nusabali

Prevalensi Stunting di Buleleng di Angka 4,20 persen

  • www.nusabali.com-prevalensi-stunting-di-buleleng-di-angka-420-persen

SINGARAJA, NusaBali
Angka prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng hingga Februari 2022 sudah mencapai 4,20 persen.

Hal ini menandakan adanya penurunan yang cukup signifikan dalam tiga tahun belakangan, dari sebelumnya pada tahun 2019 lalu angka stunting di Buleleng mencapai 22,05 persen.

Wakil Bupati yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Buleleng I Nyoman Sutjidra mengatakan, terjadi penurunan yang signifikan dari tahun 2019 di mana gerakan nasional penurunan angka stunting mulai dicanangkan. Pada saat itu, angka prevalensi stunting mencapai 22,05 persen.

"Target hingga tahun 2024 angka prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng kurang lebih sebesar lima persen," kata Sutjidra usai rapatoordinasi serta supervisi Program Percepatan Penurunan Stunting bersama Direktorat Korsup Wilayah IV KPK RI, Senin (4/7).

Capaian angka prevalensi stunting saat ini jauh dibawah target nasional yaitu 14 persen. Termasuk peringkat tiga di Provinsi Bali dan di bawah angka provinsi yang sebesar 10 persen. Turunnya angka prevalensi stunting di Buleleng salah satu faktornya adalah adanya kegiatan Posyandu. Kegiatan pelayanan ini diperluas dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai kondisi desanya.

"Intinya strategi dari penurunan angka prevalensi stunting di Buleleng adalah kolaborasi dengan seluruh pihak yang terkait dan juga SKPD-SKPD lingkup Pemkab Buleleng," ucap Sutjidra.

Sementara itu, Fungsional Direktorat Korsup Wilayah IV KPK RI Tri Budi Rohmanto menyebutkan jika KPK juga melaksanakan pengawasan program penurunan stunting nasional lantaran anggaran untuk menangani stunting cukup tinggi.

Bali merupakan daerah kedua setelah Yogyakarta yang dikunjungi karena dipandang berhasil untuk menurunkan angka stunting yang termasuk paling rendah tingkat nasional. Hanya saja pihaknya berharap Buleleng untuk berinovasi menggunakan sistem aplikasi.

"Dengan sistem ini bisa menentukan titik-titik yang resiko tinggi stunting. Jadi bisa dipantau secara periodik," kata Budi Rohmanto. *mz

Komentar