nusabali

Jelang KTT G20, Menteri KP Rancang 'Bulan Cinta Laut' Serentak

  • www.nusabali.com-jelang-ktt-g20-menteri-kp-rancang-bulan-cinta-laut-serentak

NEGARA, NusaBali
Jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 November 2022, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono, berencana menjalankan program Bulan Cinta Laut secara serentak di Indonesia pada Oktober mendatang.

Dalam Bulan Cinta Laut yang menjadi sebuah gerakan bersih-bersih pantai serta laut itu, para nelayan diminta tidak melakukan penangkapan ikan. Namun dalam sebulan nelayan tetap bisa mendapatkan penghasilan dari sampah plastik yang mereka kumpulkan di laut.

Hal tersebut disampaikan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono, di sela-sela peresmian program konservasi laut dari corporate social responsibility (CSR) Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih, Banjar Mekar Sari, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Kamis (4/8).

Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Asisten Perekonomian dan Pembangunan pada Setda Bali Ni Luh Made Wiratmi yang mewakili Gubernur Bali, President Director & CEO of IOH Vikram Sinha, CEO Huawei Indonesia Jacky Chen, dan sejumlah undangan lainnya.

Wahyu Trenggono pun mengapresiasi program CSR dari IOH ini sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap konservasi laut. Sesuai dengan program ekonomi biru yang dicanangkannya, menempatkan ekologi sebagai panglima dalam menjaga keberlanjutan ekonomi masyarakat. Menurutnya, ketika ekologi sudah dipersiapkan ataupun bisa dipastikan terjaga dengan baik, tentunya dampak ekonomi  terhadap masyarakat akan berkelanjutan. Bahkan lebih meningkat.  "Kita mengedepankan ekologi sebagai panglima, baru kita membicarakan ekonomi dan sosial. Jadi tidak boleh terbalik, ekonomi didahulukan baru kita bicara ekologi. Kalau seperti itu tidak akan sempat," pesan Wahyu.

Wahyu mengatakan, sampah plastik menjadi salah satu hal ancaman besar terhadap ekologi laut. Namun dirinya menegaskan, sampah plastik yang ada di lautan Indonesia sendiri, bukan hanya dari Indonesia. Tetapi banyak juga sampah plastik dari luar Indonesia. Di mana persoalan sampah plastik di laut yang juga terjadi di negara-negara lainnya itu pun menjadi pembahasan dalam Our Ocean Conference (OCC) 2022 beberapa waktu lalu.

Sementara itu terkait program Bulan Cinta Laut itu, Wahyu menyatakan sebenarnya sudah dimulai dan diuji coba di beberapa wilayah. "Itu sudah kita uji coba, sekarang sudah mulai. Syukur-syukur nanti bisa ketahuan plastiknya dari mana saja. Karena ada juga plastik dari luar. Seperti Thailand, Malaysia, ada angkutan laut yang habis makan membuang sampah ke laut tanpa bertanggungjawab. Ini salah satu bukti nyata kita yang akan kita tunjukan ke mata dunia," ucap Wahyu.

Di samping itu, kata Wahyu, pihaknya di KPP juga berencana menerapkan teknologi maritime surveillance. Teknologi itu berbasis satelit yang akan memonitor selama 24 jam untuk mengidentifikasi para pelaku ataupun kapal-kapal asing yang membuang sampah di alut. "Terkait siapa yang membuang sampah, kapal apa  yang membuang sampah langsung bisa ketahuan. Ada tumpukan sampah plastik, asalnya darimana, itu bisa langsung kebaca. Kita bisa detected nama kapal itu apa dan pemiliknya siapa. Itu komitmen yang kita sampaikan dalam OCC yang juga mendapat sambutan luar biasa dari World Bank, US, Norwegia, Denmark, dan lainnya. Mereka semua sangat happy karena itu adalah program konkret yang kita lakukan," ujar Wahyu. *ode

Komentar