nusabali

APG Rangsang Penyandang Disabilitas Tergugah Jadi Atlet

  • www.nusabali.com-apg-rangsang-penyandang-disabilitas-tergugah-jadi-atlet

SOLO, NusaBali
Indonesia adalah negara paling ngotot terselenggaranya ASEAN Para Games (APG) 2022. Akhirnya mengajukan diri jadi tuan rumah pengganti Vietnam yang mengundurkan diri.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan langkah Indonesia tersebut bentuk perhatian Presiden Joko Widodo terhadap atlet-atlet disabilitas. Hal itu mengingat gelaran ini tidak terselenggara dalam lima tahun terakhir.

Padahal biasanya bergulir setiap dua tahun. Terakhir kompetisi antar atlet disabilitas di Asia Tenggara ini bergulir di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2017. Setelah itu, APG batal bergulir di Filipina pada 2019, sebelum Vietnam juga memutuskan mundur jadi penyelenggara.

APG 2022 tak hanya bicara soal persaingan dalam olahraga. Banyak dampak atas penyelenggaraan edisi ke-11 tersebut. Salah satunya menumbuhkan rasa kepercayaan diri kaum disabilitas berprestasi, salah satunya lewat olahraga.

Dengan eksposur pemberitaan gelaran APG menarik banyak orang mengetahui lebih jauh terkait olahraga disabilitas. Alhasil, masyarakat mengenal para pahlawan olahraga di Tanah Air selain dari yang non-disabilitas.

Salah satu atlet Khalimatus Sadiyah juga mengakui selama penyelenggaraan banyak yang menanyakan bagaimana cara untuk bisa menjadi atlet seperti dirinya. Dengan senang hati, Khalim, sapaan akrab Khalimatus Sadiyah menjawab dan berbagi pengalaman dari titik awal hingga bisa seperti saat ini.

Khalim adalah atlet para-bulu tangkis SL4 dengan segudang prestasi. Tertinggi, meraih medali emas pada Paralimpiade Tokyo 2020 bersama Leani Ratri Oktila pada nomor ganda putri SL3-SU5.

"Saya menggeluti olahraga para-bulu tangkis pada 2013. Awalnya saya bermain bersama non-disabilitas di salah satu klub bulu tangkis di Mojokerto, Jawa Timur. Hingga akhirnya ada yang mengajak bertanding di para-badminton di Jakarta," ujar Khalim.

Pada sisi lain, langkah panitia penyelenggara untuk melibatkan kaum disabilitas termasuk anak-anak dalam ASEAN Para Games 2022 patut mendapat apresiasi. Semangat juang atlet telah menular kepada mereka yang kini memiliki mimpi besar untuk bisa mengibarkan Merah Putih melalui bidang olahraga.

Pelatih sekaligus pengajar SLB Negeri 1 Sragen, Fendi Eko Cahyono, mengungkapkan sengaja mengajak murid untuk menyaksikan pertandingan ASEAN Para Games 2022 agar termotivasi.

Selain itu, orang tua murid juga turut ikut. Selain mendampingi anak, kata Fendi, kehadiran orang tua agar memahami bahwa kesempatan bagi anak mereka untuk berprestasi terbuka lebar.

Fendiadalah sosok di balik keberhasilan salah satu atlet yakni Yunika Anas Tasya yang merupakan atlet para-atletik spesialis nomor lari T37. Yunika menempati peringkat ketiga nomor 100 meter dan 200 meter di Asian Youth Para Games di Bahrain beberapa waktu lalu. Dia juga turun di ASEAN Para Games 2022.

"Tasya saya latih sejak kelas 4. Pulang sekolah, pukul 11.00 WIB saya ajak ke lapangan buat latihan. Hasilnya sekarang kelihatan. Dia yang menjadi contoh saya untuk mendidik dan melatih anak-anak ini," kata Fendi Eko Cahyono

Sementara Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Indonesia (NPC) Rima Ferdianto terkait langkah penyandang disabilitas untuk bisa menjadi atlet nasional.

Dia mengungkapkan bahwa NPC, selaku induk organisasi yang menjadi wadah atlet disabilitas, sudah tersebar di seluruh provinsi di Tanah Air. Penyandang disabilitas, kata Rima, bisa menyambangi NPC di daerah masing-masing untuk mengetahui lebih dalam terkait olahraga disabilitas. Nantinya NPC di daerah akan mengarahkan. *ant

Komentar