nusabali

Uwais Craft, Padukan Kain Endek dan Goni Menjadi Tas Kekinian

  • www.nusabali.com-uwais-craft-padukan-kain-endek-dan-goni-menjadi-tas-kekinian

DENPASAR, NusaBali.com – Kain endek bukan hanya menawan dijadikan bahan busana. Wastra atau kain tradisional khas Bali ini pun menarik saat dijadikan bahan sebuah tas yang dipadupadankan dengan kain goni.

Kerajinan menarik ini diangkat oleh Uwais Craft yang memajang berbagai produknya dalam Pameran Bali Bangkit di Gedung Ardha Chandra, Art Center, Denpasar.  Produk Uwais ini dibanderol mulai dari Rp 50.000 seperti name tag id card. Sedangkan harga paling mahal Rp 525.000 untuk Dinda Bag.

“Produk Uwais Craft memfokuskan pada tas kombinasi bahan goni dan endek. Jenis produk mulai dari yang bisa digunakan pada acara formal maupun non-formal,” ungkap Kadek Sri Mirah Yusita Putri, penjaga stand Uwais Craft, Jumat (1/7/2022).

Adapun segmen pengunjung yang tertarik pada produk Uwais Craft bervariatif, mulai dari kalangan anak muda sampai orangtua. “Kalau yang muda, lebih banyak membeli tote bag dan name tag id card. Tapi kalau kalangan pebisnis, lebih banyak beli tas laptop, dompet, dan kipas,” ungkap Kadek Sri yang juga mahasiswi baru Universitas Udayana ini.

Keunikan dalam memadupadankan bahan goni dan juga kain endek membuat Ketua Dekranasda Bali, Putri Suastini Koster, merekomendasikan Uwais Craft untuk ikut dalam pameran serangkaian Pesta Kesenian Bali XLIV Tahun 2022 ini.

“Memang benar kami diundang oleh Ibu Koster selaku Ketua Dekranasda Provinsi Bali. Karena berliau melihat produk Uwais ini adalah produk premium dan unggulan di Bali,” ungkap Rosilawati, owner Uwais Carft.

Perempuan 54 tahun ini  mengaku, jika usaha yang dikembangkan sejak 2013 ini selalu menyempatkan ikut dalam pameran Dekranasda. Apalagi Putri Suastini Koster memang dikenal sangat mendukung dan peduli terhadap para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Pulau Dewata.

“Ibu Koster selalu borong produk kita. Salah satunya yang sering diborong adalah dinda bag. Terakhir ibunya borong 12 pcs tote bag,” paparnya sembari memperlihatkan tas kesukaan first lady Provinsi Bali ini. 

Sebagai entrepreneur Rosilawati mengaku  selalu membaca market pasar agar nantinya memberikan produk yang berbeda dari sebelumnya. Maka tak salah jika para customer selalu repeat order. 

“Kami sebagai seorang pengusaha menciptakan sebuah kesuksesan harus dibangun setiap hari. Semua produknya dan idenya selalu di-update setiap hari, supaya pelanggan itu repeat order terus,” papar Ketua DPC Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) Kabupaten Klungkung ini.  

Kecintaan Rosilawati  terhadap tenun endek yang merupakan bahan tekstil lokal bali dengan nilai estetika yang tidak dapat ditemukan pada kain lain, membuatnya memiliki mimpi yang mulia. 

“Kami menggunakan konsep berbagi. Untuk menciptakan sebuah kesuksesan itu tidak hanya dengan meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Saya punya mimpi ingin membuat sebuah produk yang bermanfaat untuk orang sekitar saya juga,” gumamnya bercerita. 

Di balik konsep berbagi itulah, Rosi membuka kelas pembuatan produk Uwais bertempat di rumah produksi Jalan Puputan Gg. XIX No. 2 Semarapura, Kabupaten Klungkung. “Kelas diadakan setiap hari Sabtu dan tidak dipungut biaya sepeser pun,” ungkap Rosilawati. 

Sementara itu soal omzet penghasilan yang sudah didapat saat pameran PKB yang sudah dimulai sejak 12 Juni yakni rata-rata  Rp 20 juta. “Sampai saat ini penjualannya melebihi target yang kita anggarkan. Produk yang sudah terjual hampir 100 pcs diantaranya yang paling best seller adalah tote bag dan name tak ide card,” ujarnya mengakhiri. *ris

Komentar