nusabali

Ortu Calon Taruna Poltrada Pertanyakan Hasil Tes Kesehatan

Bicara SOP, Poltrada Tolak Beri Hasil Tes

  • www.nusabali.com-ortu-calon-taruna-poltrada-pertanyakan-hasil-tes-kesehatan

GIANYAR, NusaBali
Belasan orangtua (Ortu) calon taruna gerudug sekolah kedinasan milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, yakni Politeknik Transportasi Darat (Poltrada) Bali di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Jumat (5/8) pagi.

Kedatangan mereka untuk mempertanyakan kejelasan hasil tes kesehatan putra putri mereka yang menjadi kriteria lulus tidaknya calon taruna. Orangtua menduga ada yang tidak beres dalam tes kesehatan. Sebab hasil tes tidak bisa diketahui, termasuk oleh calon taruna bersangkutan.

“Kami ingin menanyakan di bagian mananya kesehatan anak-anak kami yang tidak lulus. Kami ingin tahu hasilnya, karena tes kesehatan yang dilakukan Poltrada kami membayarnya cukup mahal,” ungkap Koordinator orangtua calon taruna, I Nyoman Suardika.

Pada dasarnya, kata Suardika, dirinya dan belasan orangtua calon taruna tidaklah mempermasalahkan jika anak-anaknya tidak lulus menjadi Calon Taruna di sekolah kedinasan tersebut. Namun yang menjadi persoalan adalah hasil tes kesehatan yang dilakukan Poltrada yang dinilai tidak  transparan. Sebab sebelum melakukan tes kesehatan di Poltradra, belasan siswa yang melamar sudah melakukan medical check up di RSAD dan secara keseluruhan dinyatakan hasilnya bagus.

“Kami ingin minta hasil tes kesehatannya, karena anak-anak kami melakukan tes kesehatan tidak gratis, tapi membayar sebesar Rp 1,8 juta lebih. Jadi, wajib dong kami tahu gangguan kesehatan anak kami yang membuat mereka tidak bisa lulus,” imbuhnya.

Di samping itu, pengumuman tes kesehatan tersebut juga ‘molor’ sehingga semakin mengundang kecurigaan dari para orangtua. Seharusnya tes kesehatan sudah keluar per tanggal 21 Juli 2022 lalu, tapi pihak Poltrada baru mengeluarkan hasilnya, Rabu 3 Agustus 2022. “Ini sangat aneh, ada informasi anak yang jelas kondisi fisiknya kurang sempurna serta tinggi badan di bawah dari yang dipersyaratkan justru dinyatakan lolos. Kemudian, dari semua jenjang tes yang dilakukan anak kami berada di atas rata-rata, SKD juga lolos dan dinyatakan sangat memenuhi syarat. Tapi saat tes kesehatan, ternyata begini hasilnya,” keluhnya.

Namun kedatangan para orangtua tersebut nampaknya sia-sia karena pihak Poltrada tidak bisa memenuhi permintaan mereka. Mereka pun semakin yakin ada yang tidak beres di balik tes kesehatan tersebut. “Aneh, tes kesehatan kami bayar, tapi giliran mau minta hasil rekam medisnya malah tidak dikasih. Ini benar-benar lucu. Sebagai orangtua wajib dong mengetahui kesehatan anak saya,” pungkas Suardika.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Poltrada Bali dr Efendi Prih Raharjo mengatakan jika pihaknya tidak bisa memenuhi permintaan para orangtua calon siswa yang dinyatakan tidak lulus tes kesehatan itu. Dia berdalih jika dalam SOP, rekam medis tersebut tidak boleh diketahui orangtua calon siswa. “Ini sudah SOP, kalau orangtua mau hasil rekam medisnya kami bersurat dulu ke Kementerian Perhubungan,” sebutnya.

Hal senada juga diungkapkan Arif selaku Ketua Panitia Daerah Sipencatar. Pihaknya memaklumi perasaan para orangtua yang anaknya tidak lolos seleksi. "Kami pikir memang hal yang wajar ya, apalagi sebagai orangtua menanyakan nasib anaknya. Tapi sekali lagi kami kembalikan ke prosedur yang kami sudah sepakati dari pusat. Sudah ada petunjuk teknis penerimaan calon taruna yang dikeluarkan oleh pusat. Kami semuanya mengikuti itu. Tidak ada tendensi kami untuk mempermainkan di internal kami," tegas Arif.

Arif mengatakan pihaknya hanya pelaksana teknis di daerah. "Karena ini kan formasinya pola pembibitan, itu nantinya mereka akan jadi CPNS Kementerian Perhubungan sehingga memang panitia yang berwenang langsung adalah pusat. Kami di daerah hanya pelaksana teknis," jelasnya. Lantas kenapa orangtua tidak boleh mengetahui hasil tes kesehatan, kata Arif hal itu sudah sesuai juknis.

"Jadi di juknis tidak diperkenankan, kita anggap dalam prosedur seleksi sudah jadi konsekuensi. Kami kurang paham detailnya, yang jelas juknisnya seperti itu. Karena memang kami tidak mau juga bias ya, ada yang memanfaatkan situasi dan sebagainya dengan misalkan hasil itu dibalikkan ke ortu/peserta. Segala resiko kita minimalisir, karena memang ini seksi ya karena mereka masuk taruna itu sudah CPNS, tinggal selesaikan sekolah sudah jadi CPNS. Jadi segala analisa resiko sudah pasti dipertimbangkan oleh pusat sampai hasil tes tidak diperlihatkan. Dan kami pun teken kontrak dengan pihak yang kompeten, ada MoU yang melekat tanggung jawab masing-masing pihak," terangnya.

Arif juga menegaskan proses seleksi sangat terbuka. "Kami tawarkan lapor resmi di pengaduan kami di website. Kami nanti jawab secara institusi. Link ada," jelasnya. Dijabarkan pula seleksi Sipencatar Tahun 2022 ini menyediakan 3.350 formasi seluruh Indonesia baik penempatan darat, laut, udara maupun kereta api. "Nanti calon taruna tersebar di 22 sekolah se-Indonesia. Di Bali 144 formasi, 3 prodi," imbuhnya. Seleksi pun belum usai pasca tes kesehatan, masih ada tahap selanjutnya, yakni psikotes dan wawancara. "Tes wawancara minggu depan 11 Agustus. Nama yang lulus diumumkan di website dan sipencatar. Website kami Poltradbali.ac.id," imbuh Arif. *nvi

Komentar