nusabali

Penelitian Loloh Daun Indigofera Berbuah Gelar Doktor

Dr Ir Ni Luh Sukadani SPt MMA, Kepala UPTD Rumah Kreatif Disperindag Bali

  • www.nusabali.com-penelitian-loloh-daun-indigofera-berbuah-gelar-doktor

DENPASAR, NusaBali - Loloh dikenal sebagai ramuan warisan leluhur untuk pengobatan alternatif. Ternyata, loloh juga ampuh sebagai stimulan meningkatkan kualitas ternak, khususnya itik. 

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Kreatif Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, Ir Ni Luh Sukadani Spt MMA sudah membuktikan kedahsyatan loloh untuk itik. Dia membuat ramuan daun indigofera zollingeriana yang diujicobakan pada ternak itik jantan. Dalam waktu 6 pekan, itik yang diberi ekstrak daun indigofera zolingeriana bobotnya lebih berat dibanding itik tanpa diberikan ekstrak daun indigofera zollingeriana.

Hasil penelitiannya ini mengantarkan perempuan kelahiran Denpasar 21 November 1973 ini meraih gelar doktor di Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Kamis (30/6). Judul disertasinya ‘Performa Produksi dan Karakteristik Karkas Itik Bali Jantan yang Diberi Ekstrak Air Daun Indigofera Zollingeriana’. Dalam ujian sidang terbuka di aula Pasca Sarjana Unud, Jalan PB Sudirman, Denpasar, Luh Sukadani sukses mempertahankan disertasinya dengan predikat pujian (cumlaude). “Astungkara, berkat ekstrak daun indigofera zollingeriana ternak itik jantan cepat gemuk. Loloh ini juga mengantarkan meraih gelar doktor,” ungkap Luh Sukadani, Sabtu (16/7).

Sulung empat bersaudara dari pasutri I Ketut Dana dan Ni Wayan Sukasih asal Banjar Wangaya Kaja, Denpasar ini tertarik meneliti sejak SMA. Fenomena-fenomena atau kejadian di sekitar memantik semangatnya meneliti. Contohnya, ayam bertelur. “Saya sampai mengintip ayam bertelur,” ungkap istri dari I Nyoman Dadi SPt ini. Ternyata telur ayam yang baru keluar itu belek (lembek, lunak). “Setelah beberapa saat baru mengeras,” ungkapnya menuturkan hasil ‘pengintaian’ masa kecilnya. Dia juga pernah mengawinkan silang ayam parentstock yang merupakan ayam pejantan broiler dengan induk ayam buras. Hasilnya ayam buras super. “Saya dari dulu suka dengan penelitian,” ungkap alumni SMAN 3 Denpasar angkatan 1989 ini.

Hobinya mendapatkan dukungan dari kedua orang tua dan membebaskannya pilih sekolah. Pesan orangtuanya, belajar serius, tekun, dan bertanggung jawab. “Dukungan orang tua sangat positif,” ungkap ibu Putu Kirani Prasanti Dewi ini. Setamat SMA, Luh Sukadani melanjutkan studi ke Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Pada tahun 1998 Luh Sukadani berkarir sebagai PNS di Pemprov Bali. Jabatannya sekarang Kepala UPTD Rumah Kreatif Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali.

Kesibukan sebagai birokrat sekaligus ibu rumah tangga tidak membuat semangatnya luntur menimba ilmu, melakukan pengamatan, dan penelitian. “Kalau bepergian ke luar, misalnya ke Nusa Penida, saya juga suka melakukan pengamatan,” tuturnya. Semangat itu pula mendorongnya meneliti pemanfaatan ekstrak daun indigofera zollingeriana pada ternak itik jantan. Menurutnya, daun indigofera zollingeriana bermanfaat untuk pakan ternak sapi, kambing, dan lainnya. Keunggulan yang dimiliki daun indigofera zollingeriana yang jarang dimiliki pakan hijauan lain adalah memiliki palatabilitas yang tinggi sehingga disukai ternak. Produktivitasnya tinggi sehingga mampu diproduksi dalam jumlah banyak. Satu hektare mampu menghasilkan 12 ton per panen atau 36-51 ton per hektare per tahun. Daun indigofera zollingeriana itulah dia cobakan pemanfaatannya pada ternak itik jantan.

Penggunaan ekstrak daun indigofera zollingeriana dapat membunuh bakteri patogen yang bisa merusak usus halus. Dengan ekstrak indigofera zollingeriana usus halus dapat menyerap zat makanan secara optimal sehingga membantu pertumbuhan itik. Dari penelitiannya, Luh Sukadani berkesimpulan pemberian ekstrak air daun indigofera zollingeriana pada level tertentu dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan kualitas karkas. Penambahan berat badan akhir serta efisiensi penggunaan ransum. Semuanya itu karena kandungan zat dan senyawa esktrak daun indigofera zollingeriana. Zat dan senyawa tersebut bermanfaat untuk peningkatan performa dan karakteristik karkas itik. “Prosesnya tidak rumit,” ungkap Luh Sukadani. Satu kilogram daun indigofera zollingeriana diekstrak dengan cara diblender atau digiling dicampur dengan 1 liter air atau konsentrasi larutan 100 persen. Kemudian diperas sehingga keluar ekstraknya. Ekstraknya inilah yang dicampurkan pada minuman itik. Luh Sukadani ujicobakan pada 120 ekor itik.  

Tanaman indigofera ada 750 jenis. Salah satunya indigofera zollingeriana yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Di Bali pengembangbiakan tanaman ini dilakukan di Pusat Pembibitan Ternak Unggul (PBTU) Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana. “Untuk kepentingan penelitian, saya tanam indigofera zollingeriana di lahan seluas dua are di pekarangan rumah,” ungkapnya. Namun Luh Sukadani sampai saat ini belum mengetahui nama lokal indigofera zollingeriana. Tanaman indigofera berasal dari Eropa. Baru dikembangkan di Indonesia tahun 2015.

Luh Sukadani mengaku secara prinsip tidak menemukan kesulitan saat melakukan penelitian. Dia membuat media penelitian yakni kandang dan tempat pakan yang sedemikian rupa, tidak memungkinkan pakan dan air minum tercecer akibat perilaku itik. Ekstrak daun indigofera zollingeriana pada level 6 persen di air minum memberi dampak paling optimal pada performa kualitas karkas, berat, dan warna daging itik. 7 k17

Komentar