nusabali

Dipicu Covid-19, Kasus Kematian Ibu Melonjak

  • www.nusabali.com-dipicu-covid-19-kasus-kematian-ibu-melonjak

SINGARAJA, NusaBali
Kasus kematian ibu pada tahun 2021 tercatat di profil kesehatan dasar Kabupaten Buleleng mengalami lonjakan signifikan.

Ibu dalam kondisi hamil, nifas dan saat melakukan persalinan, terdata sebanyak 27 orang meninggal dunia selama setahun.  Angka itu pun jauh meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang tidak sampai menyentuh angka 10 orang. Puluhan angka kematian itu, 17 orang diantaranya disebabkan karena Covid-19, 4 kasus penyakit bawaan, 3 kasus pendarahan, 2 kasus gangguan metabolik dan 1 kasus karena emboli.

Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Selasa, (2/8), mengakui kenaikan angka kematian yang sangat signifikan karena pengaruh pandemi Covid-19. Terutama saat varian Delta menyerang.

"Setelah dilakukan penelusuran, ibu-ibu yang banyak meninggal karena komorbid, hipertensi, diabet, jantung, asma, yang rentan sekali terutama saat puncak kasus varian delta pertengahan tahun kemarin, " ucap Sutjidra.

Menurut Wabup yang juga dokter spesialis kandungan ini, pandemi Covid-19 Buleleng akan sangat memberatkan bagi ibu hamil yang memiliki penyakit bawaan. Daya tahan tubuh yang rentan saat ibu mengandung sangat rentan terjadi kondisi drop ketika terkonfirmasi Covid-19.

"Selama pandemi ini ibu hamil  menjadi prioritas pengawasan. Ibu hamil berkomorbid dari beberapa kasus saat dinyatakan terpapar Covid-19 tiba-tiba bisa kolaps tidak bisa tertolong ibu dan bayi, " imbuh Sutjidra.

Sementara itu untuk menekan kasus yang sama terjadi tahun ini, Pemkab Buleleng melalui Dinas Kesehatan, mengintruksikan kepada masing-masing Puskesmas Pembantu yang tersebar di desa melakukan pendataan ibu hamil secara akurat. Bidan desa pun disetiap kegiatan Posyandu harus memiliki pemetaan ibu hamil  risiko tinggi. Selanjutnya mereka yang memiliki risiko tinggi dipantau ketat ibu dan calon bayi.

"Biasanya kalau ibu hamil tanpa risiko di trisemester pertama USG 2-3 kali.  Sedangkan kalau sudah risiko tinggi bisa dua minggu sekali. Dipantau terus untuk keselamatan ibu dan calon bayi, "jelas Wabup asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. *k23

Komentar