nusabali

Gunakan Teknologi Canggih, RSUP Sanglah Lakukan Operasi Otak Stereotactic

Tak Perlu 'Bongkar' Kepala Pasien, Dipastikan Lebih Tepat Sasaran

  • www.nusabali.com-gunakan-teknologi-canggih-rsup-sanglah-lakukan-operasi-otak-stereotactic
  • www.nusabali.com-gunakan-teknologi-canggih-rsup-sanglah-lakukan-operasi-otak-stereotactic

Untuk kasus-kasus penyakit terkait gangguan otak bagian dalam kini tidak perlu lagi jauh-jauh ke rumah sakit di Surabaya atau Jakarta untuk melakukan operasi.

DENPASAR, NusaBali
Tim dokter bedah saraf RSUP Sanglah (RSUP Prof dr IGNG Ngoerah) berhasil melakukan operasi otak kepada pasiennya menggunakan metode stereotactic surgery pada, Senin (1/8) lalu. Ini merupakan satu langkah maju karena operasi menggunakan teknologi canggih ini baru pertama dilakukan rumah sakit rujukan Bali-Nusa Tenggara (Nusra) ini.

Operasi otak dilakukan kepada seorang pasien anak (rujukan dari Papua) berusia 4 tahun dengan nanah yang ada di lokasi yang dalam. Salah satu anggota tim dokter, Prof Dr dr Sri Maliawan SpBS(K) FICS

mengungkapkan kelebihan yang dimiliki metode bedah stereotactic adalah tidak perlu 'membongkar kepala' pasien untuk melakukan operasi otak (minimal infasif). Hanya diperlukan sayatan kecil berukuran 1-2 centimeter.

"Tindakan ini namanya stereotactic surgery, operasi khusus dan baik kalau ada kelainan di otak yang letaknya dalam. Kalau dulu kan otak harus dibongkar di samping juga bahan-bahan yang banyak dihabiskan dan sebagainya," ujar Prof Maliawan dalam keterangannya kepada NusaBali, Rabu (3/8).

Selain tidak perlu membongkar kepala pasien, teknik ini juga meminimalisir kemungkinan merusak bagian otak lain yang harus dilalui untuk menuju sasaran operasi. "Dengan alat ini kita bisa mengukur dan mengikuti jalan yang paling aman ke tempat itu dan pasti tepat sasarannya, sekecil apapun bisa dijangkau, sehingga bisa seminimal mungkin mengakibatkan kerusakan selama proses menuju titik tersebut," sebut Prof Maliawan.

Lebih jauh disampaikan, teknologi stereotactic juga dapat digunakan untuk melakukan biopsi (pengambilan sampel) tumor otak yang terletak di area dalam, tindakan brain stimulation pada pasien movement disorder seperti parkinson atau epilepsi, perdarahan otak (stroke), dan semua kelainan-kelainan pada otak bagian dalam lainnya.

Terkait baru diadopsinya metode stereotactic oleh RSUP Sanglah, Prof Maliawan menyebut peralatan yang digunakan harganya relatif mahal sehingga belum mendapat prioritas dalam anggaran. Padahal jumlah pasien yang memerlukan penanganan tidak sedikit.

"Alat ini cukup mahal jadi ada prioritas, di samping itu juga ada tenaga tambahan baru (SDM) semoga bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan rumah sakit ini dan terutama untuk pasien," jelas Prof Maliawan.  Dengan capaian ini, Prof Maliawan menyebut RSUP Sanglah nantinya bisa menjadi rumah sakit rujukan untuk rumah sakit di wilayah Indonesia timur. Sehingga untuk kasus-kasus penyakit terkait gangguan otak bagian dalam tidak perlu lagi jauh-jauh ke rumah sakit di Surabaya atau Jakarta untuk melakukan operasi. Apalagi layanan stereotactic termasuk dalam tanggungan BPJS Kesehatan.

"Ini operasi masa depan, hampir semua rumah sakit-rumah sakit di luar yang berstandar internasional biasa menggunakan alat ini. Waktu saya belajar di luar, tindakan ini 10 menit saja sudah selesai," ungkap Prof Maliawan.  Sementara itu, dr Made Gema Daniswara Maliawan MKed Klin Sp BS, tim dokter yang juga ikut melakukan operasi menjelaskan tahapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan operasi otak metode stereotactic. Tahapan meliputi persiapan alat-alat stereotactic dan persiapan pembiusan atau anastesi.

Dilanjutkan pemasangan frame di kepala pasien dan melakukan CT scan. Hasil CT scan kemudian dimasukkan ke dalam software khusus untuk mendapatkan koordinat lokasi tempat yang akan dituju. "Kita tentukan lokasi yang paling aman tanpa melukai lokasi penting lainnya. Selanjutnya melakukan operasi. Tindakan operasi menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Total dengan persiapan membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam," ujar dr Gema Maliawan. *cr78

Komentar