nusabali

26 Sanggar Seni di Gianyar Raih Sertifikat Parama Patram Budaya Kategori Unggul

  • www.nusabali.com-26-sanggar-seni-di-gianyar-raih-sertifikat-parama-patram-budaya-kategori-unggul

GIANYAR, NusaBali
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali telah menetapkan 73 sekaa, sanggar, sanggar seni, komunitas, yayasan, perkumpulan sebagai penerima sertifikat Parama Patram Budaya Kategori Unggul Tahun 2022.

Dari jumlah itu, sebagian besar diborong oleh Gianyar. Dari 73 penerima sertifikat kategori unggul se Bali, Gianyar cukup mendominasi. Ada 26 sanggar seni yang akan menerima sertifikat. "Raihan ini atas dasar daftar usulan dari kabupaten dulu ke provinsi," jelas Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar I Gusti Agung Sri Widyawati, Kamis (21/7). 26 sanggar seni ini telah dinilai oleh trim provinsi. Mulai dari usulan, penilaian, verifikasi lapangan hingga penetapan.

Penyerahan sertifikat akan diagendakan bertepatan dengan rahina Tumpek Krulut, sebagai peringatan hari Kasih Sayang ala Bali, Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu (23/7) besok. Bertempat di Kalangan Angsoka Taman Budaya Provinsi Bali. Selain sertifikat Parama Patram Budaya Kategori Unggul, juga akan diserahkan sertifikat Madyama Patram Budaya (Katagori Menengah) kepada 81 Sanggar seni se Bali dan Pratama Patram Budaya (Katagori Pemula) pada 46 sanggar seni.

Kadisbud Agung Sri Widyawati berterima kasih kepada para seniman Gianyar yang selama ini telah berjuang melestarikan warisan budaya adi luhung para leluhur. Sehingga predikat Gianyar sebagai bumi seni memang pantas disandang. Diharapkan penghargaan ini memacu semangat para seniman untuk terus melestarikan seni budaya Bali. Lebih khusus lagi bisa meneruskan aktivitas berkesenian pada generasi muda.

Salah satu penerima sertifikat Parama Patram Budaya Kategori Unggul adalah Yayasan Yasa Putra Sedana milik Dewa Ngakan Rai Budiasa di Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan. "Astungkara Yasa Putra Sedana masuk Katagori Unggulan," ungkapnya. Sebelumnya, Dewa Rai juga menerima Sertifikat Citra Raksata dari Bupati Gianyar Made Mahayastra, bertepatan saat HUT Kota Gianyar ke 251 sebagai Pencipta Paket Wisata Barong dan Legong.

Sekilas tentang paket wisata ini, spesial dipertunjukkan saat malam hari kepada turis. Dewa Rai Budiasa mengatakan paket wisata Barong dan Legong ini sudah aktif sejak Tahun 1995. "Pementasan perdana kami gelar pada 1 Desember 1995 dalam rangka uji kompetensi oleh Listibya Provinsi Bali guna memperoleh Pramana Patram Budaya," ujarnya.

Dijelaskan Dewa Rai Budiasa, paket barong-legong dan dinner atau makan malam ini tercetus berdasarkan saran dan masukan dari koleganya di mancanegara yang sering berwisata ke Bali. "Mereka khawatir terjadi degradasi mutu Tari Bali akibat keinginan pengelola wisata yang cenderung menyederhanakan penampilan kesenian Bali akibat tuntunan komersial," jelasnya.

Maka itu, dirancang sebuah paket wisata sebagai karya cipta reportoire berupa pertunjukan Barong dan Pelegongan yang dikemas dengan santap malam. Pertunjukan diawali dengan pentas Bapang Barong yang dilanjutkan dengan penampilan tari Pelegongan pilihan. Antara lain Legong Keraton, Kebyar Terompong, Oleh Tamulilingan, Cendrawasih, dan diakhiri dengan Barong Ngunying. Yang menarik, pertunjukan berlangsung di halaman terbuka Jabe Jro Pengaji. Setelah pementasan, wisatawan diundang untuk makan malam di Natar atau halaman tengah Jro Pengaji. *nvi

Komentar