nusabali

Siswa Terperosok ke Jurang Sedalam 40 Meter

Seperti Berhalusinasi, 10 Jam di Dasar Jurang

  • www.nusabali.com-siswa-terperosok-ke-jurang-sedalam-40-meter

SEMARAPURA, NusaBali
Seorang siswa kelas XII SMAN 2 Semarapura, Klungkung, Charles Motif,18, yang berasal dari Papua, terperosok ke dalam jurang (pangkung) sedalam 40 meter di Lingkungan Besang, Kelurahan Semarapura Kaja, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, Rabu (20/7) pagi pukul 09.00 Wita.

Charles baru bisa dievakuasi pada pukul 17.00 Wita, total selama 10 jam dia berada di dasar jurang tersebut.  Pantauan di lokasi, meskipun terjun bebas ke jurang sedalam 40 meter, namun Charles yang kos di Jalan Ngurah Rai, Kelurahan Semarapura Kaja, Kecamatan Klungkung ini berhasil dievakuasi oleh Tim SAR, BPBD Klungkung, dan TNI/Polri pada pukul 17.00 Wita dalam keadaan selamat. Dia hanya mengalami luka ringan, yakni luka lecet pada lutut kanan dan lutut kiri, pergelangan tangan kiri lecet, pinggang kiri lecet. Tak hanya itu kondisi korban saat dievakuasi juga dalam keadaan stabil.

Namun untuk memastikan kesehatannya lebih lanjut Charles dilarikan ke RSUD Klungkung. Informasi di lapangan, kejadian ini bermula saat Charles, tiba-tiba datang ke sekolah yang kebetulan bersebelahan atau selat tembok dengan rumah kosnya, Rabu pagi pukul 04.30 Wita. Setelah ditanya oleh satpam sekolah, Charles terlihat seperti berhalusinasi bahwa dirinya dikejar dan hendak ditikam oleh seseorang.

Tanpa ba bi pu, Charles pun berlari dengan melompat pagar tembok sekolah di bagian selatan, bahkan hingga merusak sebuah pintu mess sekolah. Charles terus melompat hingga terjatuh ke rumah warga kemudian kembali lari. Satpam yang melihat hal itu juga berupaya mencari Charles, namun keburu kehilangan jejak.

Akhirnya pihak sekolah melakukan pencarian terhadap Charles, termasuk berkoordinasi dengan Tim BPBD Klungkung untuk membantu pencarian. Namun, pencarian belum membuahkan hasil. Hingga akhirnya warga sekitar yang kebetulan lewat di sekitar lokasi mendengar ada teriakan dari dasar jurang tersebut sekitar pukul 12.00 Wita. Namun, suaranya timbul tenggelam.

Selanjutnya warga melaporkan kejadian ini ke petugas BPBD Klungkung, Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada bersama anggota kemudian melakukan pencarian dengan cara menurunkan seorang personel BPBD menggunakan tali. Namun sehubungan dengan peralatan kurang lengkap sehingga belum mampu mencapai dasar jurang. Petugas ini kemudian kembali naik dan menunggu petugas Basarnas dari Denpasar. Di satu sisi pihak sekolah juga datang untuk memastikan kondisi siswanya.

Kemudian pukul 15.40 Wita, Tim Basarnas tiba di TKP dengan melibatkan sebanyak 10 personel, dilanjutkan dengan evakuasi. Hanya saja ketika berada di dasar jurang sedalam 40 meter itu siswa tersebut berontak dan tidak mau dievakuasi.

Sehingga evakuasi diputuskan dengan melibatkan guru asuh siswa tersebut, yakni Gede Wiriana. Setelah dibujuk guru asuhnya Charles langsung mau dievakuasi dengan cara diikat pada tali pengait kemudian ditarik dari atas. "Saya ditanya mau diajak ke mana, saya katakan ayo kita pulang, dan dia langsung mau ikut naik," kata Wiriana kepada NusaBali. Menurut Wiriana, anak asuhnya itu juga merasa lapar dan minta dibelikan makan (nasi babi guling).

"Karena dari pagi terjebak di dasar jurang pasti merasa lapar, namun karena berbagai pertimbangan hanya diberikan minum di bawah (jurang), makanan kita bawa naik kembali," kata Wiriana. Wiriana menyebut selama ini siswa yang bersangkutan tidak ada masalah, dan sekolah seperti biasa. Namun, tiba-tiba seperti berhalusinasi dan berlari tanpa kendali.

"Pintu mess sekolah ada yang sampai rusak, mungkin hendak bersembunyi di mess itu," kata Wiriana, yang sudah menjadi guru asuh siswa Papua sejak 8 tahun lalu tersebut. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), Gede Darmada, mengatakan pihaknya baru menerima laporan dari BPBD Klungkung pada pukul 14.25 Wita, selanjutnya 12 orang personel segera bergerak dengan dilengkapi peralatan mountaineering. "Keterangan tadi yang kami terima bahwa korban masih bisa berkomunikasi dan diminta agar tetap berada di posisinya, dan menjaga kesadaran korban sangatlah penting, jadi harus terus diajak berbicara," ujar Darmada. Tim dari Basarnas Bali tiba pukul 15.40 Wita dan selanjutnya mempersiapkan peralatan.

Dua orang personel diturunkan di titik korban berada. Tak membutuhkan waktu lama dan akhirnya korban berhasil dievakuasi ke atas dalam keadaan selamat, namun mengalami lecet-lecet. "Kondisi jurangnya tadi banyak ditumbuhi tanaman liar, karena rimbun sehingga minim cahaya," jelas Darmada.

Sampai di dasar jurang, korban berontak dan melawan, akhirnya tim kembali turun bersama guru pengasuh. Pukul 16.50 Wita Tim SAR gabungan berhasil membujuk dan mengevakuasi korban selanjutnya korban dibawa menuju RSUD Kabupaten Klungkung dengan menggunakan mobil ambulance KRiS Klungkung. Saat ini korban masih menjalani observasi di RSUD Klungkung.

Unsur SAR Gabungan yang terlibat, di antaranya Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dengan 12 orang personel, Polres Klungkung dengan 17 orang personel, Polsek Klungkung dengan 15 orang personel, BPBD Klungkung dengan 25 orang personel, Tim Medis KRiS (Kring Sehat) Klungkung dengan 2 orang personel, guru SMAN 2 Semarapura dan masyarakat setempat. *wan

Komentar