nusabali

Koperasi di Buleleng Buktikan Mampu Bersaing

  • www.nusabali.com-koperasi-di-buleleng-buktikan-mampu-bersaing

SINGARAJA, NusaBali
Seiring perkembangan zaman di era modern, pembangunan koperasi di Indonesia menunjukkan hasil yang memuaskan.

Selain mengalami pertumbuhan secara kuantitatif, secara kualitatif juga berhasil mendirikan pilar-pilar utama untuk menopang perkembangan koperasi secara mandiri.

Koperasi di Kabupaten Buleleng misalnya, bisa dibilang mengalami pertumbuhan cukup signifikan walau sempat diterjang badai pandemi. Hal ini dijelaskan Kepala Dinas (Kadis) Disprindagkop Buleleng Dewa Made Sudiarta, Jumat, (29/7).

Kadis Sudiarta menjelaskan bahwa perkembangan koperasi di Buleleng hingga tahun 2021 tercatat 404 koperasi yang terdiri dari 323 koperasi yang masih aktif dan jika dipersentasekan menjadi 79,90%, kemudian ada 81 koperasi yang statusnya sudah tidak aktif.

“Dari  jumlah tersebut diantaranya 23 koperasi sudah diusulkan untuk tidak beroperasi karena sudah tiga kali berturut-turut tidak mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT),” ujar Sudiarta.

Selanjutnya ada 3 koperasi yang memang mengusulkan sendiri untuk berhenti beroperasi, dan sisanya 55 koperasi statusnya masih dalam proses pembinaan dan pengawasan yang mana jenis koperasi tersebut didominasi bergerak dibidang konsumsi, koperasi simpan pinjam, produksi dan jasa. “Koperasi yang dalam pembinaan ini masih kita fasilitasi dan pendampingan agar ke depan bisa menjadi koperasi yang aktif lagi,” ucapnya.

Disinggung mengenai perkembangan usaha yang dilakukan koperasi selama pandemi hingga sekarang, dikatakan Kadis Sudiarta koperasi masih bertahan dan bersaing secara kompetitif dengan lembaga keuangan lainnya. Bahkan nilai aset dan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi meningkat walaupun volume usaha perusahaan menurun, ini dikarenakan karena koperasi tersebut menerapkan efisiensi jadi biaya-biaya yang dirasa kurang diperlukan tidak akan dikeluarkan seperti penghematan belanja operasional rutin karyawan.

Bukan hanya itu, melihat tren modal sendiri dari koperasi juga ikut meningkat sekitar 9,39% artinya dengan hal itu membuktikan bahwa koperasi ini dapat berkomitmen bagaimana modal sendiri dari anggota bisa didorong menjadi aktivitas usaha yang mereka lakukan.

Peningkatan SHU yang dari sebelumnya Rp 15,39 miliar menjadi Rp 17,52 miliar. Jika dipersentasekan sekitar 12% dari tahun buku 2020, serta peningkatan total aset Rp 608,65 miliar menjadi Rp 669,57 miliar. “Jadi peningkatan sekitar 9% ini menggambarkan koperasi bisa bertahan di setiap keadaan seperti halnya di masa pandemi kemarin,” tandasnya.

Ditambahkan Kadis Sudiarta yang menyampaikan harapan ke depannya bagaimana pengelola koperasi beserta jajarannya benar-benar memahami potensi yang layak untuk dikembangkan mengingat koperasi ini bukan hanya kumpulan orang semata namun kumpulan orang yang melakukan usaha.

Selain itu, Kadis Sudiarta menyampaikan agar koperasi dalam pelaksanaan usahanya tetap berdasar prinsip 5P yang dimulai dari Partnership (kemitraan), Produk, Packaging (pengemasan), Perizinan, dan Pemasaran.  “Jadi ke depannya masyarakat, pelaku UMKM, serta koperasi bisa menerima manfaat sebesar-besarnya dari aktivitas ekonomi dan usaha yang dikembangkan,” pungkasnya. *

Komentar