nusabali

Tercanggih Se-dunia, Jadi Bandara Terapung Pertama di Indonesia

  • www.nusabali.com-tercanggih-se-dunia-jadi-bandara-terapung-pertama-di-indonesia

Groundbreaking Bandara Internasional Bali Utara Dijadwal 28 Agustus 2017

DENPASAR, NusaBali
Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti bakal menjadi bandara terapung pertama di Indonesia dan paling canggih se-dunia. Groundbreaking (peletakan batu pertama) bandara di tengah laut yang dirancang dibangun di wilayah Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini dijadwalkan anak dilakukan 28 Agustus 2017 mendatang.

Rencana ini disampaikan Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti (perwakilan dari investor Airport Kinensis Consulting Kanada), Dr Made Mangku, seusai bertemu Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Kantor Gubernuran, Niti Mandala Denpasar, Rabu (13/4), untuk melaporkan progres terakhir proyek bandara terapung. Made Mangku menyebutkan, sebelum menghadap Gubernur Pastikan, pihaknya sudah bertemu Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Menteri Perhubungan, sepekan lalu, untuk menjelaskan agenda yang telah dijalankan PT BIBU Panji Sakti.

“Kami diminta untuk menjelaskan apa-apa yang menjadi agenda dan telah dikerjakan. Saat itu, kami mengatakan tinggal menunggu kepastian dari menteri kapan penentuan lokasi bandara diturunkan,” papar Made Mangku. Saat pertemuan itu, lanjut dia, pihak Kemenhub menyampaiakan persyaratan penentulan lokasi yang diajukan PT BIBU Panji Sakti sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara. Persyaratan yang diajukan pun dianggap sudah lengkap. “Artinya, tidak perlu diperbaiki lagi,” katanya.

Dengan sudah dipenuhinya persyaratan tersebut, pihak PT BIBU Panji Sakti kini tinggal menunggu turunnya surat resmi dari Kemenhub tentang penentuan lokasi pembangunan bandara terapung yang diperkirakan menelan dana Rp 50 triliun ini. “Bahkan, hari ini (kemarin) tim dari Kemenhub didampingi tim teknis dari Dinas Perhubugann Provisi Bali kembali mengecek ke lokasi. Nah, hasil dari lapangan nanti akan dilaporkan lagi ke Kemenhub untuk dikaji kembali, apakah ada yang perlu disempurnakan atau tidak,” tandas tokoh asal Sanur, Denpasar Selatan yang juga dikenal sebagai pembina olahraga layar ini.

Menurut Made Mangku, jika semua berjalan lancar dan sesuai schedule termasuk penentual lokasi turun dari Kemenhub turun bulan ini, maka groundbreaking pem-bangunan bandara terapung akan dilakukan 28 Agustus 2017 mendatang. “Mudah-mudah semuanya dilancaran. Saat groundbreaking nanti, kita juga berharap Bapak Presiden bisa hadir,” ujarnya.

Disebutkan, konsep bandara terapung hingga kini tidak ada perubahan yang signifikan. Hanya ada beberapa yang perlu lebih disempurnakan lagi, seperti menyangkut nelayan di pesisir. “Mereka (nelayan) akan kita akomodir sebaik mungkin dengan menyiapkan beberapa alternatif, agar bisa beraktivitas. Contohnya, nanti kita sediakan tempat penambatan perahu, budidaya berskala besar. Kita juga siapkan tempat BBM agar mereka bisa melaut,” papar Made Mangku.

Menurut Made Mangku, bandara yang dirancang di Kubutambahan ini merupakan bandara terapung pertama di Indonesia dan sekaligus sebagai bandara tercanggih di dunia. Bandara ini dibangun bertingkat dua di tengah laut, dengan pembangunan meng-gunakan tiang pancang dan perluasan daratan. Bandara terapung ini akan menggunakan hidrolik untuk menyesuaikan dengan pasang surut lautan. ‎

"Era sekarang, bandara ini yang tercanggih di dunia. Di Kansai, Jepang ada yang mirip, tapi belum menggunakan teknologi hidrolik. Selain itu, juga memakai konstruksi. Kalau kami menggunakan platform," jelas Made Mangku. "Pembangunan bandara ini nantinya dilengkapi aero city dan marina, serta sarana kereta bagi penumpang yang masuk bandara tersebut," lanjut pegiat lingkungan hidup ini.

Nantinya, bandara terapung ini dilengkapi kereta listrik tanpa awak bagi penumpang dari parkir menuju terminal. Menurut Made Mangku, bandara terapung ini harus menggunakan dan menghasilkan energi terbarukan untuk kebutuhan air yang akan melalui proses penyulingan air laut menjadi air bersih. “Untuk listrik, kita butuh 50 MW. Dari jumlah itu, 37 MW untuk kepentingan bandara, sisanya untuk kepentingan masyarakat. Begitu juga dengan air, kita berikan untuk masyarakat," katanya.

Proyek bandara terapung ini secara keseluruhan membutuhkan lahan seluas 2.150 hektare, yang terdiri dari pembangkit listrik (power plant) seluas 150 hektare, aero city 600 hektare, runway dan terminal 1.400 hektare. Nantinya, akan ada juga kota pendidikan, mall, dan hotel. Selain itu, PT Jasa Marga Tbk juga akan membangun tol dari utara ke selatan.

Sementara untuk perpanjangan daratan, kata Made Mangku, membutuhkan material seperti pasir batu yang akan diambil dari Karangasem. Sedangkan untuk boulder akan diambil alternatif dari Banyuwangi (Jawa Timur), Situbondo (Jawa Timur), Pasuruan (Jawa Timur), Lombok (NTB), Sumbawa (NTB), dan Sulawesi. Sedangkan untuk pasir putih dipastikan akan diambil dari Lombok, sementara untuk landscape tanah subur diambil dari Jembrana.

Pembangunan bandara terapung di Desa/Kecamatan Kubutambahan ini diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 50 triliun. Dana sebesar itu akan dihimpun oleh Airport Kinensis Consulting (AKC), investor dari Kanada. Dana terbesar dialokasikan untuk pembangunan airport, dua runway (landasan pacu), dan terminal sebesar Rp 12 triliun. Runway yang dibangun masing-masing sepanjang 3.600 meter.

"Dua runwai itu membutuhkan lasan seluas 800 hektare yang terapung di laut. Untuk perpanjangan daratan diperkirakan menghabiskan dana Rp 6 triliun," jelas Made Mangku seraya menargetkan pembangunan bandara terapung yang jadi kebanggaan masyarakat Bali dan Indonesia ini bakal rampung pada 2025 setelah pengerjaan selama 8 tahun. * isu

Komentar