nusabali

Bangkitkan Tradisi Leluhur, Diklaim Satu-satunya di Bali

Sekaa Bungbung Kepyak Duta Seni Kabupaten Jembrana Tampil Mengibur di PKB XLIV

  • www.nusabali.com-bangkitkan-tradisi-leluhur-diklaim-satu-satunya-di-bali
  • www.nusabali.com-bangkitkan-tradisi-leluhur-diklaim-satu-satunya-di-bali

Dalam penampilan di ajang PKB tahun ini sepenuhnya menyajikan pergelaran Joged Bungbung Kepyak yang tradisi, terlihat dari pemasangan obor, barungan bambu lengkap.

DENPASAR, NusaBali 
Sekaa Bungbung Kepyak Duta Seni Kabupaten Jembrana tampil menghibur pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV (44) bertempat di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Bali (Art Center) Denpasar, Jumat (8/7). Barungan Bungbung Kepyak ini bahkan diklaim keberadaannya satu-satunya di Bali. 
 
Dalam rekasadana (pergelaran) Sekaa Bungbung Kepyak Lila Budaya Dewasana, Banjar Adat Kertha Sentana Dewasana, Desa Adat Kertha Jaya Pendem, Kecamatan/Kabupaten Jembrana menyuguhkan sebuah tabuh petegak dan empat tari jejogedan.

Diawali tabuh petegak berjudul Suryak Cegur, menggambarkan suasana alam yang kian jarang kita jumpai di era modern ini. Suryak yang artinya Debur, Cegur merupakan sebuah nama air terjun yang terdapat di Banjar Adat Kertha Sentana Dewasana. Riuh deburan air terjun yang memunculkan  deburan bunyi mencerminkan dinamika alam yang menarik dan mengagumkan. Fenomena ini menjadikan inspirasi yang diimplementasikan pada komposisi Gambelan Bungbung Kepyak ini. 

Tampak ragam penafsiran elemen musik seperti melodi, tempo, dan dinamika dicurahkan penuh dari segala gambaran situasi suasana fenomena di atas. Sajian berikutnya berturut-turut mempersembahkan Tari Jejogedan, masing-masing diberi judul Kembang Dewasana, kemudian Tari Jejogedan Tuak Manis, Bajang Girang, dan Tari Jejogedan Nedeng Mekar. 

Tarian Jejogedan tradisional seperti  dalam tari Tuak Manis, nampak tanpa tersentuh oleh modernisasi yang menjadikan ciri khas tersendiri, disajikan apik oleh para seniman muda itu. Begitu pula dalam tarian Bajang Girang mengimplementasikan sebuah gambaran seorang gadis dengan penuh rasa gembira ketika menginjak masa remaja. Tingkah laku serta emosionalnya yang dicirikan dengan sebuah tarian dengan gerak yang energik selaras dengan pola gerak Tari Jejogedan Bali Kauh Negaroa.

Sebagai persembahan terakhir disajikan Tari Nedeng Mekar, sebuah bunga  yang sedang mekar dengan kecantikan, keindahan serta keharumannya yang sangat menarik hati sehingga kadang kala serasa ingin memetiknya.

Selaku pembina sekaligus Bendesa Adat Kerta Jaya Desa Pendem, I Nengah Candra membenarkan keberadaan Bungbung Kepyak di Jembrana ada di Banjar Kerta Jaya Pendem satu-satunya model bungbung kepyak di Bali. “Kalau awal jejogedan muncul di Yeh Kuning, Negara, sekitar tahun 1935, kemudian hijrah dari Yeh Kuning ke Desa Pendem tahun 1986, hingga sekarang masih kita lestarikan,” ungkap Nengah Candra. 

Dia menceritakan, dalam penampilan di ajang PKB tahun ini, memang sepenuhnya menyajikan pergelaran Joged Bungbung Kepyak yang tradisi. Simbol-simbol tradisinya bisa dilihat dari pemasangan obor, kemudian barungan bambu lengkap tanpa menggunakan gong, kendang, dan cengceng. 

“Kenapa obor, karena dulu belum ada listrik, sekarang kita simbolkan saja, begitu pula kepyak yang artinya pengganti cengceng, dulu nggak ada cengceng, jadi bambu kepyak ini penggantinya,” jelasnya. 

Antusias pemuda di Desa Pendem luar biasa, semangat membangkitkan warisan bungbung kepyak ini berlanjut hingga kini. “Anak-anak muda kami telah bangkit, mereka sangat antusias melestarikan tradisi yang diwarisi, spesial hari ini hanya ada dua penabuh yang cukup tua, sisanya kalangan milenial berjumlah 35 orang, ” tandasnya. 

Barungan Bungbung Kepyak, kata Jro Bendesa, biasanya ditampilkan saat upacara di Pura Tri Kahyangan Desa, selain itu jejogedan ini disajikan saat ada upacara Yadnya. “Tidak jarang jejogedan kami diupah tampil ke luar desa,” pungkasnya. 7 cr78

Komentar