nusabali

Anak-anak Baturulangun Melukis Bersama di PKB

  • www.nusabali.com-anak-anak-baturulangun-melukis-bersama-di-pkb

GIANYAR, NusaBali
Puluhan anak-anak Perkumpulan Pelukis Baturulangun, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, melukis bersama di depan Gedung Kriya, Art Center Denpasar, Kamis (30/6) pagi.

Workshop melukis bersama ini serangkaian pameran Bali Kandarupa bagian dari Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022.

Ketua Perkumpulan Pelukis Baturulangun Batuan I Ketut Sadia menjelaskan workshop mengetengahkan bagaimana tahapan dan proses kreasi lukisan tradisional gaya Batuan yang khas. "Ciri khas teknik melukis Batuan cukup rumit. Mulai dari nyeket, nyawi, ngabur, motif, nyigar dan terakhir mewarna. Empat tahap sudah dikuasai anak-anak, tapi belum ke warna. Baru hitam putih," jelasnya.

Jelas dia, kemampuan teknik masing-masing anak berbeda. Sebab dalam keseharian, pelatihan melukis ini cenderung memberi kebebasan pada anak-anak untuk berproses. "Idealnya anak-anak kami rekrut mulai kelas 3 SD. Tapi sekarang, anak TK sudah tertarik. Kemampuan mereka otomatis berbeda. Pada umumnya menguasai 4 teknik," jelasnya. Apalagi lukisan Batuan dikenal cukup padat baik komposisi maupun tema. Sehingga tiap anak memerlukan waktu yang cukup beragam untuk menyelesaikan satu lukisan. "Yang jelas lukisan Batuan dominan tanpa persepektif," jelas Ketut Sadia.

Dia menyebut, keterlibatan Perkumpulan Pelukis Baturulangun Batuan di ajang PKB bukan hanya sekali dua kali. Perkumpulan pernah berpameran Tahun 2018 lalu. Ketut Sadia berharap, workshop melukis bersama ini bisa menjadi agenda tetap setiap kali perhelatan PKB. "Ini bagian dari motivasi pada anak-anak agar mereka semangat melestarikan meneruskan lukisan gaya Batuan," ujarnya.

Untuk anggota perkumpulan saat ini, ternyata berhasil menggugah minat anak-anak dari luar desa. "Jadi bukan saja dari Batuan, ada anak dari kota Gianyar rajin ikut latihan melukis di Batuan setiap hari Minggu. Dan orang asing pun ada," ungkap Sadia.

Menurut dia, dulunya Perkumpulan Pelukis Baturulangun memang sudah membina anak-anak. Sebab seusia mereka aktivitas yang cenderung diminati adalah mewarnai. "Begitu masuk ke teknik Batuan sangat berbeda. Rumit, tapi kami bersyukur anak-anak semakin menikmati," ujarnya.

Harapannya, dari puluhan anak-anak yang di saat ini setidaknya ada 10 sampai 15 orang yang menjadi pelukis. "Kami syukuri, tanggung jawab melestarikan dan meneruskan lukisan gaya Batuan ini berhasil," ujarnya.

Untuk diketahui, seni lukis gaya Batuan telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional tahun 2019. Keberadaan seni di Batuan terbukti memiliki sejarah panjang, merujuk pada keberadaan prasasti Baturan caka 944 (1022 Masehi). Seni-seni yang berkembang di Batuan—yang dulu disebut Citrakara meliputi Seni Lukis, Seni Topeng, Tari Gambuh, Karawitan, Pandil, Ukiran Batu, dan lain-lain. Pada tahun 2022 ini, Prasasti Baturan genap berusia 1000 tahun (sahasra warsa) atau satu milennium. Sejumlah anak didik berhasil meraih prestasi bahkan di level internasional.

Salah satunya I Putu Lingga Adi Wahyu, 14, yang pada 2019 berhasil keluar sebagai juara I dalam ajang internasional Mitsubishi Asian Children's Enikki Festa.

Lingga sejak 2015 memang sudah berlatih melukis pada Komunitas Baturulangun Batuan. Ia pun bermimpi satu saat menjadi pelukis profesional. "Harus sabar, tidak boleh tergesa-gesa, harus dinikmati prosesnya," ujar siswa SMP Negeri 1 Sukawati.

Untuk diketahui, seni lukis gaya Batuan telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional tahun 2019. Keberadaan seni di Batuan terbukti memiliki sejarah panjang, merujuk pada keberadaan prasasti Baturan caka 944 (1022 Masehi). Seni-seni yang berkembang di Batuan, dulu disebut Citrakara, meliputi Seni Lukis, Seni Topeng, Tari Gambuh, Karawitan, Pandil, Ukiran Batu, dan lain-lain. Pada tahun 2022 ini, Prasasti Baturan genap berusia 1.000 tahun (sahasra warsa) atau satu millennium.

Sementara pameran Bali Kandarupa kali ini, mengusung tajuk "Danu-Hulu-Manu" (Susastra Lelaku Air Cipta Rupa). Karya-karya para seniman Batuan dapat disaksikan di venue Gedung Kriya-Art Center, Museum Puri Lukisan, Ubud, Museum Neka Ubud, dan Museum ARMA, Desa Peliatan, Ubud, sampai 10 Juli 2022. *nvi,cr78

Komentar