nusabali

Festival Teruna Teruni Sanur Kaja Gandeng Penggemar Bonsai dan Vespa se-Bali

  • www.nusabali.com-festival-teruna-teruni-sanur-kaja-gandeng-penggemar-bonsai-dan-vespa-se-bali

DENPASAR, NusaBali.com – Festival Teruna Teruni Sanur Kaja yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Asta Dharma, kelompok pemuda dari Desa Sanur Kaja, untuk kali pertama, menggandeng para penggemar bonsai dan Vespa se-Bali melalui Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Denpasar dan Bungut Berung Vespa Community.

Acara yang sudah berlangsung 6 hari sejak 17 Juli lalu itu akan mencapai puncaknya hari ini, Sabtu (23/7/2022) malam, dengan melakukan pemilihan Teruna Teruni Sanur Kaja yang disiapkan untuk mempromosikan dan meningkatkan geliat UMKM dan ekonomi kreatif di Kawasan Sanur, Denpasar Selatan.

Selama berlangsungnya acara di Lapangan Letda Made Pica, di Jalan Nyali, Sanur Kaja, beberapa kegiatan seperti pameran dan lomba bonsai dengan 20 kategori, pertunjukan musik dari talenta pemuda setempat.

Sementara kontes Vespa diselenggarakan dengan tiga kategori, yaitu classic restorasi, classic racing look, dan matic modifikasi. Kegiatan komunitas Vespa tersebut ditutup dengan night ride keliling Kota Denpasar.

“Minat anak muda itu selama pandemi itu UMKM ada dari bonsai karena mudah dikembangkan di rumah masing-masing sehingga meningkatkan perekonomian; Vespa itu tidak ada matinya, yang merupakan alat transportasi yang dari dulu hingga kini trennya naik dan anak muda bisa masuk ke sana,” jelas I Nyoman Gede Riky Teresno Linggih, Ketua Karang Taruna Asta Dharma, saat ditanya mengapa memadukan komunitas bonsai dan Vespa, Jumat sore.

Menurut Gede Riky, terdapat 475 pohon bonsai yang terdaftar mengikuti pameran dan lomba, sedangkan untuk kontes Vespa digelar secara terbuka bagi anggota komunitas Vespa se-Bali yang berkunjung ke acara tersebut.

Salah satu pengunjung dari komunitas Golden Boys Scooter Division, Anom Bobi, mengungkapkan sangat menggemari Vespa-vespa klasik dan kultur para penggemar Vespa. “Karena bentuknya klasik, tahunnya klasik, dan modelnya tidak akan lekang oleh waktu; komunitas Vespa itu asyik, santai, dan loyalitasnya tinggi karena kalau ada trouble di jalan pasti dibantu oleh anak Vespa lain,” kata penggemar Vespa yang sudah mengunjungi banyak acara komunitas Vespa di Jawa Timur, Lombok, dan Bali itu.

Bobi pun menyempatkan diri menjelaskan motor yang ia bawa. “Ini Super 1964, taat pajak, nomor rangka dan nomor mesin akur, bukan Vespa klasik, dan akan dikembalikan ke bentuk asalnya,” jelas Bobi dengan antusias.

Selain itu, juri kontes bonsai dan adenium sekaligus Ketua PPBI Cabang Denpasar, I Made Suka, membeberkan kriteria penilaian kontes yang diadakan sebagai ajang pemanasan The Max 30cm tahun 2022 itu. “Kami menilai penampilan, gerak dasar, keserasian, dan kematangan; keempat kolom ini yang kita nilai berkaitan dengan kriteria pohon, kalau yang terbaik nilainya kita akan jadikan pemenang,” papar Suka.

Penggemar bonsai sekaligus YouTuber dengan 91 ribu pelanggan itu menyampaikan The Max 30cm merupakan program PPBI Cabang Denpasar yang digagasnya khusus untuk memamerkan dan melombakan bonsai kecil berukuran maksimal 30cm.

“Tujuan kegiatan ini untuk mengenalkan bonsai ke segala kalangan, karena bonsainya kecil dan simple tetapi bukan murahan, dengan melihat kondisi perumahan penduduk (di Kota Denpasar) yang sempit, tidak memungkinkan pohon besar itu masuk ke rumah, paling satu saja; bayangkan kalau yang kecil itu, akan bisa tembus sampai 20 pohon.” tutur pemilik Toko Zukazuka Bonsai di Monang Maning, Denpasar ini.

Selain peserta dari seluruh Bali, kotes dan pameran bonsai dan adenium itu juga diikuti beberapa peserta dari Jawa Timur seperti Jember, Situbondo, dan Malang.

Menurut Gede Riky acara yang dikemas dalam bentuk festival yang melibatkan berbagai komunitas itu baru pertama kali diadakan dan merupakan even pengganti dari Sanur Fiesta yang pernah dihelat sebelumnya. Ia juga menambahkan acara tersebut bisa dinikmati oleh berbagai kalangan.

“Festival ini dikemas untuk menerima berbagai kalangan dan usia, karena ada playground untuk anak-anak, yang tua ada bonsai, kemudian motor, dan musik keras untuk anak muda; kita memulai konsep acara ini untuk bisa dinikmati oleh segala kalangan,” tutup pemuda lulusan Sosiologi, Universitas Udayana itu. *rat

Komentar