nusabali

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ITB STIKOM: Lepas 4 Mahasiswa, Kedatangan 55 Mahasiswa

  • www.nusabali.com-program-pertukaran-mahasiswa-merdeka-itb-stikom-lepas-4-mahasiswa-kedatangan-55-mahasiswa

DENPASAR, NusaBali.com – Menindaklanjuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (PMM Kemendikbudristek), ITB STIKOM Bali melepas empat orang mahasiswanya ke empat perguruan tinggi berbeda selama satu semester.

Di balik itu, tercatat ada 55 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang mengirimkan mahasiswanya dalam program yang sama.

Empat mahasiswa dilepas oleh pihak kampus pada  Rabu (10/8/2022). Pertama, Hergiano Pingko mahasiswa angkatan 2021 dari Program Studi (Prodi) Sistem Komputer ke ITB Bandung. Hergiano Pingko akan mengambil seluruh 20 SKS di ITB Bandung pada Prodi yang sama. 

Kedua,   Ni Komang Ratih Tribanowati angkatan 2021 dari Program Studi Sistem Informasi ke Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Di sana, Ni Komang Ratih Tribanowati akan mengambil 14 SKS, dan mengikiuti 6 SKS dari ITB STIKOM Bali (PT asal). 

Ketiga, William Gates dari Prodi Bisnis Digital angkatan 2021 ke Universitas Amikom Yogyakarta. William mengambil seluruh 20 SKS di PT penerima tersebut. Keempat atau terakhir, Luh Gede Liana Putri ke Universitas Budi Luhur Jakarta. Di sini, Luh Gede Liana Putri juga mengambil seluruh 20 SKS.

“Keempat mahasiswa tersebut akan mengikuti perkuliahan selama satu semester  secara offline di perguruan tinggi (PT) penerima,” kata Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahsiswaan ITB STIKOM Bali Ida Bagus Suradarma SE MSi saat melepas empat mahasiswa di kampus ITB STIKOM Bali, Renon, Denpasar. 

Dalam arahannya Ida Bagus Suradarma meminta keempat mahasiswa tersebut selalu mengikuti program tersebut sampai tuntas, baik kegiatan akademik maupun kegiatan nonakademik karena semua itu akan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan. 

“Saya yakni kembali dari sana anda akan memiliki kemampuan akademik yang lebih baik dan wawasan yang lebih luas karena bergaul dengan mahasiswa lain dari seluruh Indonesia,” kata Suradarma.

Suradarma menjelaskan, program PMM ini sejalan dengan semua program yang sudah dijalankan selama ini untuk meningkatkan wawasan mahasiswa, seperti kuliah sambil magang offline di Jepang, kuliah sambil kerja offline di Inggris,  kuliah sambil magang online di Singapura, maupun mengikuti program International  Credit Transfer ke Dalian Neosoft Univerity of Information, China.

“Semua itu dalam rangka meningkatkan citra kampus kita. Tahun ini kita berada di ranking 127 dari sekitar 4.000 perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Ini penilaian Webometrics, sebuah lembaga asing, jadi fair. Semester lalu kita baru berada di ranking 145,” urai Suradarma. 

Pada kesempatan ini Wakil Rektor II Bidang Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya ITB STIKOM Bali Dr Ni Luh Putri Srinadi SE MM Kom juga memberikan wejangan sekaligus dorongan moral kepada mahasiswa agar senantiasa menjaga diri selama di kampus tujuan.  “Jaga nama baikmu, nama baik keluarga, nama baik kampus dan nama baik Bali,” pesan Putri Srinadi.

Sementara itu Personal in Charge Program PMM ITB STIKOM Bali Dr  Evi Triandini MEng mengakui jika  dibandingkan tahun lalu peserta outbond PMM ITB STIKOM Bali mengalami penurunan. 

Jika tahun lalu tercatat 12 mahasiswa yang outbond, maka  tahun ini hanya 4 orang. “Tapi tahun ini STIKOM Bali kedatangan mahasiswa inbound sebanyak 55 orang, mereka datang dari hampir seluruh kampus di Indonesia,” kata Dr Evi.

Sekadar diketahui, PMM – dalam rangka MBKM adalah program Menteri  Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim yang memberikan hak mahasiswa untuk tiga semester mengikuti kegiatan di luar Prodinya. Yakni satu semester di luar prodi dalam perguruan tingginya dan dua semester di luar prodi di luar perguruan tingginya. Total seluruhnya dikonversi menjadi 60 SKS. 

Khusus untuk PMM, mahasiswa akan mendapatkan berbagai kemudahan. Antara lain, SPP selama satu semester dibayar oleh negara, mendapat uang saku bulanan dari negara sebesar Rp 700 ribu, uang kos Rp 500 ribu per bulan dan tiket PP dari kampus asal ke kampus tujuan dibiayai oleh negara serta mengikuti kegiatan budaya yang difasilitasi oleh PT penerima. 

Komentar