nusabali

DPRD Soroti Pariwisata Himpit Petani Rumput Laut

  • www.nusabali.com-dprd-soroti-pariwisata-himpit-petani-rumput-laut

SEMARAPURA, NusaBali
Perkembangan pariwisata di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, potensial menghimpit petani rumput laut di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung.

Persoalan ini mendapatkan perhatian anggota DPRD Klungkung, saat sidang paripurna terkait Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Perubahan atas Perda Nomor 1 Tahun 2003 tentang Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Klungkung Tahun 2013-2033, di gedung DPRD Klungkung, Selasa (9/8) pagi.

Fraksi PDIP Klungkung I Made Satria mempertanyakan sikap Pemkab Klungkung terkait keterhimpitan petani rumput laut dengan potensi pariwisata tersebut.  "Bagaimana upaya bupati menyikapi hal tersebut," ujar Satria.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengaku telah berkerja sama bidang pemberdayaan petani rumput laut di Nusa Penida. Kerja sama bidang fasilitasi pemasaran dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali dan pihak swasta, yaitu PT Algya Emas. Kemudian menginovasi kluster produk unggulan rumput laut dengan rancang bangun berupa pengembangan pengelolaan bahan baku rumput laut menjadi produk olahan. Produk ini memberikan nilai tambah dan dapat mendukung perkembangan industri pariwisata di Klungkung. Produk yang dihasilkan, seperti sabun cuci piring, sabun cuci tangan, stik, dan keripik rumput laut.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung I Dewa Ketut Sueta Negara mengaku pihaknya telah berupaya agar para petani rumput laut menjadikan pariwisata sebagai bonus atas aktivitas budidaya. Karena pariwisata belum tentu mulus. "Kami terap memberikan pendampingan, memfasilitasi akses bantuan, menjaga harga rumput laut tetap bagus, melindungi pemanfaatan atas lahan dari petani rumput laut," kata Dewa Sueta.

Namun, meskipun wisatawan sudah ramai lagi, petani rumput laut sebagian besar tetap bertahan dengan aktivitasnya. Kondisi ini tidak terlepas dari pembelajaran ketika wisatawan sepi ketika kasus Covid-19 melanda hingga melumpuhkan sektor pariwisata internasional selama 2 tahun. Di mana saat wisatawan ramai berkunjung ke Nusa Penida, aktivitas budidaya rumput laut sempat ditinggalkan. Ternyata, ketika kunjungan itu sepi rumput laut mampu menopang perekonomian masyarakat. "Mereka (petani rumput laut) belajar dari pengalaman saat sektor pariwisata sepi akibat pandemi Covid-19," ujar Dewa Sueta. *wan

Komentar