nusabali

Ngalawang Kedas Sambil Pungut Sampah Plastik

  • www.nusabali.com-ngalawang-kedas-sambil-pungut-sampah-plastik

GIANYAR, NusaBali
Sanggar Seni Sura Pradnya, Banjar Maniktawang, Desa/Kecamatan  Tampaksiring, Gianyar, menggelar Ngalawang Kedas.

Ngalawang ini digelar setiap momen Galungan. Sembari ngalawang Barong berbahan koran, anak-anak sekaligus memungut sampah plastik yang ditemui berserakan di jalanan.  Pemilik sanggar, Adi Siput mengatakan Ngalawang Kedas merupakan upaya penyadaran akan cinta tanah air khususnya dalam mencintai lingkungan. Apalagi selama ini sampah plastik masih menjadi momok. Ditambahkan lagi kesadaran masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan yang masih perlu ditingkatkan lagi. Maka dari itu, kegiatan Ngalawang Kedas ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. “Seperti namanya Ngalawang Kedas, Ngalawang itu kan dilakukan dengan berkeliling mengarak Barong, kemudian masyarakat ‘Ngupah’ dengan memberikan uang kepada sekaanya. Kalau kita disini menggunakan barong yang hampir 100 persen terbuat dari bahan daur ulang berupa koran dan kardus. Kemudian masyarakat bisa ‘Ngupah’ dengan sampah plastik,” terang pemilik nama lengkap Ketut Gede Agus Adi Saputra ini, Kamis (7/7).

Sampah plastik yang terkumpul, kata dia, akan didaur ulang menjadi berbagai macam bentuk kerajinan. Ada pula ditabung ke bank sampah. "Kebetulan Sanggar Seni Sura Pradnya bekerja sama dengan Bank Sampah Digital Griya Luhu,” lanjutnya. Ngalawang ini dilakukan sebagai upaya menjaga tradisi Ngalawang dengan memberi dampak positif serta nilai edukasi kepada anak-anak. Karena belakangan ini dirinya yang juga sebagai seniman ini melihat fenomena Ngalawang yang sedikit terdegradasi dengan beberapa fenomena negatif yang terjadi baru-baru ini. “Karena ide ini juga muncul berdasarkan keresahan atas fenomena sampah yang kian hari kian mengkhawatirkan sehingga munculah kegiatan Ngalawang Kedas ini,” lanjut seniman muda ini.

Barong yang terbuat dari koran dan kardus itu merupakan ide yang muncul sejak tahun 2014 dan pertama kali dibentuk di Rumah Budaya Penggak Men Mersi Kesiman Denpasar. Diwujudkan oleh I Komang Marjana dan dimentori oleh I Kadek Wahyudita yang merupakan seniman asal Kesiman, Kota Denpasar, sekaligus mentor Adi Siput. Untuk menyebarluaskan kesadaran masyarakat, pihaknya pun diberikan ruang untuk Ngalawang Kedas di Tampaksiring, wilayah kelahiran Adi Siput, sejak tahun 2020,

Pihaknya berharap melalui Ngalawang Kedas tersebut, masyarakat dapat semakin sadar akan bahaya sampah plastik dan mulai merubah kebiasaan dalam menangani sampah. Tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi menggunakan sampah plastik.

Ngalawang Kedas pada Galungan lalu melibatkan sekitar 20 anak-anak anggota sanggar dengan rute dimulai dari Banjar Mantring Tampaksiring, Banjar Kawan, Banjar Tengah, Banjar Tegal Suci, Banjar Griya, dan kembali ke titik awal. Adapun sampah yang terkumpul ada 2 kresek besar dan 2 karung sampah botol plastik. “Sampah-sampah itu merupakan hasil Ngupah di 6 rumah dan sisanya merupakan sampah plastik yang kita pungut dijalan di sepanjang rute,” tandasnya. *nvi

Komentar