nusabali

Penyeberangan Selat Bali Ditutup 40 Menit

  • www.nusabali.com-penyeberangan-selat-bali-ditutup-40-menit

Kecepatan angin diperkiran 28 hingga 30 kilometer per jam.

NEGARA, NusaBali
Penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk ditutup selama 40 menit, Minggu (24/7). Penutupan penyeberangan di jalur Selat Bali ini karena angin kencang yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran. Penutupan penyeberangan dilakukan pertama oleh otoritas pelabuhan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur sekitar pukul 09.50 WIB atau pukul 10.50 Wita. Petugas Pelabuhan Ketapang langsung meminta otoritas Pelabuhan Gilimanuk menghentikan sementara pelayaran karena terpantau adanya angin kencang di tengah perairan Selat Bali.

Saat pelayaran ditutup, sejumlah kapal motor penumpang (KMP) diminta tetap lego jangkar di dermaga ataupun mencari tempat aman di sekitar pelabuhan. Setelah melihat perkembangan cuaca dan terpantau angin mulai melemah, penyebarangan dinyatakan sudah bisa kembali dilanjutkan sekitar pukul 10.30 WIB atau pukul 11.30 Wita. “Ya tadi sempat ditutup karena angin kencang. Ditutup pukul 09.50 WIB sampai pukul 10.30 WIB. Sekitar 40 menit," ujar Koordinator Satuan Pelabuhan (Satpel) Balai Pelaksanaan Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Nyoman Sastrawan.  

Sastrawan menjelaskan, cuaca buruk berupa angin kencang terjadi di tengah perairan Selat Bali. Saat penutupan, kecepatan angin diperkiran mencapai 28 hingga 30 kilometer per jam atau sekitar 15 hingga 16 knot.  "Kalau sudah di atas 15 knot, kami pasti tutup karena membahayakan. Sudah pasti kalau angin kencang, gelombang juga tinggi," ucap Sastrawan. Menurut Sastrawan, dalam melaksanakan pelayanan penyebrangan selalu berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Jika ada potensi maupun terpantau cuaca buruk yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran, penyeberangan pasti ditutup. “Kapan akan terjadi cuaca buruk, sulit diprediksi. Kami tetap melakukan langkah-langkah antisipasi. Termasuk meminta para nakhoda tetap waspada,” tegas Sastrawan. *ode

Komentar