nusabali

70 SD Hanya Dapat 10 Siswa Baru

  • www.nusabali.com-70-sd-hanya-dapat-10-siswa-baru

Walau minim siswa baru, sekolah-sekolah tersebut tidak akan ditutup, dan Disdikpora Buleleng menyatakan tetap memberikan layanan pendidikan.

SINGARAJA, NusaBali

Proses pembelajaran di jenjang Sekolah Dasar (SD) yang sudah efektif sejak empat pekan terakhir, mulai dievaluasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng.

Data peserta didik baru di puluhan sekolah ditemukan tidak lebih dari 10 orang tersebar di 9 kecamatan Buleleng. Bahkan ada dua sekolah yang sama sekali tidak mendapatkan siswa.

Data Disdikpora Buleleng mencatat sebanyak 466 sekolah negeri dan 10 sekolah swasta. Dari ratusan sekolah dasar itu, sebanyak 70 SD yang terdeteksi hanya mendapatkan siswa baru tidak lebih dari 10 orang. Puluhan sekolah itu terinci 15 SD di wilayah Buleleng timur (Kecamatan Sawan, Kubutambahan dan Tejakula), 27 SD di Buleleng tengah (Kecamatan Sukasada, Buleleng dan Banjar) serta 28 SD di wilayah Buleleng barat (Kecamatan Seririt, Busungbiu dan Gerokgak).

“Dari tujuh puluh sekolah ini tercatat menerima siswa sampai 10 orang. Sebanyak 14 sekolah diantaranya jumlah siswa baru di bawah 10 orang. Yang tidak dapat sama sekali itu ada SDN 3 Pucaksari, Kecamatan Busungbiu dan 2 sekolah swasta,” ucap Sekretaris Disdikpora Buleleng Ida Bagus Gde Surya Bharata.

Menurutnya dari hasil pengkajian, minimnya jumlah siswa di puluhan sekolah itu karena ada tren penurunan jumlah siswa di daerah itu. Seperti di SDN 3 Pucaksari, total sekolah ini memiliki 63 orang siswa dari kelas 2-6. Selain itu juga disebabkan jumlah usia sekolah warga di sekitar sekolah memang sedikit.

“Faktor lain juga di tengah situasi pandemi Covid-19 yang berangsur pulih, beberapa anak usia sekolah diajak merantau orangtuanya ke luar daerah,  ini juga menjadi penyebab minimnya jumlah siswa baru di beberapa sekolah,” imbuh Surya Bharata.

Melihat kondisi tersebut, Disdikpora Buleleng memutuskan tidak akan menutup sekolah-sekolah dengan jumlah siswa baru yang minim. Sekolah akan tetap beraktivitas untuk memberikan pendidikan dasar yang menjadi hak setiap warga negara Indonesia. “Kami tetap harus memberikan layanan pendidikan walaupun hanya 2, 3 orang siswa ada di sana. Mereka tetap berhak mendapat layanan pendidikan. Sekolah juga tidak akan ditutup, siapa tahu daerahnya nanti berkembang, sehingga fasilitas pendukung sudah siap,” tegas dia.

Sementara itu sekolah-sekolah dasar yang minim siswa, tetap akan disokong Disdikpora Buleleng. Terutama dalam pemenuhan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Terutama sekolah yang jumlah kumulatif siswanya tidak mencapai angka minimal untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara standar.

“Kami fokus pemenuhan GTK. Sepanjang sekolah belum bisa mengalokasikan melalui BOS, gaji DTK honor maupun kontraknya masih menjadi tanggungan dinas,” papar Surya Bharata. *k23

Komentar