapi ini. Namun, rencana tersebut perlu juga disusun kajian secara komprehensif. Termasuk dengan pola ini berapa tahun bisa dilakukan perbaikannya. Karena tidak mungkin dengan biaya yang tinggi, jangka waktu pendek. “Mungkin bisa saja hingga 10-20 tahun,” imbuh Bagus Arsana.

Pihaknya menargetkan dengan penanganan ini, tingkat kehilangan air atau kebocoran bisa ditekan hingga 10 persen. Dengan tingkat kebocoran yang kecil, tentu akan dapat meningkatkan cakupan pelanggan lebih luas.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Pendanaan Pembangunan Bappenas Sri Bagus Guritno menyambut baik rencana Perumda ini melakukan perbaikan kebocoran yang tinggi. Terlebih, pipa yang digunakan PDAM Denpasar ini umurnya sudah lebih dari 30 tahun. “Dengan pola KBPU ini akan menggandeng badan usaha yang akan menginvestasikan untuk mengganti pipa yang tua tersebut dengan pipa baru,” kata Guritno.

Dikatakannya, dengan pipa yang baru, kehilangan air bisa ditekan. Kebocoran air yang selama ini hilang, bisa disalurkan ke pelanggan yang lain. Dikatakan, sekarang ini sedang dirancang studi pendahuluan dan hampir selesai, kemudian nanti akan dibuatkan pra feasibility study (FS) dan FS. Nanti Bappenas akan memfasilitasi pembuatan pra FS itu. Tetapi FS itu tetap yang bertanggung jawab PDAM atau pemda. Bappenas memberikan pendampingan atau konsultan di situ. *mis

Komentar