nusabali

BPBD Bentuk Desa Wisata Tangguh Bencana

  • www.nusabali.com-bpbd-bentuk-desa-wisata-tangguh-bencana

AMLAPURA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem membentuk desa wisata tangguh bencana di Puri Madha, Banjar/Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, Senin (25/7).

Tujuannya memperkuat mitigasi kebencanaan, khusus di bidang pariwisata. Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa memberikan materi pelatihan diakhiri simulasi penanganan bencana di laut.

Menurut Ida Bagus Arimbawa, Objek Wisata Tulamben menjadi satu-satunya objek wisata di Karangasem yang menghadapi empat jenis bencana. Objek Wisata Tulamben rawan bencana erupsi Gunung Agung, banjir, gempa, dan tsunami. Penting adanya manajemen pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan tanggap darurat, dan melakukan pemulihan pasca bencana. Selama pelatihan melibatkan 30 tokoh masyarakat. Penting membentuk forum pengurangan risiko bencana tingkat desa.

Selanjutnya melakukan kajian ancaman bencana, kapasitas kerentanan desa, melakukan penyusunan rencana penanggulangan bencana desa, penyusunan rencana kontigensi desa, dan perkuat mitigasi melalui desa wisata tangguh bencana. Desa Tulamben masuk kawasan rawan bencana II, sungainya langsung berhulu di Gunung Agung. Jika terjadi erupsi besar memuntahkan lahar panas, maka akan menerobos wilayah Desa Tulamben, sebagian besar terbuang ke laut.

Itulah sebabnya saat erupsi Gunung Agung 2017-2018, aktivitas pariwisata di Objek Wisata Tulamben ditutup sementara, terutama wisata diving. Khawatir lahar panas menerjang objek wisata. Ancaman lainnya, banjir terjadi di setiap hujan lebat karena dapat kiriman air dari Gunung Agung, di samping ancaman gempa dan tsunami. Ida Bagus Arimbawa mengingatkan, jika terjadi gempa besar, tiba-tiba disertai air laut surut, agar berhati-hati. Itu ancaman tsunami agar cepat menjauh ke tempat yang lebih tinggi.

“Juga antisipasi terjadi gelombang pasang agar menghentikan aktivitas wisata diving. Cara mengurangi ancaman air pasang dengan membangun infrastruktur pemecah ombak,” jelas Ida Bagus Arimbawa. Bencana alam tidak dapat dihentikan manusia, hanya bisa menghindar, mengurangi dampak yang timbul dengan cara mengoptimalkan mitigasi. *k16

Komentar