nusabali

Buleleng Masuk Peta Zona Potensi Longsor

  • www.nusabali.com-buleleng-masuk-peta-zona-potensi-longsor

SINGARAJA, NusaBali
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, merilis peta potensi gerakan tanah (longsor) di bulan Juli.

Sejumlah daerah di wilayah Buleleng pun masuk dalam peta potensi tinggi, terutama di daerah-daerah perbukitan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Putu Ariadi Pribadi, Kamis (7/7) mengatakan, peta potensi pergerakan tanah memang dirilis pemerintah pusat setiap bulannya. Peta potensi tersebut merupakan upaya pencegahan dini bencana.

“Peta potensi pergerakan tanah ini dirilis karena saat ini masih sering terjadi hujan meskipun intensitasnya sudah menurun dan ada pada kategori hujan sedang. Hanya saja kondisi curah hujan ini masih berpotensi memicu bencana,” ucap Ariadi.

Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng ini menambahkan, wilayah yang masuk peta zona potensi longsor hampir terjadi di seluruh dataran tinggi wilayah Buleleng. Dari sembilan kecamatan yang ada hanya nihil di wilayah Kecamatan Buleleng.

“Potensinya ada di wilayah perbukitan terutama di daerah Kecamatan Banjar, Sukasada dan Sawan. Daerah ini memang sering terjadi longsor saat curah hujan tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah lereng dan perbukitan kami imbau tetap waspada,” kata mantan Camat Gerokgak ini.

Sebagai upaya antisipasi, BPBD kembali mengajak relawan bencana di desa-desa tangguh bencana untuk selalu siaga. Tidak hanya itu, sejumlah desa juga tengah disiapkan menjadi desa tangguh bencana. Terutama desa-desa yang sering mengalami bencana seperti Desa Baktiseraga di Kecamatan Buleleng, Desa Wanagiri di Kecamatan Sukasada, Desa Munduk di Kecamatan Banjar dan Desa Sepang Kelod di Kecamatan Busungbiu.

“Saat ini sedang pembinaan relawan. Mudah-mudahan ke depan bisa memenuhi syarat lain seperti struktur organisasi, SOP dan penambahan relawan juga sehingga bisa ditetapkan sebagai desa tangguh bencana,” jelas Ariadi.

Sementara untuk kondisi saat ini Buleleng dan seluruh wilayah Provinsi Bali, sedang mengalami musim pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Menurut prakiraan cuaca dan musim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, musim pancaroba dimulai dari Bulan Juni-Juli. Selanjutnya puncak musim kemarau diperkirakan akan datang pada Bulan Agustus hingga Oktober mendatang. *k23

Komentar