nusabali

Kisah Ajik Bigo, Pesepeda Berkaki Satu asal Penebel

Dari Pelarian, Jadikan Bersepeda Penyemangat Hidup

  • www.nusabali.com-kisah-ajik-bigo-pesepeda-berkaki-satu-asal-penebel

TABANAN, NusaBali
Fun bike di Banjar Penebel Kelod, Desa/Kecamatan Penebel, Minggu (17/7), disemangati satu pesepeda kaki palsu.

Dia adalah Gusti Made Murjana, 52, yang akrab dipanggil Ajik Bigo. Warga Banjar Sukawati, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg ini ternyata sudah tak asing lagi di kalangan goweser. Sebab setiap kali ada event dia bersama grupnya selalu hadir.

Ajik Bigo menggunakan kaki palsu karena kecelakaan 2009. Dia harus diamputasi di atas lutut karena seluruh kaki kanannya saat kecelakaan itu luka parah.  Tak mudah memang hanya mengandalkan satu kaki mengayuh sepeda. Tetapi karena ingin mengubah hidupnya, maka Ajik Bigo mulai belajar naik sepeda sejak 2015.

Ajik Bigo mengaku, awalnya untuk naik sepeda menggunakan kaki satu kerap jatuh. Bahkan untuk menyeimbangkan badan saja tak bisa. Namun karena semangatnya yang tak pantang menyerah bersepeda menggunakan kaki palsu sudah biasa dilakukan.

Hanya kendalanya di kondisi tanjakan terjal saja, karena tak kuat mengayuh Ajik Bigo harus menuntun sepedanya. "Saya mulai bangkit dan semangat bersepeda tahun 2015," ujarnya saat ditemui usai di sela-sela mengikuti fun bike,  Minggu (17/7) siang.

Menurutnya bersepeda ini awalnya dia gunakan untuk pelarian. Maklum saja pasca kehilangan satu kakinya dia sempat merasa depresi. Ditambah lagi harus kehilangan istrinya (menikah) sekitar tahun 2014. "Yang namanya hidup kita tidak tahu, jadi bersepeda ini gunakan untuk pelarian. Siapa yang tidak depresi dengan keadaan begitu," katanya.

Namun perasaan itu tak lama-lama ingin dirasakan. Dengan diajak teman untuk bersepeda, ajakan itu pun disanggupi. "Sembari cari teman dan refreshing, saya akhirnya belajar bersepeda kaki satu hingga sekarang menjadi hobi," aku ayah dua anak ini.

Kini dengan hobinya itu, lewat bersepeda sudah keliling bali mengikuti event fun bike. Rute terjauh yang pernah diikuti adalah rute Selemadeg- Goa Lawah Kabupaten Klungkung. Bahkan Ajik Bigo juga sempat mengikuti event sampai ke Desa Terunyan, Kabupaten Bangli. "Yang terjauh dari Bajera (Selemadeg) sampai Klungkung. Ke Pandawa juga pernah. Namun keluar Bali belum pernah," tuturnya.

Dengan mengikuti fun bike ini diakuinya beban hidup yang selama ini dirasakan sudah semakin ikhlas diterima. Sebab fun bike selain ingin mencari teman juga diajakan ajang malali atau rekreasi. "Toh juga tidak sibuk-sibuk sekali," terang Ajik Bigo yang memiliki usaha bengkel sepeda motor di daerah Bajera ini.  *des

Komentar