nusabali

Virolog Unud Sebut Kenaikan Kasus Covid-19 Tidak Perlu Dikhawatirkan

  • www.nusabali.com-virolog-unud-sebut-kenaikan-kasus-covid-19-tidak-perlu-dikhawatirkan

DENPASAR, NusaBali
Naiknya angka kasus harian Covid-19 dalam beberapa hari terakhir di Bali disebut tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

Meskipun angka kasus mengalami peningkatan, namun hal tersebut tidak dibarengi dengan kenaikan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.   Hal tersebut disampaikan virolog Universitas Udayana, Prof Dr drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika, dihubungi NusaBali, Kamis (21/7). Menurut Prof Mahardika, data kasus harian di Indonesia termasuk Bali tidak bisa dijadikan dasar yang kuat melihat perkembangan kasus Covid-19.

"Jumlah kasus indonesia tak bisa dijadikan acuan. Jumlah testing sedikit. Yang penting tingkat hunian RS rendah," ujar virolog lulusan Jerman.

Di sisi lain, Prof Mahardika meyakinkan jika vaksinasi yang telah dicapai Bali akan sangat membantu menekan penyebaran Covid-19 yang kini hadir dengan varian Omicron BA.4 dan BA.5. Apalagi dengan percepatan vaksinasi booster di Bali yang terus digencarkan menjadi satu hal yang penting untuk mencegah penderita mengalami gejala berat. Varian terbaru Covid-19 sendiri dilaporkan memberikan gejala ringan kepada orang yang terinfeksi.

"Tidak perlu dikhawatirkan," terang Prof Mahardika. Dalam pekan ini, angka kasus harian Covid-19 memang selalu menembus angka di atas 100. Laporan Satgas Covid-19 Bali pada 21 Juli 2022, terdapat 157 kasus harian baru. Sementara jumlah yang sembuh sebanyak 79 orang, dan nihil pasien meninggal dunia.

Dengan angka tersebut, jumlah kasus aktif saat ini sebanyak 1.310 orang, dengan rincian 189 orang sedang dirawat di rumah sakit rujukan yang ada di seluruh Bali dan selebihnya sebanyak 1.121 orang melakukan isolasi mandiri.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom, MKes, menyampaikan bahwa varian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 berpotensi muncul di daerah mana saja termasuk di Bali. Oleh karena itu pihaknya tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk tetap taat menjalankan protokol kesehatan.

"Seluruh varian yang ada, sampai saat ini penularannya sama, sehingga potensi penularan sama dengan varian lain sepanjang ada mobilitas. Dengan ini kami mengingatkan kepada masyarakat bahwa varian apapun Covid-19 yang nantinya akan muncul, masyarakat tetap harus menjaga dan disiplin prokes dalam setiap aktivitas. Jangan lupa lengkapi vaksinasi dan tingkatkan daya tahan tubuh," ujar dr Anom.

Kadiskes juga menegaskan, untuk saat ini tidak ada lonjakan kasus positif Covid-19 di Pulau Dewata, meskipun ada temuan subvarian baru. Meski tidak adanya lonjakan kasus Covid-19, Dinas Kesehatan Provinsi Bali tetap meminta masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau penguat (booster) demi mengantisipasi penyebaran Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

"Vaksinasi dosis lengkap yaitu yang terdiri atas dosis pertama, kedua, dan ketiga merupakan cara memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi diri dari penularan dua subvarian baru Covid-19 dan varian baru yang mungkin muncul ke depannya. Yang paling signifikan sekali laksanakan vaksin booster untuk memperkuat imunitas tubuh. Bagi yang belum vaksin ketiga, kami berharap masyarakat untuk melaksanakan vaksin booster karena itu yang menjaga kita dari varian-varian apapun yang terjadi. Itu yang menjaga imun dan memperkuat imun kita," imbuh dr Anom.

la juga menyampaikan, meskipun vaksin booster di Bali sudah cukup tinggi (70,33 persen), bahkan tertinggi di Indonesia, namun pihaknya mengaku akan tetap menggenjot pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga agar target yang ditetapkan tercapai. "Kami akan gencarkan vaksin, khususnya vaksin booster. Sekarang sudah ada imbauan dari Bapak Presiden, nanti kami akan kembali tegaskan di masyarakat," pungkasnya. *cr78

Komentar